Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (22) ditemukan tewas usai lompat dari lantai 18 salah satu apartemen di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. MPD tewas menjelang tiga hari perayaan wisudanya.
MPD tewas pada Rabu (8/3/2023) dini hari. MPD diketahui akan melaksanakan wisuda pada Jumat (10/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya betul mau wisuda, hari Jumat-nya itu mau prawisuda apa apa itu," ujar Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno saat dihubungi.
Sempat Posting Minta Maaf
Tribuana mengungkap fakta sebelum MPD dinyatakan tewas. MPD ternyata sempat memposting minta maaf di media sosial Instagram sebelum melompat.
"Kemudian juga sebelum melakukan bunuh diri sempat minta maaf posting di story IG," kata Kapolsek Kebayoran Baru Kompol Tribuana Roseno saat dihubungi, Sabtu (11/3).
Tribuana mengatakan korban sempat 'pamitan' kepada teman-temannya melalui Insta Story Instagram pribadinya.
"Oh itu sebelum loncat pamitan sama keluarga sama teman-teman di IG Story," imbuhnya.
UI Berduka
Pihak kampus UI menyampaikan dukacita yang mendalam. MPD diketahui merupakan mahasiswa fakultas FISIP.
"Innalillahi wainaillaihi rojiun. Kami menyampaikan duka cita setulusnya dan mendalam atas kepergian ananda terkasih, mahasiswa kami dari FISIP UI, salah seorang warga dari sivitas akademika UI," ujar Amelita kepada wartawan dikutip, Minggu (11/3).
Amelita mengatakan sivitas akademika UI sangat berduka atas wafatnya MPD. Dia pun mendoakan yang terbaik untuk MPD.
"Kami hanya bisa menyampaikan hal tersebut. Di luar itu, bukan kapasitas kami untuk menanggapi. Demikian yang bisa kami sampaikan. Kita doakan yang terbaik baginya," katanya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya..
Simak juga Video: Dijodohkan Ortu, Calon Pengantin Pria di Sulsel Tewas Minum Racun
Tak Ada Bekas Tanda Penganiayaan
Dari hasil pemeriksaan visum, kata Tribuana Roseno, tidak terdapat luka-luka bekas penganiayaan pada tubuh korban.
"Yang pasti dari hasil visum tidak terdapat luka-luka akibat penganiayaan. Kemudian dari pihak keluarga nolak untuk diautopsi," kata Tribuana Roseno.
Berdasarkan keterangan saksi petugas keamanan menyebut, di hari kejadian korban masih beraktivitas seperti biasanya. Pihak kepolisian hingga kini masih mendalami kasus yang ada.
"Hari kejadian. Dia aktifitas biasa saja tiap hari. Tidak masalah," imbuhnya.
Curhat soal Ortu Cerai
Kompol Tribuana mengatakan, berdasarkan keterangan teman-teman korban, korban tidak memiliki permasalahan selama ini. Namun, ia mengakui adanya curhat korban soal permasalahan orang tuanya.
"Kalau dari teman-temannya kita sempat cerita ngobrol biasa saja sama saudaranya. Tidak ada permasalahan apa-apa. Memang ada ini sih (curhat soal) ortunya cerai," kata Tribuana.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah hal tersebut menjadi pemicu korban bunuh diri atau bukan.
"Kurang lebihnya, tapi kita tidak bisa menyimpulkan ke situ," ujarnya.
Korban Pernah Konsultasi ke Psikolog
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo menjelaskan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus tersebut. Total ada 7 saksi yang dimintai keterangan polisi.
"Pada Keterangan yang sudah diambil penyidik, di sini ada tujuh saksi di TKP maupun pihak keluarga dan tentunya juga penyidik mengambil keterangan psikolog," kata Trunoyudo kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (13/3).
Trunoyudo menjelaskan psikolog termasuk salah satu yang diperiksa polisi karena sebelumnya korban pernah berkonsultasi dengan psikolog UI.
"Karena korban ini juga merupakan asesi yang mendapatkan asesmen psikolog, khususnya dari pihak psikolog UI," imbuhnya.