Gereja Katedral Jakarta melaksanakan Misa Natal Pontifikal hari ini. Ribuan anggota jemaat menyambut perayaan Natal 2022 dengan antusias.
Pejabat Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie, mengatakan misa pagi dihadiri sekitar 1.600 jemaat. Bahkan kegiatan ibadah sampai memenuhi bagian tenda di halaman Gereja Katedral.
"Kalau tadi sih kelihatannya sekitar 1.600 sampai 1.700 untuk misa pertama. Jadi kita menyelenggarakan tiga kali misa," kata Susyana di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (25/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susyana mengatakan terdapat tiga area yang disediakan Gereja Katedral untuk jemaat. Kapasitas di dalam gereja sebesar 800 orang terpenuhi, sementara di tenda halaman berkisar 500 orang.
"di Plaza Maria itu separuhnya dari kapasitas 550 itu, terpenuhi separuhnya," tutur Susyana.
Sejauh ini, kegiatan Misa Natal Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta berjalan khidmat. Pemimpin Natal, Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo sebelumnya menyampaikan sukacita dan harapannya pada perayaan Natal tahun ini.
"Selamat Hari Raya Natal kepada Anda sekalian, semoga sang firman Yesus tidak hanya tinggal di antara kita, tetapi tinggal di diri kita," kata Uskup Ignatius.
Uskup Ignatius juga menyoroti beberapa hal dalam khotbahnya di depan jemaat. Salah satunya terkait isu perdagangan manusia hingga ujaran kebencian yang mampu mencederai persatuan bangsa.
"Beberapa waktu yang lalu diberitakan, di dalam koran bahwa perdagangan manusia di Indonesia cenderung tinggi sementara kita tahu, perdagangan manusia adalah kejahatan yang paling besar bersama narkoba," tuturnya.
Ia juga menyoroti terkait sampah makanan di Indonesia mencapai ratusan triliun. Ia berharap jemaat bisa lebih peduli terhadap ironi tersebut.
"Sementara saudara-saudara kita sebangsa (ada) yang belum mampu kebutuhan makanannya. Pedulikah akan hal ini?" ujar Uskup Ignatius.
Uskup Ignatius juga menyoroti terkait penggunaan media sosial belakangan. Ia menyayangkan, beberapa di antaranya mengandung isu SARA.
"Kita tahu bahwa ada banyak ujaran kebencian yang berseliweran, 62 persen berkaitan dengan SARA yang pasti mencederai cita-cita persatuan Indonesia," kata Ignatius.
(taa/taa)