Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris menyoroti dua kasus baru gagal ginjal akut pada anak (GGAPA) yang salah satunya meninggal dunia. Charles minta polisi selidiki ada atau tidaknya kelalaian dalam kejadian itu.
Charles mengaku prihatin dengan munculnya kembali kasus tersebut. Terlebih ada hasil uji labkesda yang menunjukkan adanya zat berbahaya yang dikonsumsi korban anak tersebut.
"Kami mendapatkan informasi bahwa terjadi lagi setidaknya dua kasus GGAPA akibat adanya cemaran di dalam obat sirup. Satu anak usia 13 bulan menjadi korban meninggal dunia. Kemudian ada korban kedua yang diindikasi mengalami GGAPA yang saat ini masih dirawat di RSCM. Kami prihatin dan menyayangkan bahwa kejadian tersebut bisa sampai terjadi lagi," kata Charles dalam keterangannya, Senin (6/2/2023).
"Informasi awal yang kami dapatkan, korban pertama pada tanggal 25 Januari lalu mengkonsumsi salah satu obat yang sudah masuk dalam daftar aman BPOM. Obat tersebut dibeli di salah satu apotek di Jakarta Timur. Gejala awal timbul pada tanggal 29 Januari sampai akhirnya pasien meninggal dunia pada tanggal 1 Februari. Hasil uji dari labkesda menunjukkan bahwa obat tersebut tercemar zat berbahaya," lanjutnya.
Charles lantas menyoroti kinerja BPOM dalam pengawasan. Dia meminta BPOM untuk segara mengumumkan ke publik obat-obat yang terindikasi berbahaya.
"Kami sangat menyesalkan bahwa negara kembali gagal dalam memberikan perlindungan kepada rakyat. Belum ada perbaikan dari mekanisme pengawasan post-market dari BPOM sehingga kejadian serupa bisa kembali memakan korban," ujarnya.
"Saya meminta BPOM untuk segera mengumumkan kepada publik obat-obatan yang terindikasi bermasalah sehingga tidak lagi ada korban yang berjatuhan. Ini harus dilakukan segera! Sudah lima hari dari meninggalnya korban pertama namun belum ada statement apapun dari BPOM!" lanjut Charles.
Selain itu, Charles juga meminta apar penegak hukum untuk turun tangan melakukan penyelidikan.
"Kami juga meminta aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus ini. Proses penegakan hukum harus dijalankan terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab, baik yang melakukan dengan sengaja maupun akibat kelalaian!" ucapnya.
Sebelumnya, dilansir detikhealth, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr Dwi Oktavia membenarkan kabar munculnya dua kasus baru gagal ginjal akut di DKI Jakarta, salah satunya meninggal dunia. Keduanya merupakan usia balita, kasus pertama dilaporkan awal Januari 2023 dan sempat dirawat di RSCM, beberapa hari setelah dirawat anak tersebut tidak selamat, ia mengalami keluhan tidak bisa buang air kecil.
Sementara kasus kedua, masih dalam perawatan. dr Dwi menyebut pihaknya masih belum memastikan apakah kedua kasus ini berkaitan dengan dugaan keracunan obat mengandung etilen glikol dan dietilen glikol di luar ambang batas aman, meski keduanya memiliki riwayat konsumsi obat sirup.
Simak video 'Komnas HAM Desak Pemerintah Lakukan Remedies ke Korban Gagal Ginjal Akut':