6 Hal soal Santri Bangkalan Tewas Dianiaya Senior

6 Hal soal Santri Bangkalan Tewas Dianiaya Senior

Tim detikJatim - detikNews
Sabtu, 11 Mar 2023 16:57 WIB
Seorang santri di Bangkalan tewas dianiaya senior. Diketahui, pelaku adalah kakak kelas yang berada di pondok pesantren yang sama dengan korban.  Apa motifnya?
Ilustrasi penganiayaan (Foto: Dok. detikcom)
Jakarta -

Seorang santri di Bangkalan tewas dianiaya senior. Diketahui, pelaku merupakan kakak kelas yang berada di pondok pesantren yang sama dengan korban.

Polisi pun membenarkan aksi penganiayaan itu. Lantas, apa motif peristiwa penganiayaan tersebut? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Motif Santri Bangkalan Tewas Dianiaya Senior

Dikutip dari detikJatim, peristiwa penganiayaan santri itu terjadi di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Geger, Bangkalan, Jawa Timur. Kapolsek Geger AKP Suyitno membenarkan hal tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya betul ada kejadian (penganiayaan) tersebut dan mengakibatkan korban meninggal," kata Suyitno, Rabu (8/3/2023).

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya menjelaskan awalnya korban dituduh mencuri barang milik santri lain.

ADVERTISEMENT

Kemudian, korban dibawa pelaku ke pengurus. Saat dimintai klarifikasi, korban mengaku tidak mengambil barang apapun. Karena tidak kunjung mengaku, pelaku geram dan menganiaya korban hingga tewas.

"Jadi pelaku menilai sikap korban itu telah memutar balikkan fakta dan membuat pelaku marah sehingga terjadi aksi tersebut," ujarnya, Kamis (9/3/2023).

Menurut Bangkit, saat penganiayaan, sebagian pengurus ponpes telah pulang. Sebagian pengurus juga masih di ponpes, tetapi tidak berada di lokasi.

"Ada sebagian (pengurus) ada di lingkungan pondok di dekat TKP," jelasnya.

BT, santri di Bangkalan yang tewas dianiaya senior. Diketahui, pelaku adalah kakak kelas yang berada di pondok pesantren yang sama dengan BT.BT, santri di Bangkalan yang tewas dianiaya senior. Diketahui, pelaku adalah kakak kelas yang berada di pondok pesantren yang sama dengan BT. (Foto: Istimewa)

Identitas Korban

Diketahui, korban berinisial BT (16). Ia merupakan warga Desa Bulukagung, Kecamatan Klampis. Korban duduk di kelas 1 SMA dan sambil menempuh pendidikan agama di pondok pesantren tersebut.

Ada Luka Lebam di Tubuh Korban

Tanda bekas penganiayaan itu membekas di beberapa bagian tubuh korban yang ditandai dengan luka lebam. Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya mengatakan luka lebam terdapat di bagian lengan, punggung, hingga dada korban.

"Hasil pemeriksaan sementara, lebam terjadi di lengan, punggung, dan bagian dada," kata Bangkit, Rabu (8/3/2023).

Polisi Periksa 20 Saksi

Pihak kepolisian telah memeriksa 20 saksi terkait kasus santri Bangkalan yang tewas dianiaya senior. Namun, hingga saat ini, belum ada satu pun yang tetapkan sebagai tersangka karena masih didalami lebih lanjut.

"Sudah ada 20 saksi, untuk saat ini belum ada penetapan tersangka. Kami masih terus dalami baru nanti bisa kami tetapkan," ucap Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Bangkit Dananjaya, Kamis (9/3/2023).

Orang tua korban bantah anaknya mencuri. Baca berita di halaman selanjutnya.

Simak juga 'Saat 2 Hari Dalam Pencarian, Santri di Jambi Tewas Tenggelam':

[Gambas:Video 20detik]



Ponpes Tidak Lapor ke Ortu Korban

M Nasip, orang tua korban mengaku dirinya mengetahui anaknya menjadi korban penganiayaan dari orang lain. Pihak yang memberitahukannya itu adalah perangkat desa di Bulukagung.

"Justru pihak pondok tidak ada memberi tahu kami secara langsung. Malah kami diberitahu oleh orang lain," ucap Nasip, Kamis (9/3/2023).

"Padahal pondok punya nomor saya, kenapa memberitahu ke saya ini telat. Malah saya tahu dari warga sekitar sini," imbuhnya.

Kepala Desa Bulukagung, Thalhesul Murod membenarkan pihaknya yang memberitahu kabar meninggalnya korban ke keluarga. Pihaknya juga mengetahui kabar itu dari Puskesmas Geger.

"Saya pertama kali mengetahui kejadian itu pada Jam 11 malam dari Puskesmas Geger. Jadi pihak puskesmas yang memberitahu saya, di waktu yang sama dari Polsek Geger juga ngabari kalau ada warga saya yang meninggal," ujar Murod.

Usai menerima kabar tersebut, ia langsung menghubungi perangkat desa untuk mengkonfirmasi identitas BT dan memastikan korban adalah warganya. Setelah mengetahui identitas BT, ia langsung meminta perangkat desa memberitahukan pihak keluarga.

"Sedangkan saya langsung menuju rumah sakit untuk mendatangi korban. Jadi memang pihak keluarga tahu kabar itu dari perangkat desa," jelasnya.

Ortu BT Bantah Anaknya Mencuri

Orang tua BT, santri Bantalang yang tewas dianiaya senior membantah anaknya mencuri. Hal itu disampaikan oleh ayah korban, Moh Nasip.

"Jangankan ambil barang orang, ya, ada makanan di meja atau pun di kulkas saja selalu ia tanyakan itu punya siapa. Jadi tidak asal ambil," kata Nasip, Jumat (10/3/2023).

Ayah BT mengaku tidak mendapat keluhan apa pun sebelum anak keduanya itu meninggal. Ia bahkan tidak pernah mendapatkan cerita buruk dari anaknya saat berada di pondok pesantren tersebut.

"Selama ini dia selau baik-baik saja, tidak pernah mengeluh. Dia juga tidak pernah bilang tidak betah di pondok. Kami juga tidak ada firasat apa pun dan tidak menyangka ini terjadi pada anak kami," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(kny/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads