Den Haag - Secara mengejutkan pebulutangkis Belanda, Mia Audina (27), mengumumkan untuk gantung raket. Mia tahun ini sering sakit-sakitan.Keputusan untuk meninggalkan dunia bulutangkis itu disampaikan Mia hari ini, Rabu (16/8/2006).Selanjutnya Mia akan mendukung kegiatan suaminya, penyanyi gospel Tylio Lobman, serta menekuni karir kemasyarakatan. Ketika didesak apa itu konkritnya, Mia akhirnya berterus terang. "Saya akan berbisnis batu mulia. Saya punya banyak koneksi dengan keluarga kerajaan, terutama di Asia, dan kalangan papan atas. Saya berharap mereka bisa menjadi langganan," ujar Mia di depan kamera televisi publik, NOS.Keputusan bulat untuk gantung raket itu diambil Mia sepekan yang lalu. Mia mengaku sangat sulit untuk mengambil keputusan berpisah dengan dunia yang telah ditekuninya sejak kecil. "Sudah 14 tahun lamanya saya malang-melintang di puncak dunia. Kini saya merasa fisik saya sudah jenuh. Saya sebenarnya mau bertahan sampai Olimpiade Peking 2008, namun saya memperhatikan bahwa saya tahun ini sering sakit. Itu sebuah tanda bahwa saya terlalu menguras fisik saya," beber Mia.
KarirMulai usia 11 tahun Mia sudah masuk level tinggi perbulutangkisan. Ketika mencapai usia 13 tahun, Mia sudah berhasil menembus barisan elite timnas Indonesia.Setahun kemudian (1994) Mia menjadi pahlawan nasional, karena dia menjadi pemain penentu kemenangan Indonesia dengan menundukkan Zhang Ning (Cina) dalam final Piala Uber. Masih di tahun sama Mia menyabet gelar Piala Dunia, lalu medali perak Olimpiade Atlanta 1996.Setelah itu Mia, yang dilahirkan di Jakarta (22/8/1979) dengan nama lengkap Mia Audina Tjiptawan, seperti terlempar dari orbit. Masa-masa sulit membelit. Dia harus merawat ibunda tercinta yang sakit, sampai akhirnya meninggal dunia pada 1999. Mia terdepak dari timnas, tidak terpilih lagi. Namun guratan nasib menentukan lain. Pada 1999 itu pula Mia bertemu pria Belanda, Tylio Lobman. Keduanya lalu sepakat menikah. Mia ikut hijrah ke Belanda dan menanggalkan kewarganegaraan Indonesianya. Sejak jadi warga negara Belanda, Mia menemukan semangat baru. Bangkit membela merah-putih-biru, dan kembali membuktikan diri dengan menyabet medali perak Olimpiade Atena 2004, setara dengan prestasi di Olimpiade Atlanta ketika usianya delapan tahun lebih muda. Faktor Mia meledakkan demam bulutangkis di Negeri Tulip itu sekaligus mengangkat Belanda menjadi kekuatan disegani di Eropa.
Daftar Gelar Top MiaSaat masih WNI: Piala Uber (1994), Medali Perak Olimpiade Atlanta (1996), Indonesia Terbuka (1997), Hongkong Terbuka (1997), Jepang Terbuka (1998), Piala Uber (1998).Sebagai WN Belanda: Taiwan Terbuka (2000), Kejuaraan Eropa (2002), Swis Terbuka (2002), Belanda Terbuka (2002), BMW Terbuka (2002, ganda), Belanda Terbuka (2004), Jepang Terbuka (2004).
(es/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini