Kisah Rizwan, Jadi Okularis Sejak Anaknya Kehilangan Mata Karena kanker

Sosok

Kisah Rizwan, Jadi Okularis Sejak Anaknya Kehilangan Mata Karena kanker

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 08 Jan 2023 07:02 WIB
Jakarta -

Sudah sekitar 5 tahun terakhir, Rizwan menekuni profesi sebagai okularis, atau ahli pembuatan mata palsu. Semua bermula dari sang anak, Falisha, yang terdiagnosa retinoblastoma atau kanker mata di usia dua bulan. Kondisi tersebut mengharuskan kedua mata Falisha untuk diangkat.

Mata palsu dari rumah sakit pun dipasang selepas proses pengangkatan mata Falisha. Namun masalah baru muncul. Mata palsu yang terlihat sangat tidak natural itu dikhawatirkan akan menurunkan kepercayaan diri Falisha. Tidak hanya itu, sejak menggunakannya, Rizwan mengatakan bahwa mata Falisha terus mengeluarkan banyak kotoran yang sangat bau.

"Dari situ saya berpikir, kok mata palsu seperti ini? Apa memang harus seperti ini, tidak bisa mirip seperti yang sehatnya atau bagaimana?" kenang Rizwan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas lagi jalan ke mal, orang itu ngelihatinnya bukan ngelihat sekilas aja begitu, tapi sampai dilihatin begini banget, kita sih sebagai orang tua kan rasanya gimana ya," tambah Desy, istri Rizwan.

Atas informasi tentang 'sekolah' pembuatan mata palsu dari luar negeri, Rizwan pun akhirnya mencoba membuat mata palsu sendiri. Ia mengatakan, ada bahan khusus yang digunakannya agar mata palsu terlihat lebih mirip dengan yang asli.

ADVERTISEMENT

Rizwan mengakui, bukan hal mudah untuk membuat mata palsu yang sangat identik dengan mata aslinya. Banyak percobaan gagal dilaluinya. Hingga akhirnya, ia menemukan formula yang tepat untuk membuat mata palsu agar warna dan bentuknya tidak jauh berbeda dengan mata asli Falisha.

"Anak saya juga sempat kemoterapi di salah satu rumah sakit di Indonesia sama di Singapura. Pas lagi kemo ketemu sama anak-anak lainnya juga. Ternyata banyak yang pakai mata palsu tapi nggak bagus. Di situ baru saya ngobrol-ngobrol sama istri saya, gimana kalau kita bikin remake nya saja? Kan saya sudah punya ilmunya, kenapa tidak dibagikan ke orang lain yang lebih membutuhkan? Jadi bukan cuman untuk anak saya saja," jelas Rizwan.

Desy menyambut baik ide suaminya itu. Bersama-sama, keduanya mendirikan Ilyarsi Okularis, sebauah laboratorium pembuatan mata palsu di tahun 2017. Tak hanya melayani klien anak-anak, klien dewasa pun bisa memesan mata palsu di laboratorium Rizwan.

Tekad Rizwan setelah 5 tahun menjadi Okularis, halaman berikutnya.

Semakin hari, banyak orang yang membutuhkan mata palsu terus berdatangan ke Ilyarsi Okularis. Bahkan, klien tak hanya berasal dari Jabodetabek saja. Namun juga dari mereka yang di luar Jawa. Sejak didirikan pada 2017, Rizwan telah membuatkan mata palsu untuk lebih dari 3000 orang. Hal ini semakin membuat Rizwan sadar akan pentingnya mata palsu bagi kehidupan mereka yang membutuhkan.

Banyaknya permintaan bantuan membuat mata palsu tidak membuatnya lupa pada alasan utamanya belajar sebagai okulairs. Hingga saat ini, Rizwan masih sering membuatkan mata palsu untuk Falisha. Ia mengaku senang karena melihat anaknya lebih percaya diri dan nyaman saat memakainya.

"Jadi ya, yang pastinya ya saya sebagai orang tua pastinya senang ya, karena ya anak saya dengan pakai mata palsu ya kelihatan seperti normal-normal saja," terang Rizwan.

Bagi Rizwan dan Desy, Ilyarsi Okularis adalah lebih dari sekadar bisnis. Ia selalu berpegang teguh pada prinsip untuk menolong mereka yang memiliki kondisi serupa dengan Falisha.

Selain itu, Rizwan juga melakukan semua demi Falisha, sang anak. Rizwan ingin sang anak tahu bahwa ia tak sendirian, ada banyak orang-orang lain dengan kondisi yang sama. Mereka tidak mau kondisi fisik Falisha menjadi bahan perundungan di kemudian hari, pun bagi anak-anak lain yang memiliki kondisi serupa dengan Falisha.

"Ini kan untuk anak saya juga. Jadi saya ingin anak saya tahu bahwa bapaknya bikin mata palsu, jadi bukan cuman untuk anaknya saja. Tapi ya buat semuanya yang membutuhkan, jadi biar anak saya merasa percaya diri. Jadi, jangan merasa sedih, karena bukan hanya anak saya saja yang seperti itu. Biar nggak minder," tutur Rizwan.

Halaman 2 dari 2
(nad/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads