Disebut Mabuk oleh Gus Choi, Djarot: Jangan Sewot, Reshuffle Hak Presiden

Disebut Mabuk oleh Gus Choi, Djarot: Jangan Sewot, Reshuffle Hak Presiden

Dwi Rahmawati - detikNews
Rabu, 04 Jan 2023 19:25 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.
Djarot Saiful Hidayat (Imam Suripto/detikJateng)
Jakarta -

Ketua DPP Partai PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat meminta Ketua DPP NasDem Effendy Choirie tenang dalam menyikapi soal dua menteri NasDem yang disarankan untuk mundur dari kabinet oleh pihaknya. Djarot menilai tak perlu khawatir lantaran reshuffle kabinet murni hak prerogatif Presiden Joko Widodo.

"Jangan sewotlah, tenang saja. Reshuffle kabinet adalah hak prerogatif Presiden, sebaiknya tenang saja," kata Djarot saat dimintai konfirmasi, Rabu (4/1/2023).

Djarot menyebutkan menteri merupakan jabatan politik. Menurutnya, Presiden Jokowi lebih paham untuk menentukan apakah menterinya patut dipertahankan atau tidak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Evaluasi anggota kabinet sebagai pembantu Presiden sudah jamak dilakukan, dan tentunya Presiden yang lebih paham apakah pembantunya benar-benar loyal dan solid untuk membantu mewujudkan program-program strategis nasional," tutur Djarot.

Gus Choi Sebut Djarot Mabuk

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie menanggapi pernyataan Djarot Saiful Hidayat yang menyarankan dua menteri NasDem, yakni Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) serta Menteri Pertanian, mundur di tengah isu reshuffle mencuat. Gus Choi, sapaan akrabnya, menilai Djarot seperti mabuk karena meminta mendesak menteri mundur yang mana reshuffle merupakan prerogatif presiden.

ADVERTISEMENT

"Djarot mungkin baru minum pil apa ya, kok seperti mabuk. Maksa-maksa menteri NasDem mundur. Soal menteri hak prerogatif Presiden," kata Gus Choi.

Gus Choi lantas menyarankan agar Djarot minum obat yang menyehatkan fisik sehingga tidak terkesan menyimpan dengki.

"Minum obat yang menyehatkan fisik, pikiran, dan hati. Hindari makan obat yang bikin hati dan pikiran kemrungsung, hasud, dengki pada tetangga," ujarnya.

Sejauh ini, Gus Choi menilai dua menteri NasDem yang disinggung Djarot itu memiliki kinerja yang baik. Kapasitas pribadi keduanya, sebut dia, juga tak kalah dengan menteri lain.

"Kinerja menteri-menteri NasDem top semua. Kapasitas pribadinya juga nggak kalah dengan menteri-menteri lain," ujar Gus Choi.

Simak juga video 'NasDem: Jokowi yang Berwenang Lakukan Reshuffle, Bukan PDIP':

[Gambas:Video 20detik]



Djarot sarankan dua menteri NasDem mundur. Simak di halaman selanjutnya.


Dua menteri NasDem disarankan mundur

Djarot kembali menyinggung dua menteri dari NasDem. Djarot mendorong kedua menteri itu mundur dari jabatannya di tengah isu reshuffle santer.

Djarot mulanya menyampaikan alasan kedua menteri yang bermitra dengan Komisi IV DPR itu harus dievaluasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menilai produksi pangan dalam negeri masih tidak mencukupi.

Anggota Komisi IV DPR ini lalu menyinggung keputusan Partai NasDem yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres usungannya pada 2024. Menurutnya, NasDem akan menghargai sikap Jokowi jika betul menterinya terkena reshuffle.

"Ada beberapa alasan kenapa Menteri Pertanian, menteri LHK perlu dievaluasi, juga terkait dengan Partai NasDem yang sudah mendahului mendeklarasikan calon presidennya," ujarnya.

"Kalau menurut hemat saya, dengan sikap-sikap seperti ini berarti NasDem ini kan sahabat baiknya Pak Jokowi, dan selalu disampaikan apapun keputusan Pak Jokowi, Partai NasDem akan menghargai karena Pak Jokowi sahabat dari Partai NasDem. Oleh karena itu, mari kita evaluasi bersama-sama, karena di dalam proses pemerintahan seperti ini, ini ada etika, ada moral," imbuhnya.

Tak hanya itu, Djarot meminta menteri-menteri NasDem mengundurkan diri. Dia menduga ada ketidakcocokan mereka dengan kebijakan Jokowi.

"(Alasan dorong menteri NasDem di-reshuffle) Satu, (karena) kinerjanya. Dua, termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik, untuk menteri menterinya lebih baik mengundurkan diri. Itu lebih gentle. Ya, sebab apa, sebab, rupanya, mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah sosok antitesis Pak Jokowi," lanjut Djarot.

Halaman 2 dari 2
(dwr/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads