PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan strategi untuk menghadapi lonjakan layanan angkutan Lebaran 2023 mendatang. Hal ini berdasarkan evaluasi terhadap penyelenggaraan layanan penyeberangan periode Angkutan Lebaran 2022, dan Natal dan Tahun Baru 2023 lalu.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengungkapkan berdasarkan hasil evaluasi, terdapat 3 hal yang menjadi fokus utama. Pertama, kondisi cuaca ekstrem di beberapa lintasan yang menyebabkan penutupan layanan penyeberangan pada periode waktu tertentu.
Kedua, masih terdapat praktik calo yang terjadi, sehingga perlu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengatasi hal tersebut. Lalu yang ketiga yaitu terkait keselamatan dan keamanan pelayanan angkutan penyeberangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjadinya kecelakaan kendaraan pada saat pemuatan di atas kapal angkutan penyeberangan termasuk jatuhnya kendaraan ODOL (Over Dimension Over Load) perlu menjadi perhatian. Atas kejadian ini, perlu dilakukan koordinasi dengan stakeholders terkait serta peningkatan pemahaman SOP oleh operator kapal sebagai tindak lanjut pencegahan agar tidak terjadi kembali," ujar Shelvy dalam keterangan tertulis, Senin (20/2/2023).
Selain itu, dia mengatakan ASDP telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendukung kelancaran layanan pada periode Lebaran 2023 pada 2 bulan mendatang. Di antaranya yaitu dengan menyiapkan buffer zone di KM 97 Tol Arah Merak.
Dalam hal ini pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten. Hasilnya, terdapat beberapa potensi pengembangan lahan untuk buffer zone di luar area pelabuhan, antara lain penyediaan lahan di KM 89 dan KM 97, serta perluasan titik buffer zone di KM 68.
Menurut dia, beberapa fungsi rest area sebagai pendukung angkutan penyeberangan juga menjadi buffer zone untuk skrining muatan bahan berbahaya, sekaligus skrining tiket pengguna jasa yang akan menyeberang. Hal ini dilakukan agar perjalanan bisa berlangsung sesuai dengan jadwal, serta menjamin aspek keselamatan, terkait dengan ketepatan data manifes
Selanjutnya, pelebaran dan penataan bahu Jalan Cikuasa bawah dan atas. Lalu, penambahan satu dermaga eksekutif dan untuk melayani angkutan dominan penumpang pada saat peak season, relokasi stasiun kereta api Merak, rencana penambahan dermaga di area sekitar Pelabuhan Merak dan Bakauheni.
Di sisi lain, ASDP juga menyiagakan dermaga di luar Pelabuhan Merak dan Bakauheni (Ciwandan dan Panjang), menambah kapasitas daya tampung pelabuhan demi kelancaran trafik di Pelabuhan Merak, serta sosialisasi penggunaan tiket online guna menghindari antrean penumpang di pelabuhan.
"ASDP secara terus menerus mengingatkan pengguna jasa agar melakukan reservasi tiket angkutan Lebaran 2023 lebih awal secara mandiri melalui aplikasi dan Web Ferizy agar perjalanan terasa lancar, aman, nyaman, dan selamat," terangnya.
Dia menjelaskan terdapat 2 mekanisme pembelian tiket kapal penyeberangan ferry. Skema pertama, pembelian tiket online yang dapat dilakukan H-60 sebelum keberangkatan melalui web reservation di www.ferizy.com, aplikasi di Android dan IOS, dan gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, Agen BRILink, dan lainnya. Sementara, pembayaran tiketnya dapat dilakukan melalui cara transfer antarbank, e-wallet, gerai retail, internet banking, dan lainnya.
Adapun pembelian tiket secara online melalui Ferizy, berlaku untuk layanan penyeberangan di empat pelabuhan utama. Yakni Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk. Untuk pengguna jasa yang telah membeli tiket diharapkan dapat mengatur waktu di hari H agar tidak terlambat dan melakukan check in 2 jam sebelumnya.
Dia menegaskan tiket akan expired jika melewati waktu jadwal masuk pelabuhan. Apabila tiba di pelabuhan belum bertiket, maka kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan.
"Jangan lupa saat membeli tiket via online, pastikan pengguna jasa mengisi daftar penumpang dalam kendaraan secara tepat dan lengkap, termasuk data kendaraannya. Ini penting terkait hak asuransi setiap penumpang dan memperlancar proses perjalanan," tuturnya.
Skema kedua, kata dia, pembelian tiket non online yang dilakukan langsung di pelabuhan penyeberangan (saat ini terdapat di 25 pelabuhan ASDP dan 11 pelabuhan Non-ASDP). Dengan pembayaran tiketnya dilakukan secara nontunai melalui transfer antarbank, e-wallet, gerai retail, internet banking, kartu debit, dan lainnya.
Evaluasi Dukung Kelancaran Angkutan Lebaran 2023
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI Rabu (15/2) pekan lalu, menyampaikan evaluasi penyelenggaraan Angkutan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 menjadi modal penting bagi pemerintah dalam upaya melancarkan penyelenggaraan angkutan Lebaran 2023 mendatang.
"Dari hasil evaluasi, penyelenggaraan Angkutan Nataru yang telah dilaksanakan kemarin berjalan relatif lancar dan terkendali, dan masih ada beberapa hal yang harus dibenahi. Evaluasi ini penting bagi kami untuk mempersiapkan Angkutan Lebaran nanti, yang semoga juga dapat berjalan dengan lancar dan terkendali," ujar Budi.
Dia menilai pada Angkutan Nataru kemarin, terjadi lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan yang cukup signifikan, dikarenakan telah dicabutnya kebijakan PPKM. Tercatat terdapat kenaikan hingga 73,33% atau sebesar 5,3 juta penumpang angkutan umum jika dibandingkan periode Nataru 2021/2022. Adapun kenaikan penumpang tertinggi terjadi di moda kereta api sebesar 168,32%, diikuti moda jalan (80,39%), moda udara (63,7%), moda penyeberangan (49,92%), dan moda laut (29,05%).
Selain itu, selama penyelenggaraan angkutan Nataru kemarin terdapat sejumlah kejadian yang perlu diperhatikan akibat adanya cuaca ekstrem. Di antaranya pelayanan angkutan penyeberangan di Merak-Bakauheni diberhentikan sementara oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku otoritas pelabuhan, yang sempat menyebabkan antrian kendaraan. Kemudian, insiden jatuhnya kendaraan dari kapal di Pelabuhan Merak.
"Cuaca ekstrem menyebabkan on time performance pelayanan transportasi relatif menurun. Ini menjadi pelajaran bagi kami, semoga cuaca ekstrem tidak terjadi di Angkutan Lebaran sehingga kami dapat berkonsentrasi melakukan pengendalian dari sisi yang lain," ucap Budi.
Selanjutnya, Komisi V DPR RI juga meminta BMKG dan Basarnas untuk meningkatkan diseminasi peringatan dini kepada masyarakat terhadap potensi terjadinya bencana akibat cuaca ekstrem dan meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam penanganan bencana.
Di samping itu juga meminta Korlantas Polri untuk meningkatkan pengawasan dan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam penerapan larangan dan penegakkan hukum terhadap kendaraan ODOL yang melintas di jalan umum.
Lihat juga Video 'Kemenparekraf Siapkan 15 Titik Posko Mudik untuk Lebaran 2023':