Momen pergantian malam tahun baru 2023 di Jakarta dan sekitarnya sukses tidak diguyur hujan karena peran tabur garam di langit Jakarta dan sekitarnya. Upaya serupa lantas dilakukan BMKG guna menangani intensitas hujan yang dapat menyebabkan banjir di wilayah Jawa Tengah.
"Saat ini digunakan dengan menaburkan garam sebagai inti kondensasi guna mempercepat terjadinya hujan di laut. Guna melindungi wilayah daratan tertentu, agar tidak banjir," kata Deputi Meteorologi BMKG Guswanto saat dihubungi detikcom, Minggu (1/1/2023).
Guswanto menjelaskan rekayasa cuaca yang dimaksud adalah Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) berupa penyemaian awan hujan dengan cara menaburkan garam ke awan-awan itu. Hal ini, kata dia, dilakukan untuk mengurangi atau menambah intensitas curah hujan di suatu daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam kata lain dapat diartikan suatu metode merekayasa atau mengubah kondisi cuaca dengan tujuan untuk mengurangi intensitas curah hujan atau menambah curah hujan di suatu daerah," tutur Guswanto.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjawab permintaan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo agar rekayasa cuaca dilakukan di Jawa Tengah buntut banjir yang terjadi di Semarang.
Dwikorita memastikan pihaknya sudah mulai melakukan rekayasa cuaca itu sejak pagi tadi.
"Mulai pagi tadi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat dihubungi detikcom, Minggu (1/1).
Dwikorita mengatakan rekayasa cuaca itu akan dilakukan hingga sore nanti pukul 18.00 WIB. Permintaan ini menyusul suksesnya rekayasa cuaca pada malam tahun baru kemarin.
"Direncanakan sampai pukul 18.00 WIB hari ini dilakukan rekayasa cuaca," ucapnya.
Simak juga 'Cara Kerja Metode Cloud Seeding dalam Teknologi Modifikasi Cuaca':