Seribuan Orang Lepas Kepergian Riswandha Imawan

Seribuan Orang Lepas Kepergian Riswandha Imawan

- detikNews
Sabtu, 05 Agu 2006 15:02 WIB
Yogyakarta - Seribuan orang melepas kepergian pakar politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr H Riswandha Imawan ke peristirahatan terakhir. Riswandha dikebumikan di makam keluarga besar UGM di Sawitsari Condongcatur, Depok Sleman, Sabtu (5/8/2006).Sebelum dimakamkan, jenazah dibawa dari rumah duka di Jl Tongkol Raya No 5 Minomartani menuju Balairung UGM untuk dilakukan upacara pelepasan jenazah dan penghormatan terakhir oleh sivitas akademik UGM. Sejak pukul 11.00 WIB hingga upacara pelepasan pada pukul 13.00 WIB, para pelayat sudah memenuhi sekitar Balairung.Ketika jenazah tiba di Balairung, istri alamarhum Ny Herry Isminedy beserta tiga anaknya Rafif Pamenang Imawan, Satria Aji Imawan dan Arga Pribadi Imawan tidak kuasa menahan tangis kesedihan. Para tamu terus-menerus memberikan ucapan turut berdukacita.Beberapa tamu yang hadir antara lain mantan Menteri Negara Otonomi Daerah yang juga anggota DPR Ryaas Rasyid, mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr HA Syafii Maarif, Wakil Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo, Mendiknas Prof Dr Bambang Sudibyo, anggota KPU Prof Dr Ramlan Surbakti, Sys NS, Ketua Dewan Pers yang juga mantan Rektor UGM Prof Dr Ichlasul Amal dll.Dekan Fisipol UGM Prof Dr Moh Mochtar Mas'oed menyatakan dirinya bersama semua keluarga besar Fisipol bersaksi bila selama bergaul maupun mengajar di kampus, almarhum adalah orang yang baik sehingga memperoleh banyak tanda jasa dari pemerintah.Karya-karya yang baik oleh almarhum dimulai ketika mulai menjadi pendidik di jurusan Ilmu Pemerintahan UGM hingga dilanjutkan di S2 dan S3. "Banyak karya yang ditulis oleh beliau, yang tidak bisa saya sebutkan," katanya.Sementara Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendi mewakili keluarga besar UGM mengatakan almarhum belum lama dikukuhkan menjadi guru besar UGM pada 4 September 2004 dengan pidato "Partai Politik di Indonesia: Pergulatan Setengah Hati Mencari Jati Diri." Dalam pengabdian yang pendek itu, almarhum dikenal pandai dan amat kritis dalam pandangan-pandangan politiknya."Dia terus menyampaikan kegundahan mengenai politik Indonesia yang masih jauh dari harapan," kata Sofian.Sofian juga mengutip kesimpulan terakhir pidato pengukuhan almarhum di Balai Senat UGM bahwa hambatan terbesar politik Indonesia adalah untuk menemukan jati dirinya. Parpol bingung dengan kodratnya sendiri dan parpol salah mempersepsikan gerakan reformasi 1998.Usai sambutan, Ustad HM Mufti Abu Yazid membacakan doa untuk melepas kepergian almarhum menuju peristirahatan terakhir di makam Sawitsari. Selamat jalan Pak Ris! Eagle flies alone... (sss/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads