Desa wisata menjadi salah satu daya tarik pariwisata di Indonesia. Melansir situs jadesta.kemenparekraf.go.id, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno bahkan menyebut terdapat 1.831 desa wisata di Indonesia yang berpotensi menjual wisatanya kepada wisatawan.
"Waktu kita mulai program anugerah desa wisata Indonesia, ternyata ada 1.831, hampir 2.000 desa wisata. Dan lebih banyak lagi yang belum diterima. Itu dari seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua. Inilah ikon kebangkitan pariwisata kita, desa wisata terbaik," kata Sandiaga dikutip dari website Jadesta Kemenparekraf.
Selain menyajikan keindahan, keharmonisan dan kearifan budaya lokal, ecotourism yang ditawarkan desa wisata pun disebut menjadi nilai tambah dari wisata ini. Terlebih saat ini banyak milenial dan gen z yang tertarik dengan ecotourism dan isu-isu lingkungan.
Melihat hal ini, Kemenparekraf berupaya mendorong perkembangan desa wisata di Indonesia. Salah satunya dengan menggenjot digitalisasi desa wisata melalui berbagai upaya berikut. Mengingat seiring berkembangnya zaman, digitalisasi menjadi hal penting yang perlu dioptimalkan.
Upaya Kemenparekraf Dorong Desa Wisata Digital
1. Penerapan Digital Tourism
Dalam mengoptimalkan digitalisasi desa wisata, Kemenparekraf bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menerapkan strategi 'digital tourism'. Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan informatika di destinasi wisata, termasuk desa wisata.
![]() |
Di samping itu, Kemenparekraf juga meningkatkan paket wisata staycation di hotel-hotel sebagai alternatif wisata hotel yang aman, serta memanfaatkan media sosial Instagram @pesona.indonesia untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia. Bahkan, beberapa desa wisata di Indonesia saat ini telah menerima pembayaran QRIS.
"Industri pariwisata Indonesia sudah seharusnya shifting untuk menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan lingkungan. Beberapa desa wisata sudah menggunakan pembayaran menggunakan QRIS dan asuransi untuk lokasi wisata. Melalui digitalisasi diharapkan mencapai target membuka 1,1 juta lapangan kerja baru di tahun 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024," kata Sandiaga.
2. Implementasi Konten Digital Kreatif
Konten digital turut berperan dalam pengembangan digitalisasi desa wisata. Dalam hal ini, Kemenparekraf mendorong para desa wisata untuk menampilkan kreativitas dalam sebuah konten digital melalui ajang Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Lewat ajang ini, 50 desa wisata terbaik #DiIndonesiaAja membuat konten digital kreatif dalam bentuk video. Adapun konten ini akan memasukkan 7 aspek kategori ADWI meliputi, daya tarik pengunjung, homestay, digital dan kreatif, souvenir, toilet umum, CHSE, dan kelembagaan desa. Konten digital ini pun turut dimuat pada akun YouTube Kemenparekraf.
3. Inovasi Website Jadesta (Jejaring Desa Wisata)
Kemenparekraf juga menghadirkan sebuah wadah komunitas bagi desa wisata di seluruh Indonesia melalui Jejaring Desa Wisata (Jadesta). Melalui Jadesta, Kemenparekraf juga menampilkan berbagai informasi dan arah pengembangan desa wisata mulai dari peta sebaran, kategori hingga event.
Tak hanya itu, situs ini juga memuat tentang produk wisata seperti atraksi, edukasi, dan kuliner yang akan memudahkan wisatawan. Seluruh informasi terkait desa wisata dapat wisatawan lihat melalui situs www.jadesta.kemenparekraf.go.id.
4. Kolaborasi BUMN-Start Up
Kolaborasi juga menjadi hal terpenting dalam mewujudkan desa wisata digita. Terkait hal ini, Kemenparekraf menggandeng sejumlah BUMN dan start up dalam pengembangan desa wisata digital. Pada November 2022, Kemenparekraf menggandeng Mister Aladin menghadirkan program Beli Kreatif Desa Wisata (Beti Dewi) untuk mempromosikan paket desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun pada tahun ini, Kemenparekraf menargetkan 100 paket wisata yang diambil dari 100 desa wisata terbaik di ajang ADWI tahun 2021 dan 2022.
![]() |
Pada April 2022, Kemenparekraf juga menggandeng Ralali Group untuk mengembangkan potensi 1 juta website digital storefront melalui multiple intervention atau 360 Universe Parekraf untuk mencapai target 5.000 desa wisata di tahun 2023 dan 7.500 desa wisata di tahun 2024.
Dalam program Desa Wisata milik Kemenparekraf, Ralali akan memfasilitasi website melalui aplikasi Ralali Connect untuk setiap desa wisata yang telah terkurasi, sehingga para UKM dapat mengembangkan jaringan di era digital.
Di samping itu, Kemenparekraf bersama Telkom juga mengembangkan platform Travel & Tourism Digital Platform Wonderful Indonesia (wonderin.id). Platform digital ini merupakan upaya dalam mendukung digitalisasi desa wisata sekaligus menjadi pusat penyedia informasi lengkap bagi para wisatawan.
Download pdf report di sini.
Simak juga 'Momen Sandiaga Uno Resmikan Desa Wisata Tondok Bakaru di Mamasa':