Polisi Sebut Kemacetan Jakarta Kini Sudah Seperti Sebelum Pandemi

ADVERTISEMENT

Polisi Sebut Kemacetan Jakarta Kini Sudah Seperti Sebelum Pandemi

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Selasa, 24 Jan 2023 19:53 WIB
Sepeda motor melintas di antara mobil di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2023). DKI Jakarta akan menerapkan jalan berbayar elektronik atau electronic road pricing (ERP). Sepeda motor diusulkan masuk dalam kendaraan yang wajib membayar.
Ilustrasi macet Jakarta. (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan situasi kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta sudah seperti masa sebelum pandemi COVID-19. Kondisi ini bisa dilihat melalui persentase indeks kemacetan di Jakarta.

Hal itu disampaikan oleh Latif saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta pada hari ini. Latif awalnya membeberkan indeks kemacetan pada 2019 atau masa sebelum pandemi COVID-19 menghantam RI sebesar 53%.

"Pada 2019, Jakarta indeks kemacetan sudah 53 persen. Tentunya kalau udah di angka 50 persen sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi di angka 50 persen, di angka 40 persen (saja), Jakarta itu sudah tidak aman," kata Latif, Selasa (23/1/2023).

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif UsmanDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman (Rizky Adha Mahendra/detikcom)

Lalu pada tahun 2020, indeks kemacetan di Jakarta mengalami penurunan menjadi 36% karena aktivitas masyarakat dibatasi. Angka tersebut kemudian mengalami penurunan pada 2021.

"Di 2020 menurun karena pandemi, orang nggak boleh bepergian 36 persen, nyaman Jakarta. 2021 lebih nyaman lagi di angka 34 persen," jelasnya.

Namun, indeks kemacetan mengalami peningkatan pada 2022 saat pandemi COVID-19 semakin landai. Latif mengatakan angka indeks kemacetan di awal 2022 saja mendekati angka 48%.

"Di kuartal pertama 2022 kita sudah mendekati angka 48 persen kembali. Berarti udah mendekati 50 persen. Awal-awal 2022 kita masih nyaman berkendara di Jakarta," terangnya.

Latif mengakui belum menghitung data periode akhir 2022 hingga awal 2023. Namun dia memprediksi saat ini indeks kemacetan di DKI melebihi 50%.

"Ini kita belum hitung sekarang di akhir 2022 (hingga) di awal 2023. Kalau saya boleh melihat situasi, sudah di atas 50 persen kembali," ujarnya.

Latif mencatat, pada 2022, jumlah perjalanan rata-rata di Jakarta nyaris 22 juta pergerakan. Adapun asumsi jumlah penduduk Jakarta saat ini 10,7 juta.

"Hitungannya rata-rata per orang bergerak 3 kali, berangkat, pulang, mungkin ada tambahan. Jadi rata-rata ada 7 juta yang bergerak. Masing-masing orang bergerak minimal 3 kali hitung-hitungan terkecil, (misal) berangkat kantor, pulang kantor, terus aktivitas melakukan yang lain di dalam pekerjaan itu, jadi 3 kali. Jadi sekitar 7 juta dikalikan 3 jadi 21 juta pergerakan orang bergerak," terangnya.

"Ini tentunya sungguh menjadi perhatian kita," tambah dia.

Lihat juga video 'Menjajal Underpass Depok yang Katanya Bisa Urai Kemacetan':

[Gambas:Video 20detik]



(taa/knv)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT