Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi komplek Masjid Al-Aqsa. Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Israel untuk mematuhi kesepakatan internasional.
"Kalau Indonesia kan sudah jelas mendukung Palestina dan supaya solusinya adalah Two State Solution, Solusi Dua Negara. Dan juga supaya mematuhi berbagai kesepakatan-kesepakatan internasional," kata Ma'ruf di Bogor, seperti dalam rekaman video yang diberikan oleh Setwapres, Minggu (8/1/2023).
Two State Solution atau Solusi Dua Negara adalah salah satu opsi damai konflik Israel Palestina. Solusi ini menyerukan untuk dibuatnya dua negara untuk dua warga. Dengan solusi dua negara, negara Palestina berdampingan dengan Israel, di sebelah barat Sungai Yordan.
Kembali lagi ke pernyataan Ma'ruf, dia menyebut jika Israel melanggar kesepakatan itu akan memunculkan ketegangan. Ma'ruf mengatakan Indonesia sudah memberikan nota protes kepada Israel.
"Kalau ini melanggar kesepakatan internasional itu akan bisa menimbulkan... itu juga harus diperingatkan. Indonesia saya kira sudah membuat nota untuk itu," kata Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPB) untuk mengambil langkah tegas. Hal itu, kata dia, guna mencegah terjadinya ketegangan.
"Dan kita minta PBB supaya mengambil langkah seperti itu, supaya memperingatkan, supaya jangan ada pelanggaran-pelanggaran kesepakatan yang sudah ada dalam rangka menjaga ketenangan," jelasnya.
"Kita sudah dalam situasi tidak baik-baik saja, sudah ada perang Rusia-Ukraina, jangan ditambah lagi nanti dunia ini akan dihebohkan dengan hal-hal yang baru yang mengganggu ketenangan," imbuhnya.
Diketahui, menteri Israel yang beraliran ultranasionalis dan ekstrem kanan, Itamar Ben-Gvir, mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa pada Selasa (3/1) waktu setempat. Ini menjadi kunjungan pertama Ben-Gvir sejak menjabat dalam pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (3/1/2023), kunjungan Ben-Gvir ini memancing kemarahan Palestina, yang memandang kunjungan itu sebagai provokasi. Kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza juga memberikan peringatan kepada Ben-Gvir terkait kunjungannya.
"Pemerintahan kami tidak akan menyerah pada ancaman Hamas," ucap Ben-Gvir dalam pernyataan yang dirilis juru bicaranya, setelah kelompok militan Hamas memperingatkan bahwa kunjungan itu adalah 'garis merah' atau 'red line'.
Selengkapnya pada halaman berikut.