.webp)
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin akan menjadi keynote speaker di universitas terbaik ke-2 di Jepang, Universitas Kyoto. Rencananya, Ma'ruf akan bicara tentang toleransi beragama.
"Wapres itu akan berbicara dalam satu simposium. Beliau sebagai Keynote Speaker di Universitas Kyoto. Itu adalah universitas terbaik ke-2 di Jepang. Dan Wakil Presiden akan berbicara mengenai pengalaman Indonesia sebagai negara yang plural yang bisa melaksanakan kehidupan secara damai dalam konteks beragama," kata Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Minggu (05/03/2023).
Dalam materi kuliah umum itu, Ma'ruf akan menceritakan pengalaman Indonesia dalam menerapkan kehidupan beragama yang damai. Sama seperti Jepang yang juga sudah mempraktikkan toleransi beragama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu Jepang adalah negara yang juga sudah sukses melaksanakan kehidupan beragama [dengan] damai dan dengan baik. Dan Indonesia juga punya pengalaman yang sama, dan itulah yang akan disampaikan oleh Wakil Presiden di Universitas Kyoto nanti," tuturnya.
Selain menjadi keynote speaker di Kyoto University pada Rabu (8/3/2023), Ma'ruf juga akan meresmikan masjid yang dibangun masyarakat Indonesia yang tinggal di Osaka, yaitu Masjid Istiqlal Osaka.
"Wakil Presiden akan meresmikan satu masjid di Jepang, ini adalah salah satu masjid yang terbesar di Jepang namanya Masjid Istiqlal. Ini juga menjadi kebanggaan warga negara yang ada di Jepang," ungkap Masduki.
Pada kunjungan kerja tersebut, Ma'ruf juga akan melakukan pertemuan bilateral untuk membicarakan kerja sama Indonesia-Jepang, khususnya di sektor Industri halal serta ekonomi dan keuangan syariah.
"(Akan ada) pembicaraan-pembicaraan bilateral antara Wakil Presiden sebagai Pemerintah Indonesia dengan beberapa unsur pemerintahan dari Jepang pada kunjungan ini, ke Osaka dan ke Kyoto, di dua tempat itu," ungkapnya.
Masduki menambahkan, Ma'ruf juga akan menyapa masyarakat Indonesia yang tinggal di Osaka dan Kyoto melalui forum dialog.
"Di samping itu tentu saja ada pembicaraan-pembicaraan dengan masyarakat Indonesia yang ada di Osaka dan Kyoto," tuturnya.
(yld/mae)
