Rententan Isu Penculikan Anak di Berbagai Daerah yang Resahkan Warga

Rententan Isu Penculikan Anak di Berbagai Daerah yang Resahkan Warga

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Sabtu, 28 Jan 2023 13:29 WIB
young girl sitting down alone in the dark.
Foto: Ilustrasi penculikan anak (Getty Images/iStockphoto/Giuda90)
Jakarta -

Isu penculikan anak yang marak belakangan terus beredar di masyarakat. Hoaks penculikan anak ini terus menyebar di berbagai daerah.

Bahkan, hoaks penculikan ini sudah memakan korban jiwa. Seorang wanita di Sorong diarak dan dibakar hingga tewas usai dituduh menculik anak. Kemudian ada juga kasus pembekapan anak oleh orang tak dikenal yang dipastikan bukan penculikan.

Lantas, hoaks serupa juga berdar di Garut hingga Klaten. Dirangkum detikcom, Sabtu (28/1/2023) berikut ini rentetan isu penculikan yang meresahkan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sorong

Wanita yang diarak setengah bugil lalu dibakar hidup-hidup di Kota Sorong, Papua Barat Daya dipastikan bukan penculik anak. Polisi menyebut korban merupakan pendatang.

ADVERTISEMENT

"Sudah bisa kita pastikan, korban bukan penculik anak," ungkap Kapolresta Sorong Kota Kombes Happy Perdana Yudianto kepada detikcom, Kamis (26/1/2023).

Korban merupakan pendatang dari Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Happy mengatakan korban belum lama berada di Sorong hingga akhirnya tewas mengenaskan akibat warga yang terprovokasi hoaks.

"Dia memang orang Sulawesi Tenggara, orang Buton, baru mendarat di sini," kata Happy.

Awalnya korban hanya lalu lalang di sekitar lokasi kejadian di Kompleks Kokoda KM 8, Sorong Timur, Kota Sorong pada Selasa (24/1) sekitar pukul 06.30 WIT. Happy mengatakan saat itu korban tampak kebingungan.

Tak lama kemudian, korban dianggap sebagai penculik anak. Korban dituduh karena mirip dengan ciri-ciri penculik anak yang belakangan beredar di media sosial.

Simak juga 'Sapu Hoaks Pemilu 2024 di Medsos, Meta Komunikasi dengan Pemerintah':

[Gambas:Video 20detik]



Garut

Maraknya isu penculikan di Garut direspon Polres Garut. Polisi meminta masyarakat untuk tenang, sembari memonitor melalui tim khusus yang dikerahkan.

Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan, ramainya isu soal penculikan anak di Garut saat ini dipastikan tidak benar.

"Tapi bukan berarti saya bersama jajaran underestimate terhadap kejadian yang ada di daerah lain," kata Rio kepada detikJabar, Sabtu (28/1/2023).

Seperti terjadi di beberapa daerah lain di Jawa Barat, isu penculikan bocah saat ini marak di Garut. Banyak warganet yang menyebarkan isu ini, bahkan hingga menyebar foto-foto orang yang dicurigai sebagai pelaku penculikan.

Hal tersebut sangat meresahkan. Khususnya, bagi para orang tua. Rio pun meminta masyarakat untuk tenang.

Polres Garut kini telah membentuk tim 'Anti Culik' yang sudah dikerahkan belakangan ini. Tim tersebut berisi personel gabungan dari Sat Reskrim. Selain itu, ada juga polisi yang ditugaskan untuk memonitor dan menyaring informasi dari media sosial.

"Kalau terjadi apa-apa, orang yang mencurigakan, segera lapor kami. Kami sudah membentuk tim satgas terkait hal tersebut," katanya.

Klaten

Selebaran edaran imbauan kewaspadaan terhadap penculikan yang dibuat seorang kepala desa di Klaten viral. Setelah viral, sang Kades akhirnya memberi klarifikasi dan meminta maaf.

Selebaran imbauan itu berkop Pemerintah Desa Mendak, Kecamatan Delanggu, Klaten. Selebaran bernomor 140/ 30/ 16.07 itu beredar luas di WhatsApp Grup (WAG).

Selebaran tertanggal 26 Januari 2023 itu ditandatangani Kades Mendak Agung Hartana dengan stempel Pemdes. Stempel basah dengan tinta biru.

Belakangan setelah selebaran itu viral, satu hari atau Jumat (27/1/2023), kemudian muncul selebaran tersebut dinyatakan HOAX. Selebaran tersebut disusul rekaman video sang Kades memberikan klarifikasi.

Rekaman klarifikasi itu beredar salah satunya di grup Instagram Info Cegatan Klaten. Rekaman video tersebut diunggah Jumat (27/1) malam.

Dalam video tersebut terlihat Kades didampingi seorang polisi berseragam dan berpakaian bebas.

"Nama saya Agung Hartana SE, saya kepala desa Mendak ingin klarifikasi dengan adanya surat imbauan penculikan anak bahwasanya kami akui salah dan imbauan itu kami tujukan untuk warga kami dan menyangkut institusi Polri yang seharusnya tidak dicantumkan. Ini hanya imbauan ke warga desa kami... kiranya kami mohon maaf ..," ucapnya sebagaimana dikutip detikJateng.

Sukabumi

Naufal (10) bocah laki-laki asal Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi mengaku dibekap orang tidak dikenal hingga pingsan. Sultoni (38) sang ayah kemudian membuat narasi berisi kronologi penculikan yang kemudian viral di aplikasi perpesanan.

Polisi kemudian menyelidiki kasus tersebut. Sejumlah saksi dimintai keterangan termasuk bocah laki-laki yang sempat menjalani penanganan medis di rumah sakit. Kapolsek Cicurug, Resor Sukabumi Kompol Parlan menyebut peristiwa itu bukanlah penculikan.

"Sesuai dengan hasil cek TKP kita lakukan pemeriksaan dengan keluarga korban orang tuanya sendiri indikasi itu diculik tidak ada, kenapa tidak ada? Karena satu kalau memang mau diculik kesempatan untuk membawa anak itu, besar sekali, tempatnya juga sempit tetangga masyarakat tidak ada," kata Parlan, Jumat (27/1/2023).

Parlan menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih menggelar penyelidikan. Bahkan dugaan sementara ada yang sentimen dengan keluarga korban.

"Untuk analisa sementara patut diduga namun masih dalam konteks pemeriksaan, nanti kita lakukan penyelidikan lebih lanjut. Dugaan sementara ada sentimen dengan keluarga korban, bisa orang tuanya, saudaranya dan sebagainya mungkin demikian," jelas Parlan.

Dugaan Parlan didasari soal informasi dari korban Naufal yang mengatakan tamu yang datang itu mencari ayahnya (Sultoni).

"Sesuai dengan informasi dari anaknya kan tadi nyari bapaknya, bapaknya enggak ada. Apa tujuan orang itu datang mau gebugin bapaknya enggak tahu juga. Ada anaknya ya anaklah yang diteror. Kalau unsur indikasi diculik sangat jauh sekali," ungkap Parlan.

Konawe

Pria di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), HM (24) diamankan polisi karena menyebarkan 6 foto temannya sebagai buron atau DPO kasus penculikan anak hingga viral. HM menyebar foto enam rekannya karena iseng.

"Dia mengedit foto-foto 6 temannya dengan dibuatkan kata-kata (DPO Penculikan Anak) lalu heboh," kata Kasubsi Humas Polres Konawe Aipda Sapri kepada detikcom, Jumat (27/1/2023).

Dalam foto beredar, foto itu mirip selebaran berbentuk kolase dengan 6 foto pria. Dalam narasinya tertulis 'WASPADA PENCULIKAN ANAK. DPO (daftar pencarian orang) wilayah prov. sultra memakai mobil avansa warna silver'.

Sapri mengungkapkan kasus tersebut terjadi di salah satu kelurahan di Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe. Awalnya, foto tersebut disebar HM di dalam grup kelurahan dengan 6 foto temannya yang sudah diedit.

"Awal mulanya mereka kan satu grup (sosial media) di salah satu kelurahan di Wawotobi. Di dalam grup itu ada HM dia yang mengedit foto-foto 6 temannya dan dibuatkan kata-kata," ujarnya.

Belakangan gambar tersebut keluar dari grup kelurahan dan tersebar luas di dunia maya. Warga Konawe kemudian resah dengan informasi bohong tersebut.

Sapri memastikan bahwa terkait postingan gambar dengan narasi DPO penculikan anak tersebut kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan tidak ada saling keberatan atas kejadian tersebut serta meminta maaf ke media sosial.

"Kasusnya ditangani Polsek Wawotobi sudah selesai kemarin di mediasi," pungkasnya.

Halaman 4 dari 3
(rdp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads