Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini merespons soal viral anggaran kemiskinan Rp 500 triliun yang dipakai untuk rapat dan studi banding. Risma menegaskan, selama kepemimpinannya, ia melarang untuk mengadakan kegiatan di hotel.
"Bisa ditanya seluruh stafku, semenjak aku jadi Mensos, aku ngomong tidak boleh acara di hotel. Bahkan, kemarin kalau teman-teman tahu saya ada tamu dari seluruh Asia-Pasifik, bahkan ada adviser-nya Presiden Joe Biden itu kami mengadakan di kantor saya," kata Risma seusai raker bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Risma menyebut pihaknya berusaha untuk menghemat sebisa mungkin supaya bantuan yang diberikan kepada masyarakat bisa maksimal. Ia menyinggung kegiatan turun ke lapangan yang kerap kali menggunakan transportasi darat.
"Memang sengaja kami menghemat gitu, jadi misalkan saya (perjalanan) bencana, 14 jam saya tempuh pakai jalan darat, 16 jam saya tempuh pakai jalan darat, itu biasa saya. Gorontalo ke Manado 14 jam, dari Medan ke Padang Lawas 9 jam itu biasa," ujarnya
"Oleh karena itu, saya klarifikasi yang di Kemensos. Jadi kami nggak ada, kami coba bagaimana sehemat mungkin. Bahkan sekarang ini kami adakan acara misalkan training gitu di bale-bale kami. Bahkan saya ngomong, kita cat, kita perbaiki dengan kita tidur di bale, segitunya kami berusaha menghemat," kata Risma.
Sebelumnya, anggota Komisi VIII DPR RI mencecar Menteri Sosial Tri Rismaharini soal pernyataan MenPAN-RB Abdullah Azwar Anas bahwa anggaran kemiskinan di kementerian dan lembaga (K/L) hampir Rp 500 triliun terserap lebih banyak untuk rapat. Anggota Komisi VIII DPR mengaku heran dengan kabar tersebut.
Mulanya, anggota Komisi VIII dari Fraksi Golkar, Jhon Kenedy Azis, meminta klarifikasi kepada Risma tentang kabar anggaran kemiskinan Rp 500 triliun yang banyak dipakai untuk rapat. Setahu dia, anggaran Kemensos tak mencapai angka tersebut.
"Viral sekarang adalah tentang dana bansos sebesar Rp 500 T ini mungkin kesempatan ibu untuk mengklarifikasi. Betul, Kemensos di bawah mitra Komisi VIII, tapi setahu saya anggarannya nggak sebanyak itu. Seperlimanya pun tidak ada, anggarannya dari mana itu?" kata Jhon dalam rapat kerja (raker) bersama Kemensos di Senayan.
"Saya pikir ini tempat ibu untuk klarifikasi tentang konteks itu supaya clear. Dari mana sumber-sumber dana itu atau informasi itu didapat saya juga nggak tahu," sambungnya.
Anggota Komisi VIII DPR dari Gerindra, Abdul Wachid, mengatakan Risma harus meluruskan kabar itu. Dia tak ingin informasi yang belum jelas terus beredar karena tak ada klarifikasi.
"Saya termasuk dari mitra Kemensos kebakaran jenggot, Bu. Karena apa? Bahasanya di situ adalah banyak digunakan untuk studi banding, banyak digunakan untuk rapat-rapat di hotel. Ini kan yang jelas Ibu Kemensos ini mitra kami, studi banding otomatis (dikaitkan) ke Komisi VIII, rapat-rapat di hotel Komisi VIII, saya kebakaran jenggot waktu itu," kata Wachid.
"Saya sampaikan, nggak benar nih Rp 500 T, anggarannya saja nggak ada Rp 500 T, Rp 100 T aja nggak ada," sambungnya.
(dwr/maa)