Martti Ahtisaari Optimistis Keberlanjutan Perdamaian di Aceh
Senin, 14 Agu 2006 13:02 WIB
Jakarta - Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari optimistis terhadap kelanjutan perjanjian damai di Aceh. Menurutnya, perjanjian Helsinki adalah awal yang baik perjalanan demokrasi di Indonesia dalam meningkatkan peran serta masyarakat sipil (civil society)."Perjanjian ini benar-benar menyuburkan masyarakat sipil dan untuk menyegarkan kembali pelayanan bagi publik yang banyak beredar," kata Ahtisaari saat memberikan pidato dalam konferensi internasional "Membangun Perdamaian Permanen di Aceh: Setahun Setelah Kesepakatan Helsinki," di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (14/8/2006).Proses perjanjian satu tahun lalu menurutnya adalah awal dari perdamaian. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Aceh Monitoring Mission (AMM) yang telah mengawasi implementasi pelaksanaan perjanjian Helsinki di lapangan."AMM benar-benar untuk memonitor implementasi di lapangan. Implementasi ini penting bagi negara yang tengah menuju demokrasi, karena butuh keinginan baik untuk menguasai sekaligus menjalani komitmen," terangnya.Dia juga menambahkan, tanpa keamanan dan stabilitas, kehidupan ekonomi tidak akan menjadi jaminan.Sementara Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaludin juga menyatakan rasa optimismenya setelah perang berlangsung bertahun-tahun telah membunuh ribuan orang, sekarang orang sudah kembali seperti semula."Anak-anak sudah dapat mulai sekolah kembali, pendidikan sudah berjalan, dan anak-anak kembali ceria. Ini adalah pertanda baik untuk Aceh," jelas Hamid.Interaksi sosial sudah kembali tanpa sekat di masyarakat. "Interaksi sosial sudah berjalan dengan baik, tidak ada lagi sekat-sekat. Partai politik lokal menunjukkan kebebasan telah berlangsung di Aceh Nanggroe Darussalam," ujarnya.
(san/)