Barongsai: Pernah Dilarang Orba, Kini Jadi Cabang Olahraga

Sosok

Barongsai: Pernah Dilarang Orba, Kini Jadi Cabang Olahraga

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 22 Jan 2023 06:54 WIB
Jakarta -

Suara tambur dan gembrengan beradu, menandakan dimulainya pertunjukan barongsai. Seiring dengan irama musik, barongsai putih mulai beraksi. Melompat-lompat di atas tonggak, berdiri, hingga berguling. Sesekali, aksi sang barongsai menyebabkan penonton menahan napas. Bagaimana tidak, atraksi tersebut dilakukan di atas beberapa tonggak dengan tinggi 80 cm hingga 3 meter.

Penonton terus memadati panggung tempat sang singa beratraksi. Ada yang merekam pertunjukan dengan ponsel, ada pula yang terus memotret aksi sang singa. Anak-anak menunjuk-nunjuk sang singa pada ibu mereka. Semua terhibur berkat singa putih yang digerakkan oleh dua pemain barongsai yang terampil.

Para pemain itu tergabung dalam grup barongsai Kong Ha Hong Indonesia. Berdiri sejak tahun 1999, Kong Ha Hong diketahui sudah meraih lima kali juara dunia di kompetisi barongsai internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua itu tak lepas dari peran sang pendiri. Adalah Ronald Sjarif, mantan pemain barongsai yang kemudian membesarkan Kong Ha Hong hingga menjadi grup barongsai yang disegani di Indonesia.

Ronald adalah keturunan Tionghoa yang lahir di Jakarta, 76 tahun silam. Di masa kecilnya, ia sering melihat pertunjukan barongsai saat Imlek. Maka, ia tak pikir panjang untuk ikut belajar barongsai dengan kawan-kawannya.

ADVERTISEMENT

Sempat dilarang pemerintah, halaman selanjutnya.

Belum sampai 10 tahun Ronald belajar barongsai, pertunjukan tersebut dilarang di Indonesia. Hal ini terkait Instruksi Presiden no. 14 tahun 1967 tentang agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Diberlakukan sejak 6 Desember 1967, segala ritual budaya dan keagamaan orang Tionghoa dilarang dilakukan di tempat umum.

"Kita main sampai umur 17 tahun. Setelah G30S kalau nggak salah, itu dilarang. Karena dilarang, kita bubar," kenang Ronald.

Baru setelah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, pertunjukan barongsai mulai diperbolehkan di tempat umum. Pada saat itu, Imlek juga dijadikan hari libur fakultatif.

Saat itu, Ronald sudah vakum dari dunia barongsai selama lebih dari dua puluh tahun. Keinginannya membentuk kembali perkumpulan barongsai muncul atas permintaan seorang kawan.

"Saya itu ada kedatangan teman di Pantai Indah Kapuk. Dia bilang, 'Saya mau mengundang barongsai untuk main di Pantai Indah Kapuk.' 'Kenapa?' saya bilang. 'Karena waktu peristiwa Mei, Pantai Indah Kapuk lah yang paling parah. Dibakar, dijarah, dirampok. Nah, jadi kami niat mengundang barongsai, maksud tujuannya menolak bala, mengusir roh-roh jahat, dan mendatangkan rejeki.' Akhirnya, kita dirikanlah perkumpulan barongsai," jelas Ronald.

Tak mudah mendirikan kembali perkumpulan barongsai. Ronald menyadari pertunjukan barongsai sudah berubah. Tak hanya ada barongsai lantai, kini juga ada barongsai tonggak.

Barongsai tonggak tentu lebih menantang dari barongsai lantai. Atraksi singa berdiri, berguling, dan lain sebagainya dilakukan sambil melompat-lompat di atas tonggak setinggi 80 cm hingga 3 meter. Barongsai tonggak juga biasanya dipertandingkan di kompetisi internasional.

"Kita kan sudah berapa puluh tahun tidak boleh main barongsai. Bagaimana kita mau menonton barongsai? Main saja tidak boleh. Akhirnya, begitu kita main, kita juga nggak tahu cara yang terbaru itu main di atas tonggak besi. Kita juga belum punya tonggak besinya, dan ukurannya pun belum ada," kata Ronald.

Ronald tak kehabisan akal. Ia segera mengirim beberapa pemain untuk belajar di Singapura, Malaysia, dan Tiongkok.

Latihan intens pun tak terelakkan. Tak hanya saat mendekati Imlek, Kong Ha Hong selalu mengadakan latihan tanpa putus, dua sampai tiga kali dalam seminggu.

Kejuaraan demi kejuaraan pun diikuti oleh tim barongsai Kong Ha Hong. Akhirnya, pada 2009, Kong Ha Hong mendapat piala juara satu internasional pertamanya di Guangzhou, China.

Tak berhenti sampai sana, Kong Ha Hong terus menoreh prestasi di tahun-tahun berikutnya. Sejauh ini, Kong Ha Hong sudah meraih lima kali juara dunia.

Siakui sebagai cabang olahraga, halaman selanjutnya.

Kegembiraan Kong Ha Hong bertambah di 2013 ketika barongsai diakui sebagai cabang olahraga oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

"Terus terang, atas perjuangan kita semua ini, sekarang barongsai itu telah diakui oleh KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). Sudah masuk salah satu cabang olahraga di KONI. Dan akan diperlombakan nanti setiap tahunnya. Nah, itulah yang saya sangat gembira sekali, bahwa pemerintah sudah turun tangan," ujar Ronald.

Ronald menyadari, barongsai tak lagi 'milik' para Tionghoa. Kini, barongsai adalah olahraga yang bisa dilakukan siapa saja. Oleh karena itu, Ronald tak pernah membeda-bedakan siapapun yang hendak bergabung di Kong Ha Hong.

"Saya tidak membedakan suku, agama, dan ras. Saya tidak tanya, you suku apa, agama apa, yang penting you mau main, silakan," jelas Ronald.

Prestasi Kong Ha Hong sungguh membanggakan bagi Ronald. Ia tak menyangka, meski barongsai pernah dilarang di Indonesia, kini hadirnya mampu mengharumkan nama bangsa.

"Sangat membanggakan. Sedangkan kita dulu tidak boleh bermain barongsai. Begitu dikasih main barongsai kita bisa mendapatkan 5 kali juara 1 dunia," kata Ronald.

Halaman 4 dari 3
(nel/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads