Sentilan Hakim ke Eks Anak Buah Sambo soal Nonton Sidang di TV

Sentilan Hakim ke Eks Anak Buah Sambo soal Nonton Sidang di TV

Zunita Putri - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2023 08:46 WIB
AKBP Arif Rachman Arifin menjalani sidang lanjutan di PN Jaksel. Dalam sidang tersebut, jaksa meminta majelis hakim menolak eksepsi Arif Rahman Arifin.
AKBP Arif Rachman Arifin, terdakwa kasus obstruction of justice kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

AKBP Arif Rachman Arifin, yang merupakan mantan Wakil Kepala Detasemen (Wakaden) B Biro Pengamanan Internal (Paminal) Divisi Propam Polri, disentil hakim saat dihadirkan ke persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). AKBP Arif dihadirkan sebagai terdakwa kasus obstruction of justice.

Sentilan itu bermula dari hakim ketua Ahmad Suhel yang mengamati keterangan AKBP Arif Rachman, dan menilai ada keterangan yang berubah, Jumat (13/1/2022). Ahmad Suhel lalu menanyakan soal kesempatan AKBP Arif Rachman menonton televisi.

"Sampai saat ini Saudara di mana?" tanya hakim Ahmad Suhel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sekarang sudah pindah ke Rutan, tadinya dipatsus (tempat khusus)-kan," katanya.

AKBP Arif Rachman Arifin mengatakan saat ini menempati Rutan Bareskrim Polri. Dia pun mengakui sesekali dapat menonton televisi di rutan.

ADVERTISEMENT

"Saudara menonton persidangan ini?" cecar hakim Ahmad Suhel.

"Biasanya, Yang Mulia," jawab AKBP Arif.

Mendengar jawaban itu, terjawab sudah rasa penasaran hakim Ahmad Suhel terkait penyebab berubah-ubahnya keterangan AKBP Arif Rachman. Menurut hakim Ahmad Suhel, keterangan Arif seperti mengikuti perkembangan sidang.

"Iyalah, kenapa saya tanyakan itu, karena ada keterangan yang kemudian menjadi berbeda, itu lho," tutur hakim Ahmad Suhel.

"Di persidangan sana, dia ngomong begitu. Di persidangan sini, gitu terus. Ini kok ceritanya seperti mengikuti perkembangan-perkembangan persidangan ya," imbuh hakim Ahmad Suhel.

AKBP Arif pun terdiam. Setelah menyentil AKBP Arif, hakim Ahmad Suhel kembali menanyakan pertanyaan lainnya.

Dalam kesaksiannya di persidangan, AKBP Arif Rachman Arifin juga menangis. Arif tak bisa menahan air matanya saat mengaku takut bernasib sama dengan Yosua jika tidak menuruti perintah mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo saat itu.

"Takut. Saya kemarin aja Pak Hakim Yang Mulia...," ucap Arif, kemudian diam agak lama dan menangis. Jawaban itu dilontarkan dia saat ditanya pengacara soal alasan tidak mengatakan tentang isi rekaman CCTV Yosua masih hidup kepada timsus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Saksikan juga 'Sesal Anak Buah Sebab Sambo Tak Bertanggung Jawab':

[Gambas:Video 20detik]



Arif mengusap matanya dengan sapu tangan. Arif menangis sampai tidak bicara, hakim pun menenangkan Arif.

"Gini, saya mau beri tahu Saudara, kenapa Saudara kami minta pertama (diperiksa terdakwa) karena saya melihat kejujuran di Saudara. Saya bisa memahami bagaimana perasaan Saudara," ucap hakim ketua Ahmad Suhel.

Hakim ketua Ahmad Suhel lalu menjelaskan pihaknya berharap AKBP Arif Rachman berbicara sejujurnya agar perkara obstruction of justice ini terang-benderang. "Silakan dibuka apa yang harus Saudara buka di sini," imbuh hakim ketua Ahmad Suhel.

Arif terus menangis. Setelah beberapa menit, dia terlihat kembali tenang, lalu mengungkapkan ketakutannya.

AKBP Arif Rachman menangis di sidang pada 13 Januari 2023AKBP Arif Rachman menangis di sidang kasus obstruction of justice kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jumat (13/1/2023). (Screenshot tayangan sidang)

"Rasa takut itu besar, Yang Mulia. Kemarin ketika saya ceritakan beda dengan Pak Ferdy Sambo aja, terus terang saya takut," tutur Arif.

Arif kemudian mengingat pesan istrinya. Dia takut bernasib sama seperti Yosua.

"Istri saya sempat bilang, 'Ingat, Pak, anak-anak. Bayangkan, ajudan saja bisa dibunuh'. Gimana saya nggak kepikiran," imbuh Arif.

Untuk diketahui, Arif Rachman didakwa merusak CCTV yang membuat terkendalanya penyidikan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Perbuatan itu dilakukan Arif bersama dengan lima orang lainnya, yakni mantan Karo Paminal Divisi Propam Polri Hendra Kurniawan, Kompol Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKP Irfan Widyanto, dan Kombes Agus Nurpatria Adi Purnama.

Mereka didakwa dengan berkas terpisah. Arif didakwa dengan Pasal 49 juncto Pasal 33 dan Pasal 48 juncto Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP dan Pasal 233 KUHP dan Pasal 221 ayat 1 ke-2 juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads