Seorang siswi TK di Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto diduga diperkosa 3 bocah laki-laki SD yang baru berusia 8 tahun. Mirisnya, pemerkosaan ini tidak terjadi hanya sekali saja.
Dilansir detikJatim, kasus itu masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian setempat. Sementara itu, sebelum langkah hukum itu berlanjut sebelumnya para orang tua korban maupun terduga pelaku sudah saling bertemu untuk melakukan mediasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah fakta miris lainnya pun terungkap.
1. Diperkosa di rumah kosong
Pengacara Korban, Krisdiyansari mengatakan dugaan perkosaan itu terjadi pada Sabtu (7/1/2023) antara pukul 11.00 sampai 13.00 WIB. Menurut Krisdiyansari, korban diduga diperkosa 3 anak laki-laki di sebuah rumah kosong.
Ironisnya, ketiga terduga pelaku baru berusia 8 tahun. Mereka adalah tetangga korban di salah satu desa di wilayah Kecamatan Dlanggu.
2. Orang tua korban akhirnya tahu
Krisdiyansari menjelaskan saat peristiwa itu terjadi ada 2 teman korban yang berada di depan rumah kosong itu. Salah seorang teman korban menyaksikan peristiwa tersebut.
Untung saja teman korban menceritakan apa yang dialami korban kepada pengasuhnya. Barulah si pengasuh itu bercerita ke nenek dan ibu korban keesokan harinya pada Minggu (8/1/2023).
3. Ortu korban melapor ke polisi
Ibu korban mengadukan apa yang dialami putrinya ke P2TP2A Kabupaten Mojokerto pada Selasa (10/1/2023) pagi. Sehingga terhadap korban dilakukan pemeriksaan oleh psikolog.
Setelah itu orang tua korban melapor ke Polres Mojokerto pada sore hari di tanggal yang sama. Ketiga anak laki-laki yang diduga memerkosa korban menjadi terlapor dalam kasus ini. Korban lantas menjalani visum.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Gondam Prienggondhani membenarkan itu. Pihaknya telah menerima laporan dari orang tua korban. Kasus itu masih diselidiki Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). "Iya benar, masih dalam proses penyelidikan," ujarnya.
4. Hasil visum menunjukkan luka di kelamin korban
Pelaporan oleh ibu korban tentang dugaan pemerkosaan terhadap putrinya itu berujung pada pemeriksaan visum terhadap korban yang dilakukan atas rekomendasi Polres Mojokerto.
Proses visum terhadap korban itu dilakukan di RSUD Prof dr Soekandar, Mojosari. Hasilnya, menurut Pengacara Ortu Korban Krisdiyansari, visum itu menunjukkan memang ada luka akibat benda yang dipaksa masuk ke alat kelamin korban.
5. Sudah 5 kali diperkosa
Pada saat psikolog melakukan pemeriksaan terhadap korban, siswi TK itu akhirnya mengakui sudah beberapa kali ia mengalami itu.
siswi TK besar itu pada akhirnya mengaku sudah 5 kali diperkosa salah satu terduga pelaku. Sedangkan 2 terduga pelaku lainnya hanya melakukan di tanggal 7 Januari 2023.
"Yang 4 kali sepanjang 2022 di rumah salah seorang pelaku persis di sebelah rumah korban. Ketika kedua orang tua pelaku bekerja jualan sayur sehingga tidak ada orang di rumah," jelasnya.
6. Kasus dugaan pemerkosaan sempat dimediasi
Kasus yang melibatkan anak-anak ini sudah 2 kali dimediasi oleh pemerintah desa setempat tanggal 9 dan 16 Januari lalu. Namun, mediasi yang mempertemukan ortu korban dan ortu terduga pelaku ditengahi kepala dusun itu tidak mencapai titik temu.
Karena itulah proses hukum terhadap kasus yang telah dilaporkan oleh orang tua korban itu terus berjalan dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan korban dilakukan oleh pihak kepolisian.
7. Opsi damai dari ortu korban
Penasihat hukum korban Krisdiyansari menjelaskan bahwa orang tua korban sebenarnya mengajukan 2 opsi dalam mediasi yang difasilitasi pemerintah desa setempat bersama ortu bocah para terduga pelaku.
Opsi pertama yakni ortu korban meminta ortu terduga pelaku utama pindah rumah dan pindah sekolah agar korban tak lagi bertemu pelaku dan trauma korban mereda. Ini karena rumah korban dan terduga pelaku utama di Kecamatan Dlanggu memang bersebelahan.
8. Korban masih trauma
Menurut Krisdiyansari saat ini korban masih enggan sekolah karena malu. Anak perempuan berusia 6 tahun itu sangat membutuhkan trauma healing.
9. Dipantau Kementerian PPPA
Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pemantauan dan penyelidikan tentang latar belakang kasus itu.
Baca berita selengkapnya di sini.
Simak juga 'Tampang Ayah Tiri di Gresik yang Cabuli Siswi SMP hingga Hamil':