Pemkab Bogor: 18 Kasus Campak di Juli 2022, Tahun Ini Tak Banyak

ADVERTISEMENT

Pemkab Bogor: 18 Kasus Campak di Juli 2022, Tahun Ini Tak Banyak

Rizky Adha Mahendra - detikNews
Kamis, 26 Jan 2023 16:43 WIB
Ilustrasi Campak
Foto: Getty Images/iStockphoto/kipgodi
Bogor -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) campak yang terjadi di 12 provinsi di Indonesia, salah satunya Jawa Barat. Dari data kasus campak di Jabar, Kabupaten Bogor salah satu yang tercatat memiliki kasus campak terbanyak.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dr Agus Fauzi mengatakan di wilayahnya ada 18 kasus campak. Agus menyebut data itu telah dilaporkan ke bupati pada Juli 2022.

"Dari hasil crosscheck lapangan memang ditemukan 18 kasus confirmed kasus campak. Ini kami laporkan pada Juli 2022, di surat yang kami layangkan ke Pak Plt Bupati. Kasus yang sifatnya potensi KLB kita bersurat ke Plt Bupati," kata Agus kepada wartawan, Kamis (26/1/2023).

Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Adang Mulyana menyebut kasus campak untuk tahun ini bersifat sporadis. Kasus tidak terpusat di satu titik dengan jumlah yang banyak.

"Kalau tahun ini kasus sporadis, tidak banyak. Itu juga masih kasus klinis belum ada hasil laboratoriumnya," kata Adang.

Meski demikian, Adang menyebut pihaknya terus memantau perkembangan campak di Kabupaten Bogor. Salah satunya dengan sistem kewaspadaan dini penyakit dan wabah.

"Iya pasti kita pantau, kita juga punya sistem SKDR. Sistem kewaspadaan dini dan respons penyakit potensial KLB atau wabah," tuturnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pemprov Jabar dr Ryan Bayusantika Rustandi menyampaikan pihaknya akan turun ke lokasi untuk penanganan kasus campak. Dinkes Jabar sejauh ini terus melakukan pengawasan.

"Hingga minggu ke-37 sampai sekarang, kami masih terus melakukan pengawasan. Minggu ini tim provinsi akan turun ke lokasi untuk penanganan dan kewaspadaan lebih lanjut," kata Ryan dalam keterangan tertulis, Rabu (25/1).

Ryan mengungkap meningkatnya kasus campak di dua daerah tersebut kemungkinan diakibatkan cakupan imunisasi anak yang masih rendah. Bahkan, menurutnya, bisa saja kasus campak ini lebih tinggi dari data yang ada karena masih banyak warga yang belum melaporkan kasus campak tersebut.

Simak juga 'Gawat! Kasus Campak di Indonesia Meningkat 32 Kali Lipat':

[Gambas:Video 20detik]



(rdh/idn)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT