Sebanyak 52 unit angkutan feeder Wirawiri Suroboyo melengkapi pilihan layanan transportasi umum di Kota Surabaya. Transportasi umum yang baru dioperasikan pada Jumat (3/3) itu menjadi penunjang Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo.
52 angkutan feeder itu terdiri dari 14 Toyota Hiace berkapasitas 14 penumpang dan 38 Daihatsu Gran Max berkapasitas 10 penumpang. Angkutan baru ini melayani naik-turun penumpang di 315 halte atau bus stop yang ada di lima trayek.
Adapun rute 52 angkutan feeder itu adalah FD01 Terminal Benowo-Tunjungan sebanyak 14 unit, FD02 Park and Ride Mayjend Sungkono-Embong Wungu sebanyak 9 unit, FD03 Terminal Intermoda Joyoboyo-Kedung Asem sebanyak 10 unit, FD04 Penjaringan Sari-Gunung Anyar sebanyak 10 unit, dan FD05 Puspa Raya-HR Muhammad sebanyak 9 unit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulilah feeder Kota Surabaya yang diprakarsai oleh Pemkot Surabaya dan DPRD Surabaya untuk mengurangi kemacetan, akhirnya bisa terwujud dan bisa melayani di 5 rute, dan ini sudah lama kami bahas. Nanti insyaallah akan kami tambah lagi menjadi 7 rute," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (6/3/2023).
Eri mengatakan penambahan dua rute lainnya masih dalam tahap kajian antara pihak Dishub Surabaya dengan Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya. Sebab, ada beberapa hal yang harus dihitung ulang, termasuk daerah-daerahnya dan jumlah orangnya.
"Alhamdulillah kita punya komisi C dan pimpinan DPRD Surabaya yang hebat-hebat, dan kita punya tujuan yang sama untuk menyelesaikan masalah kemacetan di Surabaya ini," sebut Eri.
Eri menerangkan jarak antar angkutan feeder rata-rata 10-15 menit. Dalam tahapan sosialisasi, layanan angkutan feeder akan digratiskan selama satu pekan terhitung mulai dioperasikan.
"Nanti kita akan sosialisasikan tanpa biaya selama seminggu, sambil kita melihat berapa orang dari satu titik ke titik lainnya. Bagaimana pengaruhnya dan bagaimana animonya di wilayah itu. Kami mengimbau kepada seluruh warga Surabaya, ayo menggunakan transportasi umum, Insyaallah ini akan mengurangi kecelakaan dan kemacetan karena semakin padatnya kendaraan di Kota Surabaya," papar Eri.
Ia pun mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk menggunakan transportasi umum, mulai dari layanan Suroboyo Bus, Bus Trans Semanggi, maupun angkutan feeder setiap hari Jumat. Hal ini berlaku mulai Jumat (10/3).
"Mulai minggu depan ASN ini akan memberikan contoh, kalau kita sudah punya transportasi umum baik itu feeder maupun bus. Nanti dari kartunya ASN itu akan nge-tap masuk di titik mana, naik di situ. Ini juga termasuk Wali Kota, tidak boleh kalau naik motor, terus kemudian parkir tempat lain," ungkap Eri.
Selain itu, Eri juga memastikan saat ini pihaknya tengah berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur untuk mengkoneksikan angkutan feeder dengan kota penunjang Surabaya, yaitu Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.
"Surabaya Raya ini akan kita ramaikan dengan ini juga, karena ketika pagi orang berbondong-bondong masuk Surabaya, ketika sore arah keluar Kota Surabaya juga macet. Makanya, itu yang akan kita koneksikan dan insyaallah dengan Kadishub Provinsi Jatim juga ada connecting dengan feeder maupun Bus Suroboyo. Harapannya tentu transportasi umum ini bisa menjadi alternatif dalam mengurangi kemacetan di Kota Surabaya," tutur Eri.
Di samping itu, ia juga memastikan pengoperasian angkutan feeder sebagai salah satu upaya dalam memberdayakan sopir angkot di Kota Pahlawan. Sopir dan helper feeder diambil dari sopir angkot yang terdampak.
"Jadi, apapun yang kita sepakati dengan DPRD, apapun kegiatan pemerintah yang menggunakan APBD harus bisa menarik dan mengurangi kemiskinan di Kota Surabaya," cetus Eri.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru menjabarkan dari 52 angkutan feeder itu ada sebanyak 320 orang yang bertugas sebagai driver dan helper. Mereka sebelumnya merupakan sopir angkot yang sudah berpengalaman.
"Berdasarkan arahan Pak Wali, kita berdayakan para sopir angkot ini agar pendapatannya bisa meningkat," ungkap Tundjung.
Ia menyatakan feeder ini merupakan transportasi andal, nyaman dan murah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Surabaya. Angkutan feeder sudah ber-AC, tersedia tempat duduk untuk wanita berwarna pink (merah muda), tempat duduk untuk lansia berwarna merah, dan tempat duduk untuk umum berwarna hitam.
"Di dalam juga kami lengkapi LED informasi rute, monitor layanan informasi, media pembayaran atau tapping, dan juga ada CCTV-nya," lanjutnya.
Nantinya pembayaran angkutan feeder menggunakan sistem non tunai (kartu elektronik atau Qris) dengan tarif Rp 5.000 untuk penumpang umum, dan hanya Rp 2.500 untuk pelajar dan mahasiswa.
"Nah, tarif ini masih berlaku jika penumpang itu berpindah moda transportasi ke Suroboyo Bus selama belum melampaui waktu 2 jam. Jadi, ayo bersama-sama kita gunakan transportasi umum ini," ujar Tundjung. ADV
(ncm/ega)