Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan upaya yang dilakukan dalam menurunkan angka kasus stunting menjadi 10,4% di tahun 2022. Salah satunya melalui upaya lintas sektor.
Diketahui, keberhasilan penanganan stunting di Kota Semarang membuat perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini banyak diminta untuk berbagi pengalaman. Salah satunya dalam acara Expert Meeting III di Ballroom Hotel Raffles, Jakarta.
"Hari ini saya menjadi narasumber terkait dengan best practice untuk penurunan stunting di Kota Semarang. Inovasi-inovasi yang ada di Kota Semarang yang mana sudah membuktikan bahwa dengan program-program tersebut di Kota Semarang (angka prevalensi stunting) turun dari 21,3% (tahun 2021) menjadi 10,4% (tahun 2022)," ungkap Ita dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ita menceritakan berbagai upaya dan inovasi yang ditempuh dalam rangka menurunkan angka stunting di ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Menurutnya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh segelintir dinas saja, tetapi harus melibatkan dinas-dinas lintas sektor. Sehingga pihaknya dapat memberantas akar penyebab stunting dari berbagai faktor.
"Tentunya menjadi satu hal yang sangat luar biasa sehingga (program-program penanganan stunting) bisa menjadi satu inovasi yang bisa diterapkan (oleh daerah lain) tapi mungkin tidak sama ya. Jadi bisa di ATM-kan. Amati, tiru, dan modifikasi," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan inovasi terbaru penanganan stunting melalui peluncuran Daycare Rumah Pelita yang digelar Februari lalu. Selain didampingi oleh pengasuh, anak-anak stunting yang dititipkan di Daycare Rumah Pelita ini akan dipantau oleh dokter untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangannya.
Aktivitas anak-anak stunting di Rumah Pelita ini juga dijadwalkan secara teratur. Mulai dari waktu makan, bermain, istirahat, hingga sore hari saat anak-anak dijemput orang tuanya. Rumah Pelita juga menyediakan makanan bergizi yang sudah ditentukan oleh ahli gizi yang ditunjuk Pemerintah Kota Semarang.
Di sisi lain, Ita menyampaikan Kota Semarang tengah melaju ke tahap 2 penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia (RI). Pihaknya optimistis inovasi-inovasi yang digagas jajarannya, termasuk yang berkaitan dengan stunting, dapat membuat Kota Semarang meraih hasil terbaik dalam PPD tahun ini.
"Diharapkan dengan adanya inovasi-inovasi ini, perencanaan dari Kota Semarang bisa mendapatkan yang terbaik," tandasnya.
(akd/ega)