Apa itu teks diskusi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Teks diskusi memiliki struktur serta unsur kebahasaan yang tentunya berbeda dengan teks lainnya.
Untuk memahami lebih lanjut tentang teks diskusi, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Teks Diskusi
Mengutip dari situs resmi Sumber Belajar Kemdikbud, pengertian teks diskusi adalah teks yang berisikan permasalahan yang di dalamnya terdapat beberapa pendapat mengenai sesuatu hal atau masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diskusi diperlukan ketika terdapat perbedaan pendapat dan permasalahan yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Saat berdiskusi, adanya rasa saling menghargai sangat diperlukan agar perbedaan pendapat yang ada tidak akan menimbulkan masalah yang baru.
Pengertian dan Tujuan Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan. Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Diskusi yang melibatkan beberapa orang disebut diskusi kelompok. Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut ketua diskusi/moderator.
Adapun jenis-jenis diskusi, antara lain, dalam:
- Seminar
- Sarasehan
- Simposium
- Diskusi panel
- Kongres
- Muktamar
- Lokakarya
![]() |
Struktur Teks Diskusi
Masih merujuk pada situs yang sama, struktur teks diskusi terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian teks diskusi adalah isu, argumen, dan kesimpulan/saran. Berikut ini penjelasannya masing-masing:
Bagan Isu
Perkenalan isu yang akan dibahas. Isu atau masalah di dalam teks diskusi berisi masalah yang akan didiskusikan lebih lanjut. Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, sebaiknya memilih topik permasalahan yang kontroversial sehingga nantinya memiliki banyak argumen, baik argumen yang mendukung maupun argumen yang menentang.
Bagian Argumen
Argumen/pendapat yang mendukung (supporting points) berisi penjabaran lebih lanjut tentang isu yang sedang dibahas. Pada bagian itu penulis memaparkan argumen yang mendukung. Argumen itu didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
Argumen/pendapat yang menentang (contrasting point) berisi argumen yang bertentangan dengan pendapat yang mendukung. Pada bagian itu penulis memaparkan argumen yang menentang. Argumen itu juga didukung dengan fakta, data, pengalaman penulis, serta referensi yang berhubungan dengan isu yang dibahas.
Bagian Kesimpulan/Saran
Berisi menyimpulkan dan merekomendasikan posisi atau pendapat akhir penulis mengenai isu yang akan dibahas. Pada bagian itu, alangkah baiknya kamu mengambil jalan tengah mengenai masalah yang sedang dibahas agar simpulan yang kamu ambil tidak lagi menimbulkan masalah baru.
Unsur Kebahasaan Teks Diskusi
Unsur kebahasaan teks diskusi memiliki ciri-ciri yang khas. Ciri-ciri kebahasaan teks diskusi adalah menggunakan tanda hubung perlawanan seperti tetapi, sedangkan, tidak ... tetapi, bukan ... melainkan, menggunakan kata-kata lain yang menunjukkan adanya keterkaitan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu paragraf.
Berikut ini unsur ciri-ciri kebahasaan teks diskusi:
- Penggunaan konjungsi perlawanan
- Contoh yang termasuk konjungsi perlawanan adalah ... tidak, ... tetapi, sedangkan, dan ... bukan, ... melainkan - Penggunaan kata untuk memadukan kalimat
- Menggunakan pengulangan kata, persamaan makna dan perlawanan makna
- Menggunakan kata rujukan untuk mendapatkan kepaduan kalimat
- Menggunakan kata-kata yang menunjukkan sikap pembicara
Contoh Teks Diskusi Beserta Strukturnya
Berikut ini contoh teks diskusi beserta contohnya:
Judul: Seragam Sekolah, Perlukah Dihapus?
Oleh: Arissetyanto Nugroho
Isu:
Mantan Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) terdahulu, Bambang Sudibyo punya rencana menghapus seragam sekolah. Artinya, tidak ada lagi ketentuan siswa SD sampai SMA wajib berseragam. Kita masih menunggu, apakah rencana tersebut akan menjadi kenyataan dan ditaati sekolah-sekolah mengingat seragam sekolah adalah sebuah identitas, baik dari sisi jenjang pendidikan maupun identitas sekolah.
Argumen Pendukung:
Seragam sekolah dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan antarsiswa yang satu dengan yang lain. Seorang siswa tidak bisa bergaya dan memamerkan baju-baju mewahnya di sekolah. Seorang siswa dipaksa tampil seperti siswa lainnya. Di dalam kebijakan seragam ini, ada pula pengajaran disiplin terhadap siswa. Pada sekolah tertentu, siswa dikenai hukuman apabila melanggar ketentuan seragam sekolahnya.
Argumen Penentang:
Kebijakan Mendiknas menghapus seragam sekolah patut dipertimbangkan. Kita tidak perlu khawatir penghapusan seragam sekolah akan menimbulkan efek negatif terhadap siswa, misalnya akan terjadi perang pamer kekayaan. Siswa keluarga kaya akan memamerkan pakaian mewahnya sehingga menimbulkan kecemburuan siswa lain.
Kesimpulan:
Penggunaan seragam sekolah berkaitan dengan disiplin. Disiplin di sekolah diajarkan tidak secara formal seperti di dalam pendidikan militer, tetapi ditempatkan pada kerangka pola dan perilaku masyarakat secara lebih luas. Disiplin haruslah dimulai dari tingkat paling dasar, yakni rumah tangga. Artinya, orang tua dan anggota keluarga harus menjadi garda terdepan keteladanan bagi siswa untuk bersikap disiplin bagi diri sendiri dan orang lain. Disiplin harus dilakukan sebagai tanggung jawab bukan sebagai indoktrinasi. Disiplin bukanlah sekadar formalitas melalui seragam sekolah, karena seragam sekolah bukanlah unsur elementer dalam sistem pendidikan nasional.
(wia/imk)