Sebagai tindak lanjut informasi itu, Sri Mulyani mengatakan ada 126 audit investigasi yang dilakukan, dan rekomendasi hukuman disiplin kepada 352 pegawai Kemenkeu. Menurutnya, sanksi diberikan sesuai UU ASN dan PP nomor 94 tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
Menyoal transaksi aneh Rp 300 triliun, Sri Mulyani mengaku belum juga mendapatkan informasi lebih lanjut. Namun demikian, Sri Mulyani merasa senang didukung untuk 'bersih-bersih' kantornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya senang sekali, seperti yang saya sampaikan di Solo, bahwa berita mengenai transaksi Rp 300 triliun dan juga keinginan Pak Mahfud untuk meyakinkan bahwa Kemenkeu di bawah kepemimpinan saya untuk melakukan tindakan yang konsisten. Saya sangat senang mendapat dukungan dari Pak Mahfud," kata Sri Mulyani.
Sri dan Mahfud juga akan terus bekerja sama dengan PPATK dan aparat penegak hukum untuk menelusuri isu duit gede itu. Dia bertekat membuka kasus-kasus di lingkungan kantor bendahara negara ini.
"Tidak ada yang tidak akan kita buka. Kita akan terus membuka," kata Sri.
Transaksi janggal Rp 300 triliun saat ini masih misterius. Meskipun eksistensi transaksi janggal itu disebut Mahfud, namun Sri Mulyani masih menyimpan tanda tanya besar di dalam kepalanya.
"Mengenai Rp 300 triliun, sampai siang hari ini saya tidak mendapatkan informasi Rp 300 triliun itu ngitungnya dari mana, transaksinya apa saja, siapa yang terlibat," kata Sri.
Dia berharap Kepala PPATK Ivan Yustiavandana untuk membuka informasi mengenai Rp 300 triliun yang disebut Mahfud itu. Soalnya, informasi Rp 300 triliun tidak tercantum dalam surat-surat PPATK ke Kemenkeu.
"Pak Ivan, Rp 300 T itu seperti apa? Mbok ya disampaikan ke media. Saya juga ingin tahu, siapa saja yang terlibat, sehingga pembersihan saya juga makin cepat," kata dia.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.