.webp)
Warga Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, mengalami kesulitan air bersih selama dua pekan belakangan. PAM Jaya menjelaskan penyebabnya.
Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya, Syahrul Hasan, menjelaskan. Penyebab pertama adalah posisi Rusun Marunda yang berada jauh dari pusat suplai air. Di Marunda, tekanan air menjadi kecil dan akhirnya sulit diterima oleh warga penghuni Rusun.
"Posisi Rusun Marunda ada di ujung Jakarta yang juga merupakan ujung dari suplai kita. Selama ini, suplai kita ke Rusun Marunda itu tentu tekanannya akan mengecil," kata Syahrul Hasan kepada detikcom, Kamis (16/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa kondisinya makin parah dalam dua pekan belakangan? Ini karena dalam dua pekan belakangan ini aktivitas masyarakat di kawasan Marunda dan sekitar Marunda sudah meningkat, bahkan sudah seperti kondisi sebelum pandemi COVID-19. Termasuk, sebut Syahrul, aktivitas industri di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cilincing. Ada pula aktivitas pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda yang mulai aktif lagi.
"Aktivitas di STIP kan lagi optimal, siswanya lagi masuk, di tempat lain juga lagi masuk sehingga baru dua pekan belakangan ini dirasakan langsung oleh saudara-saudara kita di Marunda," kata Syahrul.
 Syahrul Hasan dari PAM Jaya (Dok. PAM Jaya) |
Rusun Marunda dihuni sekitar 2.000 orang. Kebutuhan warga di rusun tersebut cukup tinggi. Solusi sementara, PAM Jaya menyuplai tambahan truk tangki air berkapasitas 4 meter kubik, jumlahnya delapan tangki per hari, meskipun itu juga masih kurang.
"Ini karena 8 tangki itu 32 meter kubik. Kapasitas mereka 360 meter kubik. Memang tidak akan memenuhi secara optimal. Ini karena kami punya keterbatasan mobil tangki yang juga digunakan di wilayah lain, tidak mungkin kita akan drop ke sana secara keseluruhan," kata Syahrul.
Solusi jangka menengah adalah membangun reservoir air yang lebih dekat ke Marunda. Lokasi reservoir ada di STIP Marunda, sekitar 1,5 km dari Rusun Marunda.
(dnu/dnu)
