Adu Perspektif: Janji Politik Lama Bersemi Kembali

ADVERTISEMENT

Adu Perspektif: Janji Politik Lama Bersemi Kembali

Vandy Yansa - detikNews
Rabu, 08 Feb 2023 11:42 WIB
Jakarta -

Langkah bakal calon presiden Anies Baswedan Anies Baswedan menuju tangga istana kembali tersendat. Penyebabnya bukan dari partai koalisi, melainkan janji politiknya dengan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat Pilgub DKI Jakarta 2017.

Awal mula isu ramai ke publik ketika Sandiaga Uno berbicara soal perjanjian tertulis Anies dan Prabowo ketika diundang tamu akun YouTube Akbar Faisal. Sandiaga ditanya soal potongan video Anies yang bicara tidak akan maju Pilpres, jika Prabowo juga maju sebagai capres hingga soal perjanjian tertulis waktu itu.

"Sosok Fadli Zon itu yang mungkin cukup sentral, akhirnya melihat, merumuskan, dan meramu dari tiga kubu itu. Waktu itu kan ada saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies, dan dia yang meramu itu dalam sebuah perjanjian yang dia tulis tangan sendiri," ujar Sandiaga, dilansir detikNews, Senin (30/1) lalu.

Selang beberapa hari kemudian, Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Golkar yang juga pendukung Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017 mengungkapkan ada cerita utang-piutang antara mantan paslon cagub dan cawagub itu. Anies disebutnya meneken surat peminjaman uang Rp 50 miliar dengan Sandiaga.

"Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barangkali ya. Ya pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit. Kira-kira begitu. Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies," ujar Erwin.

Sementara Fadli Zon pun menanggapi informasi perjanjian Anies dan Prabowo hingga hutang-piutang dengan Sandiaga. Dia membenarkan ada perjanjian berkaitan Pilkada 2017 antara Anies dan Prabowo, namun perjanjian itu tidak ada kaitan soal utang Anies ke Sandi.

"Kebetulan saya mendraf, saya menulis, ada 7 poin. Kalau itu urusannya pilkada. (soal hutang Rp 50 miliar) seperti kata Pak Sandiaga tadi, tanya aja Pak Sandiaga, ada beberapa hal lain termasuk terkait dengan keuangan saya tidak tahu, yang saya tahu pada waktu awal itu saya yang mendraf perjanjian untuk Pilkada DKI," ujar Fadli, Senin (6/1) lalu.

Dalam kesempatan yang sama, Prabowo Subianto menyampaikan soal politik bersih dan kotor saat pidato HUT Gerindra ke-15. Ungkapan Prabowo saat pidato seolah-olah tengah menyindir seseorang tidak bisa menepati janjinya.

"Ada yang mengatakan Prabowo sering dibohongi, Prabowo sering dikhianati, tidak ada masalah! Yang penting adalah Prabowo tidak bohong dan tidak berkhianat," ucap Prabowo, Senin (6/1) lalu.

Secara etik, komitmen antara elite menjadi kesepahaman yang mengikat kebersamaan. Namun perubahan dinamika politik sering kali menjadi ujian dari ketahanan perjanjian yang pernah terucap di masa lalu. Selain soal kepercayaan secara pribadi, perjanjian terkait dengan dukungan dalam bentuk kekuasaan dan uang. Apakah janji-janji antar-elite ini bisa menjadi ukuran komitmen terhadap publik? Bagaimana sikap politisi menyikapi janji-janjinya?

Adu Perspektif kali ini mengangkat topik 'Janji Politik Lama, Bersemi Kembali' bersama Andre Rosiade (Politikus Partai Gerindra), Fahri Hamzah (Waketum Partai Gelora), Panda Nababan (Jurnalis Senior), dan Geisz Chalifa (Simpatisan Anies Baswedan). Acara disiarkan secara langsung pada Rabu, 8 Februari 2023, pukul 20.00 WIB, dari kanal detikcom dan 20detik.

(ed/ids)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT