Gedung Tinggal Atap, SMPN 2 Porong Minta Lapindo Merelokasi

Gedung Tinggal Atap, SMPN 2 Porong Minta Lapindo Merelokasi

- detikNews
Rabu, 09 Agu 2006 23:24 WIB
Sidoarjo - Luapan lumpur dari sekitar lokasi pengeboran sumur Banjar Panji 1 milik Lapindo Brantas Inc sudah menenggelamkan gedung sekolah SMPN 2 Porong, Sidoarjo. Gedung yang berada di Jl Raya Renokenongo ini saat ini hanya menyisakan atapnya saja, sementara bangunan lainnya sudah terendam lumpur.Akibat kejadian itu, jauh-jauh hari aktivitas belajar mengajar telah dipindah dengan menumpang di bangunan SDN 1 dan 2 Renokenongo yang kebetulan lolos dari luapan lumpur panas. Hanya saja namanya menumpang tentu ada kekurangan disana sini.Salah satu contoh, jika sebelumnya sekolah yang memiliki 694 anak didik masuk pagi, saat ini terpaksa harus masuk sore karena memang harus bergiliran dengan pelajar SD yang masuk pagi. Begitupula jumlah kelas juga di merger.Kelas III yang sebelumnya ada enam kelas saat ini digabung 5 kelas, demikian pula yang kelas II. Hanya pelajar kelas I masih memenuhi ruangan seperti semula yaitu 6 kelas. "Namanya saja menumpang jadi harus dipadatkan supaya kelasnya menampung," kata Kepala SMPN 2 Porong, Kayis dalam bincang-bincangnya dengan detikcom melalui telepon, Rabu (9/8/2006) petang.Kayis sendiri tidak bisa berbuat banyak saat ini selain hanya bisa bersabar menyusul 'musibah' yang dialami tempatnya bekerja. "Yang kita pikirkan saat ini adalah bagaimana supaya anak-anak tidak terganggu belajarnya. Karena jangan sampai lumpur mempengaruhi pendidikan mereka," terang dia.Dirinya mengaku jika telah melayangkan keinginan kepada Lapindo Brantas Inc untuk segera mencarikan tempat baru yang aman dan strategis. Namun harapannya tersebut sampai saat ini masih belum mendapatkan jawaban resmi."Kalau melihat kondisinya, sangat rasional dan realistis jika sekolah harus direlokasi. Kita sudah sampaikan itu ke Lapindo, tapi belum ada jawaban sampai saat ini," ungkap Kayis. Keinginan Kayis, jika Lapindo bersedia merelokasi, dirinya mengusulkan agar mencari lokasi di daerah Mindi atau Glagah Anom yang jaraknya berkisar 1-2 kilometer dari sekolah lama."Kita berharap itu direalisasikan dengan menyesuaikan kondisi gedung dan fasilitas yang ada saat ini. Kalau bisa sih ada tambahan fasilitas lain yang bisa menunjang pendidikan anak-anak," pintanya berharap. Hanya saja, sampai kapan dirinya dan anak didiknya tak mengetahui sampai kapan harus menumpang di gedung SD."Yang jelas, sampai saat ini sudah ada 6 siswa yang pindah. Mereka ada yang ikut keluarganya di Sidoarjo, ada pula yang ikut mengungsi ke Mojokerto. Saya mohonlah kepada Lapindo untuk segera merelokasi sekolah kami. Biar kami bisa kembali tenang dalam belajar mengajar," kata Kayis. (wiq/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads