Bu Ami (53), yang mengeluhkan tembok rumahnya yang rawan jebol karena urukan tanah tetangganya, kini melubangi tembok rumahnya. Langkah ini untuk membuktikan tak ada fondasi pada urukan tersebut. Alasannya mengambil langkah itu adalah lelah dianggap mengada-ada atas keluhannya.
Ia menuturkan sempat diberi kabar oleh pihak kelurahan yang mengirimkan gambar bukti adanya fondasi pada urukan tetangganya. Bu Ami masih mempertanyakan kenapa retakan dan rembesan di rumahnya kerap terjadi jika ada fondasi.
"Orang kelurahan kan (Selasa, 7/2) jam 6 sore itu mengirim gambar ke saya. Ini lho gambar begitu (ada fondasi di urukan tetangga). Tapi yang penasaran kok rumah saya jadi begini, tapi kok masih retak kalau ada fondasi. Itu asal-muasalnya makanya saya jebol," kata Bu Ami saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (10/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat gambar itu, dia menduga hal tersebut bukan fondasi yang layak, melainkan hanya berupa tembok beton tipis. Selain itu, kata dia, urukan tak digali hingga kedalaman paling dasar.
"Saya bertanya tuh sama adek saya yang arsitek, 'ini mah gambar dinding beton ya, tipis' katanya. Kalau dengan urukan segitu tidak kuat. Fondasi gantung sepertinya, dan itu juga berbahaya," ucap Bu Ami.
Setelah menjebol tembok rumahnya, Bu Ami mendapati tanah dan batu pada urukan tersebut. Ia menyatakan kecurigannya tidak mengada-ada.
"(Setelah dijebol) cuma puing dan tanah lembek," katanya menunjuk jebolan itu.
![]() |
Kerugian yang dialami
Berkutat dengan persoalan dinding rumahnya yang tak kunjung usai, bu Ami bercerita tentang berbagai kerugian yang dialaminya. Ia mengatakan permasalahan tersebut berdampak terhadap berbagai aspek, dari kesehatan hingga pendapatannya.
"Banyak sekali (kerugian yang diamali). Misalnya kemarin Mas Agung (tetangganya) ngurus IMB, tetapi saya lagi sibuk di Cilebut, ada saksinya juga, tapi saya dibilang menghambat. Padahal saya gak ada maksud kayak gitu. Demi kebaikan tetangga mah hayuk, karena suatu saat saya pasti juga minta tolong ke tetangga. Namanya tetangga kan," ujar Bu Ami sambil menahan tangis.
![]() |
"Intinya banyak hal negatif yang beredar dan itu di luar ekspektasi saya. Mungkin itulah sanksi sosial saya. Mungkin saya perlu koreksi diri, mungkin saya yang salah," tambahnya.
Bu Ami menuturkan hanya memperjuangkan haknya. Ia menyatakan yang disuarakannya juga untuk mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan (tembok roboh).
"Saya nggak muluk-muluk. Harapan saya hanya bikin fondasi yang layak, itu saja. Kalau sudah silakan berikan surat pernyataan kepada saya kalau itu aman," harapnya.
Saksikan juga Sudut Pandang: Tato: Antara Seni, Ekspresi, dan Persepsi