Siti Laela, Penggawa Budaya Batik Betawi

Sosok

Siti Laela, Penggawa Budaya Batik Betawi

Nada Celesta - detikNews
Minggu, 01 Jan 2023 06:55 WIB
Jakarta -

Siang yang lengang di Kampung Terogong, Cilandak, Jakarta Selatan ternyata menyembunyikan buah karya apik yang sempat ditinggalkan. Pada sebuah Lorong, tercium aroma malam yang terbakar di atas tungku. Malam adalah bahan yang digunakan pembatik untuk membentuk pola-pola dasar di atas kain sebelum diwarnai.

Lelehan malam itu menutupi guratan-guratan di atas kain mori yang nantinya menjadi sehelai kain batik. Biasanya, motif-motif yang digubah dalam kain berbentuk ikon-ikon lanskap yang ada di Jakarta. Sebut saja gedung-gedung, patung Selamat Datang, Ondel-ondel hingga sungai Ciliwung. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun telah mengklasifikasikan 7 motif utama Batik Betawi yaitu Pencakar Langit, Jali-jali, Nusa Kelapa, Rasamala, Ondel-ondel dan Tanjidor, serta Ondel-ondel Pucuk Rebung.

Di balik popularitas batik Betawi yang kian berkembang, ada satu orang yang diyakini menjadi penggawa eksistensi salah satu budaya Betawi ini. Dia adalah Siti Laela. Sekitar sepuluh tahun lalu, ia menyadari bahwa budaya membatik di kampungnya semakin menghilang. Ia mengatakan, jumlah pembatik sudah sangat jauh berkurang dibandingkan dengan masa kecilnya. Dulu, ia sering melihat ibu-ibu di Kampung Terogong membatik untuk memasok produksi batik di Tanah Abang, Palmerah, dan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia berpikir, membatik bisa menjadi solusi bagi ibu-ibu yang tidak memiliki penghasilan tambahan bagi keluarganya. Maka, dengan modal yang terbatas Laela pun bertekad untuk menghidupkan kembali budaya membatik di Kampung Terogong. Namun, Laela harus terlebih dahulu menghadapi keraguan keluarganya.

"Bahkan keluarga sendiri pun sempat meragukan, ngapain sih mau bikin batik? Gitu. Akhirnya saya bilang, ya nggak apa-apa. Memang harus dilestarikan," tegas Laela.

ADVERTISEMENT

Tekad kuat Laela pun akhirnya meluluhkan kerisauan keluarganya. Tidak hanya itu, ia pun berhasil mengajak mereka untuk ikut pelatihan membatik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Sebagai orang Betawi, saya pun ingin kembali menghidupkan kembali batik yang dulu pernah ada di kampung saya ini. Akhirnya, di tahun 2011, saya beserta keluarga besar saya, generasi di bawah saya, keponakan-keponakan saya itu belajar lagi membatik yang pada saat itu didanai oleh Pemda DKI," jelas Laela di program Sosok detikcom.

Laela menyadari bahwa kegiatan yang masif harus dikumpulkan dalam sebuah wadah organisasi. Maka, Laela pun mendirikan Batik Betawi Terogong di tahun 2012. Dalam membuat batiknya, Laela banyak menonjolkan ikon-ikon Jakarta dan khususnya Betawi. Misalnya, motif Ondel-ondel, Monumen Nasional, dan berbagai jenis flora-fauna yang identik dengan Jakarta.

"Kalau batik dari Solo, Jogja, itu punya pakem-pakem tersendiri, ya. Nah, sementara di Jakarta ini nggak. Sekarang saya lebih membuat motif-motif batik Betawi yang kontemporer. Seperti Ondel-ondel, Monas. Flora fauna juga. Jadi, yang berkenaan dengan ikon Jakarta. Saya ingin memperkenalkan kepada orang bahwa sebelum jadi kota besar, Jakarta ini kan juga kampung," jelas Laela.

kerja keras Laela yang juga menjadi motor ibu-ibu di kampunya untuk membatik belum memperlihatkan hasil. Pada tahun-tahun pertama, keberadaan Batik Betawi Terogong bahkan belum banyak dikenal.

"Di tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, itu saya ya udah kita hanya menghasilkan, menghasilkan, tanpa tahu ini mau ke mana, gitu. Pada saat itu, ya ibu-ibu yang datang ya mereka hanya membuat aja, kita sampaikan (bahwa) kita belum bisa menjual, jadi ya yang dibuat ya dibuat saja, gitu," kenang Laela.

Gayung bersambut. Keadaan mulai berubah di tahun 2014. Batik buatan Laela dan ibu-ibu pebatik Terogong mengikuti sebuah pameran di kelurahannya. Dalam pameran tersebut, ia bertemu dengan Psikolog Kassandra Putranto, lalu diperkenalkan dengan aktris Maudy Koesnaedi. Keduanya pun terpikat dengan batik khas Betawi buatan Laela dan ibu-ibu Terogong.

"Alhamdulillah jalan terbuka ketika saya bertemu dengan Ibu Kassandra dan diperkenalkan kepada Mbak Maudy Koesnaedi. Dari situlah kemudian batik dikenal, malah Alhamdulillah-nya dikenalnya itu justru malah mulai dari tingkat atas dulu, baru ke bawah," kenang Laela.

Permintaan Maudy Koesnaedi yang berpetuah, halaman berikutnya.

Seiring dengan tenarnya Batik Betawi Terogong, Laela pun menambah variasi produknya. Mulanya, Laela hanya memproduksi batik tulis. Lalu, atas permintaan aktris Maudy Koesnaedi, Laela juga mulai memproduksi batik cap. Tak hanya itu, kini Batik Betawi Terogong juga memproduksi batik dalam bentuk pakaian laki-laki dan perempuan.

Bagi Laela, membatik layaknya bercerita. Lewat motif-motif Batik yang ia buat, Laela ingin menyampaikan pada banyak orang mengenai Jakarta, dan khususnya budaya Betawi.

"Saya ingin bercerita dari batik. Dulu Terogong ini juga kampung, gitu. Ketika saya membuat batik, saya itu mungkin dari motif-motif itu, ini lho Jakarta tempo dulu, ini lho Jakarta dengan berbagai jenis floranya, dengan berbagai jenis faunanya. Ini lho Jakarta jaman dulu, ibu-ibunya di sini juga membatik juga seperti halnya dengan ibu-ibu di tempat lain," terang Laela.

Kepada tim detikcom, ia menceritakan kisah di balik salah satu motif favoritnya, yaitu motif Pencakar Langit.

Salah satu motif batik buatan Laela yang paling ia suka adalah Pencakar Langit. Motif ini terdiri dari ikon-ikon Jakarta serta gedung Jakarta yang terlihat berdampingan.

"Ini batik tulis dengan motif Pencakar Langit. Bisa dilihat ada gedung-gedungnya, gedung-gedung sekitaran Jakarta Pusat itu ya, tapi tetap Ondel-ondel lambang Jakarta, ikon Jakarta, sama Kembang Kelapa ya, khasnya Betawi itu saya buat lebih tinggi," jelas Laela.

Batik Betawi Terogong adalah wujud kebanggan Laela terhadap budaya Betawi. Ia tak ingin budayanya yang kaya dan beragam tertutup oleh stereotip masyarakat terhadap orang Betawi.

"Katanya kan, mohon maaf ya, orang Betawi itu katanya malas, orang Betawi itu katanya hobinya jual-jual tanah. Saya ingin bercerita, nggak juga, gitu lho. Saya ingin bercerita, ini lho orang Betawi juga punya karya. Ini lho batik Betawi yang dibuat orang Betawi asli," kata Laela.

Tekad Laela untuk mempertahankan budaya Betawi layaknya motif Pencakar Langit. Baginya, seiring dengan majunya peradaban Jakarta, eksistensi budaya Betawi tak boleh sirna.

"Jakarta silakan maju, Jakarta silakan berkembang, silakan bertumbuh. Tapi, kami orang Betawinya juga harus tetap eksis, gitu," pungkas Laela.

Halaman 2 dari 2
(nad/vys)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads