Songsong Indonesia Emas 2045, HNW Ajak Pemuda Jadi Generasi Terdidik

Yudistira Imandiar - detikNews
Minggu, 19 Feb 2023 11:43 WIB
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menekankan pendidikan adalah faktor kunci untuk mencapai target Indonesia Emas 2045. Ia mengulas di masa lampau para pemuda terdidik membantu Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Hal itu disampaikan HNW dalam pembukaan Munas VIII PP Pemuda Hidayatullah di Jakarta, Jumat (17/2). Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) hadir dalam munas untuk menyampaikan materi-materi kebangsaan dan keumatan kepada para peserta.

HNW menyampaikan materi dengan tema 'Kokohkan Karakter Pemuda Progresif Beradab Untuk Indonesia Bermartabat 2045'. Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Modern Gontor itu menyatakan tema tersebut merupakan visi yang luar biasa sehingga untuk mencapai cita-cita tersebut memerlukan soliditas yang luar biasa di internal Pemuda Hidayatullah dan organisasi Hidayatullah itu sendiri.

"Soliditas dan konsolidasi ini menjadi dipentingkan, agar bisa merealisasikan misi yang hebat dari Munas," kata HNW dalam keterangannya.

HNW menuturkan pemuda adalah bagian dari sejarah perjuangan bangsa. 100 tahunan yang lalu, ulasnya, muncul anak-anak muda yang mengokohkan jati diri dan karakter yang selanjutnya menghadirkan peran yang luar biasa, yakni memproklamasikan Sumpah Pemuda, yang menjadi pilar dan aktor penting Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Pada masa itu istilah 'Indonesia' yang awalnya dikreasikan para Pemuda yang berkumpul dalam organisasi Perhimpunan Indonesia, merupakan imajinasi dan idealisme yang populer dan mampu membingkai persatuan pemuda. Lewat organisasi yang mereka dirikan, Perhimpunan Indonesia, pada tahun 1920-an, mereka merintis Indonesia yang dicita-citakan. Organisasi itu didirikan oleh Mohammad Hatta di Belanda.

Sementara itu di Kairo, Mesir, lanjut dia, ada seorang anak muda dari Gunung Kidul lulusan Pesantren Tremas, Pacitan bernama Abdul Kahar Muzakir sedang menempuh pendidikan di Al Azhar. Tak hanya sekadar kuliah, Abdul Kahar juga menulis dan menjadi wartawan. Sebagai seorang penulis dan wartawan, ia mengabarkan tentang Indonesia di berbagai media di Timur Tengah.

"Dari sinilah saat Indonesia merdeka, negara-negara Timur Tengah yang kali pertama mengakui kemerdekaan Indonesia," sebutnya.

HNW melanjutkan saat Mohammad Hatta dan Abdul Kahar pulang ke Indonesia, mereka mempunyai peran penting membawa Indonesia merdeka.

HNW menambahkan satu abad yang lalu atau pada tahun 1920 an, anak-anak muda sudah memantapkan jati diri, karakter, progresivitas, dan kolaborasi di antara mereka. Dari semua langkah itu digelarlah Kongres I Pemuda tahun 1926 dan Kongres II Pemuda tahun 1928.

"Kongres pemuda merupakan salah satu langkah sangat penting menuju Indonesia merdeka," ucapnya

Berkaca dari sejarah, Hidaya pun mendukung Pemuda Hidayatullah yang dalam munas mempersiapkan langkah untuk menyongsong tahun 2045.

"Dari sekarang di tahun 2020-an mempersiapkan karakter, jati diri, untuk bisa menghadirkan pemuda progresif beradab yang mengisi Indonesia Emas 2045. Serta mempersiapkan pemimpin berskala Nasional di tahun 2045," tuturnya.

HNW menggarisbawahi pemuda yang berperan menghadirkan Indonesia adalah anak-anak muda yang terdidik. Mereka ada yang mendapat pendidikan di Eropa, Mesir, maupun di dalam negeri. Ada yang pendidikan umum ada yang di Pesantren.

"Kalau pun ada yang otodidak, otodidaknya sangat luar biasa. Seperti Haji Agus Salim," sambungnya.

HNW menyatakan orang yang terdidiklah yang bisa menghadirkan kontribusi luar biasa. Latar belakang pendidikan umum maupun pesantren menurutnya mampu menghasilkan pendidikan yang luar biasa.

"Keterdidikan menghasilkan kualitas dan keunggula," tegasnya

Untuk itu ia menekankan bila Pemuda Hidayatullah hendak mempersiapkan pemimpin di tahun 2045 maka amat sangat dipentingkan kualitas pendidikannya. Hidayat menegaskan keterdidikan dari generasi pada masa lalu adalah keterdidikan yang benar di mana dari perilaku maupun pikiran yang dihasilkan semuanya demi Indonesia merdeka dan bersatu.

"Tidak ada pikiran mereka yang memecah belah persatuan bangsa dan umat," ungkap HNW.

"Keterdidikan mereka memberi solusi," lanjutnya.

Para pemuda pejuang kemerdekaan disebut Hidayat tidak hanya terdidik namun mereka juga aktivis organisasi. Mereka anak-anak muda yang terbiasa bergerak, bekerja, dan berorganisasi. Mereka tidak individualistik.

"Tidak mungkin Indonesia merdeka oleh seseorang yang egois atau maunya bekerja sendiri atau mementingkan kelompoknya saja tanpa mempertimbangkan maslahat terbesar bagi bangsa dan negara," cetusnya.

"Maka juga tidak mungkin memikirkan Indonesia tahun 2045 dengan sejak sekarang mengabaikan kualitas SDM, pendidikannya serta sifat aktif berorganisasi dan terbiasa berani maju memberi solusi konstruktif atas berbagai masalah dan tantangan serta peluang yg ada," pungkas Hidayat.

Simak juga 'Luhut Paparkan Visi 2045 hingga Tak Ada yang Bisa Dikte RI':






(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork