Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid mengapresiasi langkah Pertamina yang segera mengevaluasi depo BBM di kawasan padat penduduk. Di sisi lain, dia mendesak Pertamina memindahkan terminal BBM yang ada di kawasan padat penduduk.
Selain di Plumpang, Jakarta, Depo Pertamina yang masuk dalam kawasan padat penduduk ada di Samarinda, Kalimantan Timur.
Pada rapat dengar pendapat dengan Direktur Pertamina Nicke Widyawati, Selasa (14/3), Nusron mengulas mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek pada 11 Mei 2010 pernah mengirim surat ke Pertamina agar Depo BBM Samarinda segera direlokasi, karena tidak sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Samarinda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 21 Juni 2010, lanjut Nusron, Direktur Pemasaran Pertamina Djaelani Sutomo menjawab dan berjanji akan melakukan evaluasi dan kajian secara konprehensif mengenai relokasi TBBM Samarinda. Selanjutnya, pada 6 April 2011 Gubernur Awang Faroek menagih janji evaluasi dan rencana relokasi tersebut.
"Namun hingga sekarang belum ada kajiannya. Ini relokasi nunggu terbakar lagi?" cecar Nusron dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (15/3/2023).
"Bukankah memang yang namanya Depo Pertamina setiap 30 tahun harus dievaluasi sesuai dengan perkembangan pendudukan dan kawasan?" tegas Nusron di hadapan Nicke dan pejabat Pertamina yang hadir.
Dalam rapat itu, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengakui lokasi depo BBM yang dimiliki Pertamina ada di pemukiman padat penduduk, terutama yang ada di kota-kota besar seperti Samarinda, Makasar, Semarang, Bali dan lainnya.
"Tadi ibu Dirut Pertamina sudah baik sekali. Mengakui bahwa TBBM yang sudah di kawasan padat penduduk tidak hanya di Plumpang, tapi ada di hampir kota besar di Indonesia," sebut Nusron.
Namun, politisi Partai Golkar itu menilai, pengakuan dari Dirut Pertamina saja tidak cukup. Ia mendesak Pertamina untuk segera merelokasi seluruh depo di pemukiman padat penduduk untuk mencegah tragedi kebakaran yang menelan korban jiwa terulang
"Jangan sampai menunggu korban dulu baru Pertamina minta maaf dan menyesal. Lebih baik bertindak dari sekarang. Segera pindahkan depo yang ada di area padat penduduk," cetus Nusron.
Pemda Sediakan Tempat Relokasi
Adapun depo BBM Pertamina di Samarinda yang disinggung Nusron itu terletak di Jalan Slamet Riyadi, Karang Asam Ulu, Kec. Sungai Kunjang, Kota Samarinda. Depo tersebut dapat menampung 10.000 kiloliter Solar, 7.000 kiloliter Premium, dan 2.000 kiloliter Pertamax.
Area kanan dan kiri depo itu berbatasan langsung dengan rumah warga di pemukiman yang cukup padat. Nusron menyebut pemerintah dan warga setempat sebenarnya sudah sadar bahwa keberadaan depo di tengah pemukiman itu sangat membahayakan.
"Bahkan Gubernur Kaltim pada tahun 2010 dan 2011 sudah pernah kirim surat ke Dirut Pertamina agar direlokasi," kata Nusron.
Ia menambahkan Gubernur Kalimantan Timur saat itu, Awang Faroek Ishak meminta agar Pertamina merelokasi tempat penampungan BBM itu ke Kecamatan Palaran. Dalam surat itu Awangjuga menyatakan, Pemprov Kaltim siap membantu memfasilitasi lahan yang diperlukan untuk pembangunan depo baru.
Namun, sambung Nusron, tak pernah ada tindak lanjut dari Pertamina terkait hal itu.
"PT Pertamina seolah abai dan enggan memikirkan keselamatan warga di sekitar depo," ungkap Nusron.
Nusron berharap tragedi kebakaran Plumpang membuat jajaran direksi Pertamina bisa tergerak untuk segera merelokasi depo.
Simak juga 'Saat RS Polri Telah Identifikasi Seluruh Jenazah Kebakaran Depo Plumpang':