TNI menegaskan proses negosiasi untuk menyelamatkan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang disandera KKB Egianus Kogoya terus berjalan. TNI juga menjelaskan alasan tak menerima bantuan dari pemerintah Selandia Baru.
"Kemarin terakhir Pemerintah Selandia Baru menghadap Panglima, dubesnya sudah menawarkan untuk membantu. Namun, Panglima menyatakan bahwa satuan TNI masih cukup untuk menangani masalah penyanderaan ini," kata Kepala Pusat Penerangan (Kasuspen) Laksda Kisdiyanto di PMPP Sentul, Bogor, Rabu (15/3/2023).
Dia mengatakan negosiasi dilakukan sesuai arahan pemerintah. Dia berharap semua pihak bersabar karena negosiasi membutuhkan waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak. Itu adalah dari pemerintah kita bahwa kita mengedepankan negosiasi agar melepas sandera, bukan dari permintaan dari pemerintah Selandia Baru," ucapnya.
"Negosiasi tidak akan sebentar. Pasti butuh waktu yang panjang dan kita semua harus sabar karena ini menyangkut nyawa manusia yang harus kita selamatkan meskipun satu orang. Itu adalah nyawa manusia. Jadi kita mengedepankan asal menindak separatis itu," sambungnya.
Kisdiyanto menegaskan KKB merupakan kelompok yang meresahkan masyarakat di Papua. Dia mengatakan tindakan KKB membuat masyarakat menjadi korban.
"Memang satuan ini kelompok separatis ini sudah sangat meresahkan dan mereka tidak peduli kepada rakyat Papua sendiri. Terbukti apa? Masyarakat dan anak-anak menjadi korban. Jadi tameng hidup bagi mereka," jelasnya.
"Sebenarnya TNI kalau memang sudah ada perintah dari negara, pemerintah untuk segera mengeksekusi kita akan laksanakan," sambung Kisdiyanto.
Lihat juga Video 'Pilot Susi Air: Saya Akan Dilepas Usai Papua Merdeka':