Daftar Jadi Caketum PSSI, Erick Thohir Singgung 'Bersih-bersih'

ADVERTISEMENT

Daftar Jadi Caketum PSSI, Erick Thohir Singgung 'Bersih-bersih'

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Jumat, 27 Jan 2023 20:25 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mendaftarkan diri menjadi Ketum PSSI. Sederet figur publik seperti Kaesang Pangarep hingga Raffi Ahmad ikut mendampingi Erick Thohir.
Erick Thohir (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir mendaftarkan diri sebagai bakal calon Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023-2027. Erick bertekad melakukan bersih-bersih internal setelah terjadi Tragedi Kanjuruhan.

Mulanya Erick mengatakan dia mendapat dukungan untuk mencalonkan diri sebagai ketum PSSI. Dia menceritakan dukungan itu bermunculan usai dirinya bertolak ke Doha, Qatar, untuk menemui FIFA dalam mempersiapkan Indonesia menuju Piala Dunia U-20.

"Kembali kan, kalau Ketua PSSI itu voter mencalonkan, saya mendampingi. Kejadian voters mencalonkan itu kan kembali dari Doha banyak voters minta ketemu. Lalu mereka bilang, 'Bisa nggak kita lakukan perbaikan sepakbola'. Saya bilang, 'Ayo'," kata Erick kepada wartawan seusai jumpa pers acara harlah ke-100 PBNU di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (27/1/2023).

Erick mengatakan hendak menciptakan perubahan di jagat sepakbola Tanah Air bersama banyak pihak. Dia bertekad melakukan 'bersih-bersih'.

"Bersama voters ya, bersama suporternya, bersama pemilik-pemilik klub. Namanya perubahan sepakbola tak mungkin saya sendiri. Misal saya ketum, saya lakukan bersih-bersih, sepakbola yang bersih, nggak mungkin sendiri. Kenapa? Suporter mau sama-sama lakukan itu. Pemilik klub mau sama-sama, wasitnya mau, exco-nya mau," kata dia.

Mantan Presiden Inter Milan ini mengatakan dunia sepakbola Tanah Air kini telah dikotori. Alih-alih sebagai pemersatu, Erick menilai sepakbola kini malah menciptakan perpecahan.

"Contoh, sepakbola. Ini jadi olahraga nomor 1 di Indonesia, tapi akhirnya dikotori oleh kita sendiri yang akhirnya sepakbola apa, lebih pemersatu atau perpecahan? Perpecahan. Kan mestinya pemersatu. Sama, kita nonton bola mestinya bergembira atau ketakutan?" ujar dia.

Erick lalu menyinggung Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban. Menurut Erick, kejadian ini menjadi trauma yang luar biasa di dalam sejarah sepakbola di Indonesia.

"Nah itu kan yang terjadi di Kanjuruhan. 135 (orang) bangsa Indonesia meninggal. Ini sesuatu yang trauma luar biasa," lanjutnya.

Lihat juga video 'Erick: Sepakbola Nomor 1 di RI, Tapi Dikotori oleh Kita Sendiri':

[Gambas:Video 20detik]

(fca/isa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT