Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar, menyampaikan kinerjanya kepada Komisi III DPR RI. Dalam penyampaian itu, Boy menyebut dari 1.036 eks narapidana teroris (napiter) masih ada yang kembali menjadi residivis.
Rapat kerja digelar di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/2/2023). Rapat dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPR RI Pangeran Khairul Saleh.
"Dari eks napiter 1.036, 116 kembali jadi residivis kasus terorisme. 19 Orang masih di dalam lapas," kata Boy di Raker bersama Komisi III, Senin (13/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy menyebut beberapa nama residivis di kasus teroris seperti Iqbal Husnaini. Supriadi yang tergabung jaringan MIT, Juhanda pelaku bom gereja Oikumene, Afif alias Sunakin bom Thamrin, Wawan Kurniawan kerusuhan Mako Brimob 2018 hingga Agus Sujatno pelaku bom bunuh diri Polsek Astana Anyar.
Boy kemudian mengulas rekam jejak Agus Sujatno sebagai residivis teroris.
"AS (Agus Sujatno) pernah dihukum 4 tahun dan bebas murni sesuai keputusan hakim. Yang bersangkutan tanpa remisi karena memang tidak beritikad baik di lapas juga super max security," kata Boy.
Saat itu, kata Boy, yang bersangkutan masih berstatus merah lantaran Agus masih berkeyakinan tinggi pada ideologinya. BNPT, Polda, Densus 88 melakukan pengawasan selama Agus melebur ke masyarakat.
Pihaknya juga berencana melakukan pembinaan kepada Agus, tetapi dia tak menunjukkan itikad baik. Agus yang berprofesi sebagai juru parkir sempat direkomendasikan BNPT untuk mendapat bantuan dari Kemenhub dan Jasa Raharja.
Namun, lanjut Boy, usai menerima bantuan itu Agus hilang kontak. Pihaknya menemukan Agus kembali setelah menjadi pelaku bom bunuh diri.
"AS pernah sampaikan ingin buka usaha sendiri dan berhenti jadi tukang parkir. Tapi, setelah terima bantuan AS justru memutus kontak dengan tim sinergitas sampai ditemukan yang bersangkutan bom bunuh diri," tutur Boy Rafli.
"Pasca kejadian, BNPT telah identifikasi, rehab, dan pemberian kompensasi pada korban. Kami tidak ingin ini terjadi lagi, oleh karena itu BNPT komitmen meningkatkan pengawasan terhadap eks narapidana terorisme yang khususnya masih merah," ujarnya.
Boy mengaku dari semua eks napiter tak semuanya berikrar untuk setia kepada NKRI. Hal inilah yang disebut menjadi tantangan BNPT ke depan.
"Jadi memang di antara eks napiter yang keluar dari lapas tidak semuanya mereka berikrar setia kepada NKRI, tidak semuanya mereka menginsafi akan perbuatannya tetapi setidak-tidaknya dalam data kami sekitar 80% adalah bagian dari mereka-mereka yang masih bersikukuh dengan pendiriannya, dengan ideologinya. Karena memang kita menghadapi kelompok yang memang di antara mereka masih ada yang yakin dengan apa yang diyakini" ungkap Boy.
Lihat juga Video '475 Narapidana Teroris Telah Dideradikalisasi BNPT sepanjang 2022':