Pemerintah telah menetapkan hari ini sebagai cuti bersama Imlek 2023. Namun masih ada sekelompok orang yang bekerja sampai dini hari tanpa kenal libur. Siapa mereka?
Ialah para pedagang di kawasan pusat Ibu Kota. Mereka memilih tetap berjualan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang pedagang, Ros (56), mengaku sudah beberapa hari ini mendirikan stan bazar di Terowongan Kendal, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, untuk menjajakan jajanan pasar. Ros merupakan satu dari puluhan pelaku UMKM binaan pemerintah daerah yang membuka stan di kawasan itu.
"Di lokasi ini, saya jualan jajanan pasar nusantara dan pisang kremes Pontianak khas Kalimantan sama ganda suri khas Betawi dan tahu tempe mendoan, yang dagang sini binaan UMKM Jakpus dan Jaksel," ujar Ros saat ditemui detikcom di lokasi, Senin (23/1/2023).
Ros mengaku sudah sejak pagi-pagi buta membuka stan jualan. Mayoritas pelanggannya merupakan karyawan perkantoran. Tak tanggung-tanggung, omzet harian yang ia kantongi bisa sampai Rp 8 juta.
"Mayoritas pegawai kantor, ada juga masyarakat umum, tapi bisa dikatakan 80 persen konsumennya karyawan sekitar sini," jelasnya.
"Bahkan omzetnya jual kue aja tembus Rp 8 juta. Saya ngerasa keuntungan di sini bisa sampai Rp 23 juta dalam event ini. Itu sangat membantu ekonomi keluarga saya," tambah dia.
Meski begitu, Ros mengaku di hari libur nasional Imlek ini justru mengalami penurunan omzet hingga 20% karena mayoritas karyawan sedang libur. Meski begitu, Ros tetap optimistis dagangan yang dijajakannya bisa laris manis.
"Saya optimis, yang namanya kuliner pasti laku, orang suka. Memang ada sedikit pengaruh, tetapi nggak seberapa. Paling hanya selisih 20 persen," ujarnya.
Sama halnya dengan Ros, pedagang kopi keliling atau biasa dikenal dengan starling bernama Qolbi (30) juga nampak berjualan di sekitar Dukuh Atas. Qolbi menyebutkan pendapatannya kemarin hanya sekitar Rp 300 ribu. Padahal di hari biasa dia bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah hingga Rp 700 ribu per hari.
"Ya kalau Imlekan sepi ya. Iya, kadang kemarin dapat cuman Rp 300-400 ribuan," ucap Qolbi.
Setiap hari, Qolbi berdagang selama 12 jam di sekitar kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Biasanya, pembeli dagangannya terdiri atas pekerja kantoran ataupun para pengunjung kawasan ini.
Meskipun akhir-akhir ini dagangannya cenderung sepi pembeli, di momen tertentu justru dagangannya laku keras. Misalnya saat muncul fenomena Citayam Fashion Week di Dukuh Atas, ia mengaku bisa mengantongi omzet mencapai Rp 1,2 juta.
"Kalau namanya orang jualan mah nggak nentu kadang. Kadang ramai, kadang sepi. Mayoritas yang beli pekerja kantor, orang jalan-jalan. Kalau malam minggu padat. Ramai malam minggu," ucapnya.
"Paling total 12 jam. Kadang kalau pagi, berangkat setengah 6, jam 2 pulang lalu istirahat. Nanti jam 5 jalan lagi sampai jam 2 dini hari," tambah dia.
Simak Video: Penetapan Libur dan Cuti Bersama 2023