Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mendorong penuh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menindak tegas debt collector berkaitan dengan persoalan selebgram Clara Shinta hingga berujung polisi dibentak. Ahmad Sahroni mendukung ketegasan jajaran Polda Metro.
"Saya mendukung penuh sikap tegas Kapolda karena debt collector sudah sangat meresahkan di masyarakat, kasihan bagi mereka yang tidak berdaya melawan," kata Sahroni saat dihubungi, Jumat (24/2/2023).
Sahroni meminta Kapolda Metro Jaya dan jajaran tegas menangani premanisme. Dia menyebut keberadaan debt collector yang ilegal, sangat menakutkan bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapolda Metro dan jajaran harus tegas dengan premanisme yang bergentayangan, debt collector wajib dihilangkan agar tidak menjadi rayap yang menakutkan buat masyarakat," tegasnya.
Lebih lanjut, Sahroni mengusulkan Kapolda Metro Jaya membinasakan debt collector yang tidak resmi. Dia beralasan, para debt collector tersebut hanya membawa ketakutan dan melakukan premanisme.
"Memang tidak semua debt collector punya cara premanisme yang resmi sebagai penagih sesuai aturan boleh saja, tapi yang tidak resmi dan melakukan ketakutan buat masyarakat harus dibinasakan," ujar dia.
Kapolda Metro Jaya Akan Tolak Laporan Debt Collector
Sebelumnya, pihak debt collector berencana melaporkan balik selebgram Clara Shinta soal dugaan penipuan dan pemalsuan surat buntut kasus penarikan paksa mobil yang berujung pembentakan terhadap anggota Bhabinkamtibmas. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran merespons rencana pelaporan tersebut.
Fadil mengatakan pihaknya akan menolak rencana pelaporan tersebut. Sebab, menurut dia, debt collector tersebut diduga bersalah dalam perkara yang ada.
"Enggak ada namanya buat kekerasan, mana ada perlindungan. Nggak akan (diterima laporan), ditolak itu. Orang dia buat kejahatan kok malah dilindungi gimana itu. Jangan dibolak-balik cara pikirnya," kata Fadil kepada wartawan, Kamis (23/2).
Fadil menyebutkan, pihaknya juga sudah menggelar pertemuan dengan para Kapolres di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Tujuan pertemuan tersebut adalah membahas penindakan terhadap aksi premanisme yang belakangan menjadi sorotan.
"Kemarin langsung panggil seluruh Kapolres pagi-pagi, saya beri arahan, saya minta dibuat call center kalau ada mata elang dan sejenisnya, premanisme dan sejenisnya, tolong hubungi polisi, ditaruh di masing-masing Instagram call center-nya," tuturnya.
Simak Video: Dear Debt Collector yang Bentak Polisi: Kemarin Macan Kini kucing