Mengemuka Alasan di Balik Kritik Keras Megawati soal Bandara Bali Utara

Mengemuka Alasan di Balik Kritik Keras Megawati soal Bandara Bali Utara

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 20 Jan 2023 08:19 WIB
Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato dalam HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran. Dalam kesempatan tersebut Megawati sempat hampir menangis.
Foto: PDIP
Jakarta -

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengamuk atas rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. Ternyata mengamuknya Megawati bukan tanpa alasan.

Mengamuknya Megawati berawal dari protes yang ia sampaikan terkait rencana pembangunan bandara di Bali. Megawati bahkan sampai bertanya ke Seskab Pramono Anung terkait rencana tersebut.

"Saya bilang, lo, sama Pram (Sekretaris Kabinet Pramono Anung). Pram, tolong banget, ini atas warga Bali. Aku bilang, jangan mikirin diri sendiri. Pulau Bali ini penduduknya hanya beberapa, terus yang mau datang ke sini hanya investor doang. Saya mau rakyat Bali saya juga ada yang menjadi pengusaha dan lain sebagainya," kata Megawati dalam keterangan tertulis PDIP, Senin (16/1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ini negara merdeka berdaulat. Rakyatnya bebas aktif merdeka, eh masih mau jadi budak. Disampaikan ke Pak Jokowi. Kalau ini boleh ditulis. Mau dimarahin Pak Jokowi, saya marah lagi. Nanti dibilang Ibu Mega menunjukkan kekuatannya. Aduh, orang ini untuk rakyat," imbuh dia.

Putri Presiden ke-1 RI Sukarno itu bercerita Gubernur Bali I Wayan Koster bersama wakilnya dan mantan Menteri Pariwisata Wishnutama Kusubandio juga pernah menjelaskan perihal pembangunan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya bilang nggak. Saya mewakili rakyat Bali. Nah ini masukin kalau berani, biarin Bali yang satu-satunya pulau yang PDI Perjuangan. Kenapa sih, kebayang nggak buang duit melulu," cerita Megawati.

Megawati menegaskan punya alasan dirinya menolak saat itu karena masih dalam situasi pandemi COVID-19. Dana itu, kata Megawati, bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat Bali. Bahkan, lanjutnya, dia pun sudah memberikan masukan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yakni daripada membangun bandara baru, lebih baik memanfaatkan Bandara Ngurah Rai.

"Saya nanya kepada Pak Budi Karya, sebenarnya Ngurah Rai itu ngopo sih runway-nya itu dibikin satu lagi? Coba pertanyaan aku sekarang, kalau ada Buleleng (Bandara Baru di Bali Utara), dengan pandemi kemarin sampai sekarang ini, nggak mabuk itu? Siapa yang di sana?" ujar Megawati.

Selain itu, dia melihat terjadi kepadatan di Bali ini jika di Bandara Bali Utara terealisasikan. "Di Ngurah Rai iya, di Buleleng iya, nggak sumpek itu rakyat Bali yang datang orang asing semua?" tutur Megawati.

Dia pun menceritakan sudah memikirkan alternatifnya. Misalnya, mereka yang hendak ke Bali bisa turun di Banyuwangi atau di Surabaya.

"Kenapa? itu memberi orang untuk bisa di tiga tempat. Dari Surabaya dia nginap, dari Banyuwangi lanjut nyebrang ke Gilimanuk, ini bisa terus," jelas Megawati.

Karena itu, wajar jika dia merasa marah kalau yang tak diuntungkan rakyatnya. "Ibu Mega ngamuk. Iyalah, rakyatnya yang mau dibantu atau, sorry, orang-orang kayanya? Banyak orang Bali pintar lho," kata Megawati.

Simak alasan Megawati mengamuk di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Puan soal Capres PDIP: Kami Tunggu Apa yang Jadi Pilihan Ketum':

[Gambas:Video 20detik]



PDIP Jelaskan Alasan Megawati Ngamuk

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun menjelaskan alasan Megawati mengkritik keras rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. Dia menyebut keputusan Megawati menolak pembangunan Bandara Internasional Bali Utara tepat lantaran saat ini yang terjadi di Bali bukanlah rakyat yang membangun, tapi justru investor asing yang membangun.

"Pembangunan bandara lebih digerakkan para pemodal besar dengan pembenaran statistik kemajuan, namun di tingkat implementasinya berbenturan dengan berbagai persoalan seperti pembelian tanah rakyat secara masif. Ujung-ujungnya rakyat hanya menjadi penonton, terlebih dengan begitu banyak investor asing yang akan digalang untuk menggarap bandara internasional tersebut. Saat ini baru ada rencana saja, sudah terjadi perburuan tanah rakyat. Hal ini tidak boleh terjadi," kata Hasto dalam keterangannya, Kamis (19/1/2023).

Hasto mengatakan, dalam jangka menengah, pembangunan bandara tersebut pasti diikuti dengan berbagai infrastruktur turisme yang lebih berorientasi pada keuntungan investor semata. Selain itu, menurutnya, derasnya orang asing yang masuk dipastikan akan merubah kultur Bali.

"Kekuatan Bali itu terletak pada kultur yang hidup, menyatu, dan menumbuhkan jiwa spiritualitas yang otentik. Hal inilah yang menjawab mengapa atmosfir kehidupan Bali sangat khas, ada kehidupan spiritual yang menyatu dengan alam. Berbagai aspek spiritualitas ini menjadi kekuatan Bali, dan inilah yang dijaga Ibu Megawati," ucap Hasto.

"Saya pribadi diajarkan Ibu Megawati untuk membuka alam rasa dan alam pikir kami agar bisa 'berbicara' dengan semesta melalui balutan spiritualitas yang sungguh luar biasa," lanjut Hasto.

Hasto menilai lebih baik menggunakan pendekatan berbeda, daripada membangun Bandara Internasional di Bali Utara. Dia mengusulkan adanya penguatan koneksi antara Surabaya, Banyuwangi, dan Bali.

"Karena itulah lebih baik digunakan pendekatan berbeda. Memperkuat interkoneksi antara Surabaya, Banyuwangi, dan Bali, khususnya Bali Utara sebagaimana digagas Bu Mega adalah pilihan yang sangat progresif dan tepat. Kemudian pembangunan infrastruktur di Bali yang lebih ramah lingkungan guna meningkatkan aksesibilitas terhadap Bali Utara," tuturnya.

Selain itu, dia menilai yang terpenting saat ini untuk Bali adalah menggali nilai-nilai peradaban Bali, bukan memasukkan budaya asing. "Langkah terpenting sekarang ini justru menggali keseluruhan nilai-nilai peradaban Bali. Falsafah kebahagiaan melalui Tri Hita Karana misalnya, sangat tepat ditransformasikan untuk Indonesia dan dunia. Di situlah peran penting penting Bali, bukan malah mereduksinya dengan Bandara Internasional di Bali Utara," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads