Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) segera dimulai. Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR memiliki kewajiban merampungkan proyek tembok Pengendalian Terpadu Ibu Kota atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Lantas, apa beda giant sea wall dengan NCICD?
Kabid Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ciko, menjelaskan NCICD merupakan pembangunan tanggul raksasa di bagian utara teluk Jakarta. Tujuan proyek ini agar melindungi Jakarta dari bencana banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah infrastruktur pun akan dibangun dalam NCICD, salah satunya laguna untuk tempat penampungan air.
"Di dalam tanggul ini akan dibuat laguna-laguna besar untuk menampung aliran dari 13 sungai di Jakarta (tempat-tempat penampungan air yang menjadi waduk raksasa)," kata Ciko saat dihubungi, Rabu (28/12/2022).
Secara keseluruhan, pembangunan NCICD terbagi ke dalam 3 fase, yaitu fase A, B, dan C. Fase A terdiri dari pembangunan tanggul atau tembok di tepi pantai yang kini sedang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR.
![]() |
Tentang Giant Sea Wall
Giant sea wall merupakan pembangunan NCICD fase B dan C. Adapun penanggung jawab fase B adalah Kementerian PUPR dan masih dalam tahap perencanaan. Jadi, pembangunan giant sea wall merupakan bagian dari NCICD.
"Fase B dan fase C. Nah di fase B dan C itulah yang disebut sebagai giant sea wall atau tanggul laut. Jadi giant sea wall merupakan bagian daripada NCICD," jelasnya.
Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan yang diterima detikcom, pembangunan NCICD fase B mencakup pembangunan tanggul laut luar dan reklamasi laut (pulau buatan) seluas 1.250-4.000 hektare. Pada fase ini juga akan dikembangkan jalan tol dari Tangerang dan Bekasi. Termasuk pembangunan mass rapid transit (MRT) dari pusat kota ke Jakarta.
Pada fase ini, selain pembangunan tanggul laut luar, ada pembangunan stasiun pompa, pintu air, pemindahan jaringan pipa, dan restorasi hutan bakau dengan perkiraan biaya US$ 4,8 miliar.
Sementara itu, pembangunan tahap ketiga alias fase C mencakup pembangunan tanggul luar di sisi timur Jakarta, tapi sampai saat ini belum bisa ditentukan apakah tanggul laut di sisi luar bagian timur diperlukan. Alasannya, penurunan muka tanah di kawasan timur masih relatif lambat dan sungai-sungai utama masih mengalir bebas.
Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta. Proyek ini sempat di-groundbreaking pada 9 Oktober 2014.
NCICD Fase A Ditarget Rampung 2027
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menargetkan proyek tanggul laut raksasa di pesisir Ibu Kota atau NCICD fase A yang menjadi kewajibannya rampung pada 2027. Total anggaran yang diperlukan mencapai Rp 1,38 triliun.
![]() |
Merujuk pada data grafis NCICD yang diterima dari Dinas SDA DKI Jakarta, setidaknya ada empat lokasi yang menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta. Panjang trase berdasarkan hasil review perencanaan teknis terinci (detail engineering design/DED) Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) Kementerian PUPR pada 2021.
Keempat lokasi itu berada di Muara Angke sepanjang 3,471 km, Pantai Mutiara sepanjang 1,058 km, Sunda Kelapa sepanjang 2,070 km, dan Kali Blencong sepanjang 1,708 km. Berikut rinciannya:
1. Muara Angke
- rencana penyelesaian: 2023-2026
- estimasi anggaran: Rp 671 miliar
2. Pantai Mutiara
- rencana penyelesaian: 2025-2027
- estimasi anggaran: Rp 171 miliar
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Reaksi Heru Disentil Jokowi Soal ITF Sunter-Sodetan Ciliwung-Giant Sea Wall
3. Sunda Kelapa
- rencana penyelesaian: 2023-2025
- estimasi anggaran: Rp 472 miliar
4. Kali Blencong
- rencana penyelesaian: 2023-2024
- estimasi anggaran: Rp 71 miliar
Total: Rp 1,385 triliun
Secara keseluruhan, total tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang dibangun sepanjang 37,356 km. Sejauh ini, total tanggul yang sudah terbangun sepanjang 17,093 km.
Sedangkan yang belum terbangun sepanjang 20,263 km dengan rincian 9,151 km menjadi tugas Kementerian PUPR dan 11,112 km tugas Pemprov DKI.
Jokowi Minta Proyek Giant Sea Wall Dimulai
Presiden Jokowi sebelumnya meminta proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) segera dimulai. Jokowi mengatakan tanggul laut raksasa ini merupakan proyek untuk mencegah banjir rob.
"Kemudian urusan air laut yang masuk ke darat untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan, tetapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai. Saya kira urusan banjir di Jakarta itu yang ingin saya sampaikan," kata Jokowi di Bogor, Jumat (23/12).
Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah meresmikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat (Jabar). Jokowi mengatakan dua bendungan itu akan mengurangi banjir di Jakarta sekitar 30 persen.