Sistem peringatan dini tsunami merupakan fasilitas yang penting dalam mendeteksi akan terjadinya bencana alam tsunami. Informasi terkait sistem peringatan dini tsunami juga tak kalah penting untuk dipahami terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana gempa dan tsunami.
Lantas apa yang dimaksud dengan sistem peringatan dini tsunami itu? Bagaimana mekanisme sistem peringatan dini tsunami di Indonesia dan langkah-langkah tanggap evakuasinya? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasinya berikut ini.
Apa itu Sistem Peringatan Dini Tsunami?
Indonesia sebagai negara yang terletak di kawasan Ring of Fire atau Cincin api Pasifik mengakibatkan sering terjadinya gempa hingga tsunami. Oleh karena itu, sistem peringatan dini gempa dan tsunami amat penting keberadaannya di Indonesia terutama di wilayah rawan gempa dan tsunami.
Mengutip dari situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS), pengertian sistem peringatan dini tsunami adalah fasilitas pendeteksian kejadian bencana alam tsunami untuk memberikan peringatan dini sebelum bencana alam tsunami datang atau melanda. Sistem ini menggunakan peralatan teknologi tinggi sebagai alat atau sarana untuk memonitor kapan dan di mana bencana alam tsunami itu akan terjadi.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tujuan sistem peringatan dini tsunami adalah agar masyarakat khususnya di wilayah rawan bencana tsunami masih memiliki waktu untuk melakukan evakuasi atau penyelamatan diri ke wilayah yang lebih aman dari bencana tersebut. Hal ini juga mampu meminimalisir jumlah korban yang kemungkinan terjadi.
Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Di Indonesia, informasi terkait sistem peringatan dini tsunami dikeluarkan oleh pemerintah melalui pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Untuk itu, BMKG memiliki sistem peringatan dini tsunami yang disebut InaTEWS atau Indonesia Tsunami Early Warning System.
Melansir situs resminya, InaTEWS kemudian berjalan dan berkembang sebagai Tsunami Service Provider (TSP), yaitu sistem peringatan dini tsunami untuk wilayah samudra Hindia bersama dengan Incois (India) dan BOM (Australia).
![]() |
Mekanisme Sistem Peringatan Dini Tsunami
Melansir BPBD, penerapan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia agar mampu berjalan secara efektif dan optimal maka perlu peran serta yang menyeluruh. Mulai dari masyarakat, pemerintah, dan instansi-instansi terkait. Untuk itu maka perlu dipahami pula mekanisme alur sistem peringatan dini tsunami di Indonesia.
Mekanisme alur sistem peringatan dini tsunami di Indonesia:
- Peringatan dini tsunami dikeluarkan pertama kali secara resmi oleh BMKG, hal ini berdasarkan hasil analisis akan terjadinya tsunami
- BMKG menyebarluaskan informasi peringatan dini tsunami kepada masyarakat hingga berbagai institusi perantara terkait melalui berbagai media komunikasi
Selain itu, BMKG memiliki prosedur standar dalam menyampaikan peringatan dini ke berbagai institusi perantara tersebut di atas, dimana dalam penyampaian peringatan dini di bagi menjadi 4 tahap.
Adapun 4 tahapan peringatan dini tsunami oleh BMKG yaitu:
- Peringatan Dini 1: Memuat informasi parameter gempa, waktu terjadi, posisi episenter (lintang, bujur), kedalaman, kekuatan, skala intensitas di beberapa lokasi, dan potensi tidak terjadi/ terjadi tsunami, serta tingkat ancaman tsunami
- Peringatan Dini 2: Memuat informasi perkiraan ketinggian landaan tsunami serta prakiraan waktu dan kawasan yang akan terlanda tsunami
- Peringatan Dini 3: Memuat informasi kondisi kejadian tsunami pada daerah-daerah lain yang terlanda tsunami
- Peringatan Dini 4: Memuat informasi bahaya tsunami sudah berakhi
Sedangkan tingkat peringatan dini tsunami oleh BMKG beserta sarannya adalah sebagai berikut:
- Tingkat Peringatan AWAS: Tinggi gelombang lebih dari 3 meter, maka perlu melakukan evakuasi massal sesuai dengan jalur evakuasi yang telah ditentukan menuju tempat penyelamatan.
- Tingkat Peringatan SIAGA: Tinggi gelombang 0 ,5-3 meer, maka perlu melakukan evakuasi masyarakat di sekitar wilayah pantai menuju tempat yang diperkirakan aman dari tsunami.
- Tingkat Peringatan WASPADA: Tinggi gelombang 0-0,5 meter, maka yang perlu dilakukan adalah menjauhi pantai.
Langkah Tanggap Peringatan Dini Tsunami
Melansir situs BMKG, langkah tanggap yang perlu dilakukan ketika memperoleh informasi peringatan dini tsunami adalah untuk segera melakukan evakuasi menuju tempat evakuasi sementara (TES). Tempat aman yang sudah ditetapkan sebagai lokasi evakuasi tsunami, seperti dataran tinggi, dataran/hamparan yang jauh dari pantai, atau gedung/bangunan yang sudah disepakati sebagai tempat evakuasi yang aman.
Setelah ancaman tsunami berakhir, maka dengan arahan dan petunjuk dari pihak berwenang, masyarakat dapat pindah menuju Tempat Evakuasi Akhir (TEA), atau jika tidak terjadi tsunami masyarakat bisa kembali ke rumah.
Demikian penjelasan tentang sistem peringatan dini tsunami di Indonesia beserta langkah-langkah tanggap untuk evakuasi darurat peringatan dini tsunami. Semoga bermanfaat!
Simak juga 'BMKG: Peringatan Dini Tsunami di Maluku Diakhiri, Bukan Dicabut':