Banjir melanda sejumlah titik di Jakarta Timur, Senin (27/2/2023) pagi. Aktivitas warga terganggu lantaran rumah digenangi air banjir akibat intensitas hujan yang tinggi.
detikcom mewawancarai seorang warga Cawang, Jakarta Timur, bernama Eka. Rumahnya terendam banjir sejak dini hari tadi. Dia mengaku sudah mendapatkan peringatan banjir pada Minggu (26/2) malam.
"(Air banjir) Masuk sekitar 04.00 WIB sudah mulai naik. Dari malam sudah ada info ada kenaikan air. Lalu kita buru-buru ngungsi tapi sudah banjir," kata Eka saat dihubungi pukul 10.40 WIB, Senin (27/2).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka tinggal di Jalan Dewi Sartika RT 15 RW 03, Cawang, Kramat Jati, Jaktim. Saat ini dia mengungsi ke rumah orang tuanya yang juga masih di kawasan Cawang.
Meski rumahnya banjir, anak-anak Eka tetap pergi ke sekolah. Upaya Eka mengantar anaknya sekolah dengan digendong.
![]() |
Anak Eka yang masih SD harus digendong kakaknya karena banjir. Anak Eka saling berjuang agar masuk sekolah.
"Anak aku yang SD diusahakan masuk, yang SMP tidak terkejar karena tadi masih hujan dan mengantar adiknya. Jadi anak aku digendong kakaknya yang SMP. Diantar sampai sekolah," ucap dia.
Simak juga 'Permukiman Warga di Jatinegara Terendam Banjir':
Cerita Ibu Muda di Kala Banjir
Masih di wilayah Jakarta Timur, cerita lain datang dari mama muda berusia 21 tahun. Nadia namanya. Dia saat ini sedang mengandung anaknya berusia 2 bulan.
Rumah Nadia banjir setinggi 1,5 meter. Rumahnya tepat berada di Jalan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur (Jaktim).
Karena rumahnya banjir, Nadia harus mengungsi. Nadia mengaku kebingungan saat air banjir tiba-tiba lolos masuk ke rumahnya. Terlebih, Nadia hanya tinggal berdua dengan suami sehingga kerepotan menyelamatkan barang-barangnya saat banjir menerjang.
"Iya saya kan punya anak kecil, untuk keluhan banjir kayak gini sih saya jadi bingung sendiri karena saya, pertama, masih muda. Saya tinggal berdua doang sama suami. Nah beres-beresin barang di bawah, anak juga masih 2 bulan. Masih bayi banget," kata Nadia ditemui detikcom di lokasi.
Nadia mengatakan posisi rumahnya berada di Jalan Kebon Pala yang kontur tanahnya menurun sehingga banjir cukup tinggi menggenang. Saat ini, Nadia menitipkan sang bayi di rumah Ibundanya.
"Saya rumahnya di bawah, itu tenggelem. TV aja udah nggak kelihatan. (Bayi) sekarang di rumah ibu," katanya.
Selain itu, Nadia khawatir anak-anak di sekitar yang terdampak banjir menjadi rentan sakit. Nadia membutuhkan bantuan.
"Iya ini banjir kan jadi lingkungannya kotor. Khawatirnya pada sakit. Butuh bantuan," ujar dia.
Senada, Ratna Sari (34), yang juga ibu hamil, mengeluhkan hal serupa. Ratna mengeluhkan banjir langganan di lokasi membuatnya terhambat mencari pundi rupiah.
"Kalau keluhan ya satu, saya jadi nggak bisa dagang, nggak bisa cari uang. Udah gitu nggak ada ransuman juga, kita laper kalau lagi nggak punya uang kayak gini," kata Ratna di lokasi.
Ratna menyinggung kerap ada petugas yang melakukan dokumentasi di lokasi banjir sekitar rumahnya. Namun dia menyebutkan bantuan ransum tak kunjung datang.
"Keluhannya ya itu, laper. Kalau lagi nggak punya uang kan. Orang pada datang foto, foto, foto tapi nggak asa ransuman," kata Ratna.