Jokowi Pamer RI Tak Jatuh Seperti Negara-negara Eropa karena Pandemi

ADVERTISEMENT

Jokowi Pamer RI Tak Jatuh Seperti Negara-negara Eropa karena Pandemi

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Minggu, 29 Jan 2023 17:16 WIB
Presiden Jokowi di Perayaan Imlek Nasional (Foto: Tangkapan layar YouTube Setpres)
Presiden Jokowi di Perayaan Imlek Nasional (Foto: Tangkapan layar YouTube Setpres)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memamerkan keberhasilan Indonesia melewati pandemi COVID-19. Jokowi bersyukur ekonomi Indonesia tak jatuh seperti negara-negara Eropa.

Hal itu disampaikan Jokowi di Perayaan Imlek Nasional di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (29/1/2023). Jokowi mulanya mengajak masyarakat bekerja keras dan bangkit di masa transisi pasca-pandemi ini.

"Karena situasinya sudah normal seperti sekarang ini saya mengajak kita semuanya untuk bekerja keras, bangkit, optimis untuk mengejar ketertinggalan-ketertinggalan kita," kata Jokowi.

Jokowi lantas menyampaikan rasa syukur atas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, lanjutnya, bahkan mengungguli negara-negara besar di G20.

"Meskipun kita juga patut bersyukur bahwa ekonomi kita tumbuh sangat baik kuartal ketiga kemarin di angka 5,72, inflasi juga terkendali di 5,5 persen. Perkiraan saya pertumbuhan ekonomi year on year berada di angka 5,3. Coba bandingkan dengan negara-negara besar G20, seingat saya kalau nggak nomor satu ya nomor 2 kita, di antara negara-negara besar," tuturnya.

Karena itu, Jokowi meminta hal itu terus ditingkatkan. Dia juga mengingatkan semua pihak terus bergandengan dan saling membantu seperti di masa-masa pandemi COVID-19.

"Ini yang harus ditingkatkan terus, optimalkan terus dengan selalu bergandengan. Yang gede, yang besar gandeng yang kecil, yang tengah, yang tengah gandeng yang kecil, yang kecil gandeng yang kecil, semuanya bermitra kemitraan, bergandengan. Jangan lupa saat pandemi, kalau saat pandemi bisa, saat normal pun juga harus diteruskan, saling membantu, saling menolong sehingga semuanya akan terangkat naik," papar dia.

Jokowi kemudian mengkilas balik sulitnya mengendalikan gas dan rem antara kesehatan dan ekonomi saat pandemi. Bahkan, kala itu tekanan untuk segera lockdown juga diterimanya dari para menteri dan masyarakat.

"Tapi saat itu kita juga masih jernih dan tenang menghitung kekuatan rakyat di bawah seperti apa, jika kalkulasi kekuatan sampai berapa hari atau berapa minggu. Kalau salah memutuskan mungkin enggak ada dua minggu kita sudah rusuh saat itu karena tabungan kita lihat kita kan bisa nengok tabungan rakyat bank itu berapa tabungan yang gede berapa, yang tengah berapa, yang kecil berapa, yang lebih kecil lagi, yang bawah lagi, semuanya kelihatan, semuanya," tutur Jokowi.

Jokowi pun bersyukur saat itu memutuskan tidak lockdown. Sebab, jika saat itu pemerintah memutuskan lockdown, ekonomi Indonesia bisa jatuh seperti negara-negara Eropa.

"Sebab itu, saya putuskan tidak lockdown meskipun tekanannya lockdown dan ternyata tidak salah. Itu kalau diputuskan lockdown bisa kita di minus 17 saat itu ekonomi kita, minus 17. Lha mengembalikannya ke normal itu yang sangat sulit. Karena minusnya sudah langsung jatuh seperti negara-negara di Eropa," pungkas dia.

Tonton juga Video: Macet Jakarta Diklaim Kembali Seperti Sebelum Pandemi, Cek Faktanya

[Gambas:Video 20detik]




(mae/dhn)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT