Dipadati Peziarah, Makam Bung Hatta Sarat Filosofi

Jelang HUT ke-61 RI

Dipadati Peziarah, Makam Bung Hatta Sarat Filosofi

- detikNews
Kamis, 10 Agu 2006 11:12 WIB
Jakarta - Mohammad Hatta tidak sekontroversial Amir Syarifuddin. Nama mantan Perdana Menteri (PM) ketiga ini tetap harum sepanjang massa. Dia berani menanggalkan jabatan Wakil Presiden pada tahun 1965 setelah berselisih dengan Presiden Soekarno. Saat Hatta wafat pada 14 Maret 1980, hujan air membasahi negeri melepas kepergiannya ke alam baka. Iwan Fals mengabadikan kematian Hatta lewat liriknya yang masih terkenal hingga kini. Hatta wafat dengan meninggalkan sejarah yang cukup bersih. Hatta yang menjadi PM dari 29 Januari 1948 sampai 16 Januari 1950 dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Makam Hatta disandingkan dengan makam Rahmi Hatta, istrinya, yang wafat pada 13 April 1999. Hatta yang selama ini dikenal juga sebagai Bapak Koperasi ini tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP). Dia ingin dimakamkan di tengah-tengah rakyat. Makam Hatta terlihat paling mencolok di antara sejumlah mantan PM yang juga dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Sangat jauh juga bila dibandingkan dengan kondisi makam mantan PM kedua, Amir Syarifuddin. Didirikan di atas tanah seluas 3 hektar, kompleks pemakaman sang proklamator ini tidak terlihat seperti sebuah makam.Banyak warga Jakarta dan sekitarnya atau bahkan warga luar Jakarta yang menjadikan pemakaman Hatta sebagai kunjungan rekreasi atau berziarah. "Setiap bulan pasti ada saja orang yang datang. Mereka biasanya berziarah dan ada juga yang berdoa di kuburan Hatta," jelas seorang petugas penjaga makam Hatta, Eman, ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.Namun menurut Robby, seorang pengawas di komplek pemakaman M Hatta, jika terdapat warga yang mulai melakukan ritual yang aneh-aneh, maka pihaknya akan meminta orang tersebut menghentikannya. "Kalau ada yang macam-macam maka kita hentikan. Misalkan melakukan upacara ritual gitu," papar Robby.Menurut Robby, Hatta sengaja ditempatkan di TPU Tanah Kusir, karena inilah salah satu wasiat Hatta sebelum meninggal. Hatta ingin ketika dia meninggal, makamnya berada di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan dimakamkan di tanah dirinya berjuang."TPU ini cocok sekali lokasinya dengan keinginan Hatta. Di barat terdapat makam khusus Kristiani, di timur ada makam Islam dan selatan ada makam khusus orang Buddha," jelas Robby.Selain itu, makam M Hatta juga ditutupi semacam rumah kaca yang bertuliskan beberapa huruf Arab di bagian cerminnya. Bentuk bangunan rumah kaca yang melindungi makam Hatta juga memiliki bentuk bangunan yang cukup filosofis."Ada tiga tangga sebelum masuk ke dalam makam itu berarti perjalanan manusia yang melewati tiga alam, yaitu, alam rahim, dunia, dan alam kubur sebelum akhirnya di akhirat," jelas Robby.Selain itu yang membedakan Hatta dan eks perdana menteri yang lain adalah, seringnya makam bapak Koperasi ini dikunjungi pejabat. "Pokoknya ada saja pejabat yang datang, apalagi pas hari hari besar yang menyangkut Hatta, pasti ada pejabat yang datang, atau mengadakan acara di makamnya," kata Robby."Bahkan pasangan SBY-JK pun waktu akan dilantik menjadi presiden, datang dulu ke makam Hatta. Mereka berdua juga memanjatkan doa, meski saya tidak tahu doa apa yang diminta," tutur Robby.Di dalam komleks pemakaman Hatta, terdapat juga 3 makam lain yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan dirinya. Mereka yaitu mantan sekretaris pribadinya Wangsa Widjaya yang wafat di Jakarta pada 18 Maret 1996 lalu.Di sebelah makam Wangsa terdapat makam istri Wangsa Toermiah WD yang wafat pada 29 Juni 1987. Selain makam Wangsa dan Toermiah, ada juga makam cucu Hatta, Sri Juwita Hanum Swasono yang wafat pada 7 Oktober 1983.Menurut cerita yang beredar, Juwita adalah cucu yang paling disayangi oleh Hatta. Karena itulah, makam si cucu dikebumikan tidak jauh dari sang kakek. Bahkan saking sayangnya Hatta kepada Juwita, dia selalu bersedia bermain dengan cucu meski dalam keadaan yang payah.Selain dilindungi semacam rumah kaca, makam Hatta juga dipagari dan dibangun semacam gerbang masuk yang berbentuk rumah gadang. Maklum, Hatta adalah putra Bukittinggi, Sumatera Barat. Pembangunan komplek Hatta juga mengandung filosofi yang dalam, seperti pembuatan pagar, jumlah gawang yang disambungkan di setiap pagar berjumlah 45 buah, sedangkan atap gerbang yang terbuat dari sabuk kelapa terdapat 1900."Jadi kalau digabungkan menjadi 1945 yang menandakan tahun kemerdekaan Indonesia. Selain itu tiang gerbang berjumlah 17 dan atap gadangnya ada 8 yang berarti tanggal dan bulang kemerdekaan kita," jelas Robby.Meski makam proklamator kemerdekaan Indonesia ini berada dalam komplek TPU Tanah Kusir, namun dalam manajemen pengelolaan berbeda, Hatta berada di bawah kantor Sekretariat Negara (Sekneg). Bahkan beberapa petugas kebersihan yang mengurus kompleks makam juga direkrut Sekneg."Di sini petugasnya ada tiga mereka tenaga honorer, ada Syahrul, Erman dan saya sendiri sebagai pengawas. Tapi kadang-kadang yang lain juga ikut membantu," urai Robby.Dalam kompleks makam Hatta, juga terdapat sebuah musala yang dinamakam M Hatta. Selain itu dinding pagar Hatta bagian luar bertorehkan semacam relief yang menggambarkan peristiwa penting yang dialami M Hatta.Namun meski memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi, ternyata makam Hatta juga terancam terkena penggusuran akaibat rencana pelebaran jalan dan pembangunan. Lokasinya yang berdempetan dengan jalan raya di TPU Tanah Kusir menyebabkan hal tersebut sangat memungkinkan terjadi.Apalagi arus lalu lintas di jalan tersebut cukup padat dan tidak jarang sering menimbulkan kemacetan karena hanya tersedia dua jalur menuju Bintaro atau Kebayoran Lama. "Waktu itu pernah pihak TPU mau membangun apalah itu, tapi akan membongkar sedikit pagar kompleks makam Hatta, saya langsung tentang itu. Dan akhirnya dibatalkan," jelas Robby.Nama Hatta cukup dikenal oleh bangsa Indonesia. Hingga kini, banyak jalan di semua penjuru Indonesia yang mengabadikan namanya. Sebelum memimpin Indonesia, Hatta muda memang aktif di organisasi pergerakan. Dia dikenal sebagai spesialis 'bendahara'. Hatta pernah menjadi bendahara di Jong Sumatranen Bond dan Indische Vereeniging. Hatta dikenal dengan kesederhanaannya juga sebagai tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI). Gara-gara aktif di pergerakan, Hatta termasuk golongan PTN (pemuda telat nikah). Dia menikahi Rahmi pada l8 November 1945 di desa Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Saat itu, Hatta sudah berusia 43 tahun. Keterangan Foto:Inilah makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir. Makam Hatta paling eksklusif dibanding makam para mantan PM lainnya. (asy/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads