Gempa dengan kekuatan Magnitudo (M) 6,6, yang kemudian di-update menjadi M 6,4, mengguncang Maluku Tenggara Barat, Maluku. Dari hasil analisis BMKG, gempa ini merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Banda.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Banda," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui keterangan tertulis, Jumat (17/2/2023).
Daryono menjelaskan, dari hasil analisis mekanisme sumber, gempa di Maluku Tenggara Barat ini memiliki mekanisme pergerakan geser naik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," ujarnya.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," lanjut Daryono.
Terasa hingga Sorong
Getaran gempa ini juga dirasakan di Sorong, Papua Barat Daya, hingga Kepulauan Banda. Getaran dirasakan dalam skala II dan III MMI.
"Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Saumlaki, Dobo, Kei, Sorong, Kaimana dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu), di daerah Banda dengan skala intensitas II MMI (getaran)," ungkap dia.
BMKG pun mengimbau warga tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, warga diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," pungkas Daryono.
(mae/idh)