Ekspresi anak pejabat Pajak, Mario Dandy Satrio (20), yang menganiaya anak pengurus GP Ansor, David, saat dipamerkan polisi menjadi sorotan. Pakar gestur mengulas ekspresi Mario Dandy sejak berjalan hingga dipamerkan polisi.
Pakar gestur Handoko Gani menilai ekspresi yang ditunjukkan Mario Dandy merupakan bentuk perasaan tidak bersalah. Dia menyebutkan Mario Dandy masih merasa apa yang dilakukannya benar.
"Ya ekspresi orang yang masih belum ngeh kenapa dia salah. Dia masih merasa apa yang dia lakukan tidak separah apa yang korban lakukan," kata Handoko saat dihubungi, Jumat (24/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Handoko lalu menyoroti alasan di balik Mario Dandy masih merasa benar bahkan setelah ditetapkan sebagai tersangka. Dia mengungkit aduan yang disampaikan mantan pacar David, perempuan berinisial A, kepada Mario Dandy.
"Saya curiga dengan penggunaan kata 'perlakuan tidak baik' yang selalu digunakan kepolisian sebagai aduan A kepada MDS ini, ini keliatannya sangat 'privacy', perlakuan 'tidak baik' ini apa? Yang menjadi pembenaran MDS melakukan tindakan itu bahkan berani berteriak 'laporin aja, gue nggak takut', harus jelas tuh apa maksudnya perlakuan 'tidak baik'," ucapnya.
Selain perasaan tidak bersalah, Handoko menilai ada ekspresi Mario Dandy yang menunjukkan dia merasa terlindungi. Dia menduga ayah Mario Dandy Satrio, Rafael Alun Trisambodo, ada di balik pembenaran diri Mario Dandy.
"Ekspresi dan gestur (tidak merasa bersalah) sejak berjalan hingga saat presscon-nya ya. Ini bisa saja (merasa terlindungi). Namun, di balik ini, ada pembenaran diri bahwa tindakannya itu nggak seberapa dibandingkan tindakan korban kepada A. Alasan itulah yang mungkin disampaikan kepada sang ayah atau pengacara yang mungkin berniat membela dirinya," jelasnya.
Simak analisis pakar soal kepala Mario Dandy tak menunduk di halaman berikutnya.
Simak Video: Detail Harta Trisambodo yang Naik Rp 35 M dalam 10 Tahun Terakhir
Saksikan juga Sosok minggu ini: Sandi Adam, Bimbing Warga Kelola Sampah Lewat Musik
Kepala Mario Dandy Tak Menunduk
Selain itu, Handoko mencoba menjelaskan mengapa kepala Mario Dandy tetap menengadah ke atas atau tidak menunduk ketika dipamerkan oleh polisi. Menurutnya, Mario Dandy tetap merasa perbuatannya layak.
"Nah kalau mau lihat aslinya pelaku-pelaku pengeroyokan/penganiayaan atau pembunuhan karena sakit hati, banyak pelaku seperti ini (seharusnya). Karena mereka masih merasa perbuatan mereka layak," ujar dia saat ditanya alasan kepala Mario Dandy masih tegak tanpa menunduk saat dipamerkan polisi.
"Dalam unsur psikologi, banyak pelaku kategori tersebut (pengeroyokan/penganiayaan atau pembunuhan karena sakit hati) memang masih merasa perbuatannya itu worth-it. Karena dia disakiti," lanjutnya.
Ekspresi Mario Dandy Satrio Jadi Sorotan
Untuk diketahui, anak pejabat Pajak, Mario Dandy Satrio (20), ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berat Cristalino David Ozora alias David (17), anak dari salah satu pengurus GP Ansor. Ekspresi anak pejabat Pajak saat dirilis polisi menjadi sorotan.
Seperti diketahui, polisi merilis kasus anak pejabat Pajak menganiaya David di Polres Metro Jakarta Selatan, pada Rabu (22/2). Mario Dandy Satrio sempat dihadirkan dalam jumpa pers tersebut.
Saat jumpa pers, Mario Dandy Satrio terlihat memakai baju tahanan berwarna oranye. Kedua lengannya diborgol.
Saat dihadirkan dalam jumpa pers, Mario Dandy Satrio terlihat memasang muka datar. Netizen menyoroti ekspresinya yang 'tanpa rasa penyesalan'.
Mario Dandy Satrio juga tidak terlihat menundukkan kepalanya, sebagaimana pada umumnya pelaku kejahatan yang menunduk ketika sudah ditangkap polisi. Sebaliknya, Mario Dandy Satrio terlihat menengadahkan wajahnya ketika kamera awak media menyorotnya.
Tak ada ucapan dari mulut Mario Dandy kala itu. Polisi kemudian membawa kembali Mario Dandy ke ruang pemeriksaan.
Saksikan juga Sosok minggu ini: Sandi Adam, Bimbing Warga Kelola Sampah Lewat Musik