Ucapan Jokowi soal Nyanyi Gurauan atau Kegusaran? Begini Kata Pakar

Ucapan Jokowi soal Nyanyi Gurauan atau Kegusaran? Begini Kata Pakar

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Rabu, 21 Des 2022 13:32 WIB
Presiden Jokowi (YouTube Bawaslu RI)
Presiden Jokowi (YouTube Bawaslu RI)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melempar pernyataan sindiran terkait para menterinya yang selalu menjadikannya rujukan tapi tak pernah mengajak nyanyi-nyanyi dan makan-makan. Lantas, apakah pernyataan Jokowi ini bentuk gurauan atau kegusaran?

Pakar komunikasi politik Arif Susanto mencoba memberikan analisisnya terkait gaya komunikasi Jokowi tersebut kepada para menterinya. Dia menilai pernyataan itu sebetulnya bisa diartikan sebagai gurauan dan juga sekaligus kegusaran Jokowi.

"Iya dua-duanya (gusar dan gurau), kalau saya nggak melihat kelewat serius itu konteksnya sebelumnya mungkin, sebelum Pak Jokowi sampaikan pidato, ada Airlangga secara bergurau menyampaikan kemarin bahwa Sri Mulyani menyanyi dan suaranya bagus gitu," kata Arif Susanto saat dihubungi, Rabu (21/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski bisa diartikan keduanya, Arif melihat Jokowi memang memiliki gaya komunikasi seperti itu. Dia menyebut Jokowi sering menyampaikan sesuatu tidak terlewat formal tapi selalu mengandung pesan penting bagi para menterinya.

"Kita harus paham bahwa gaya berkomunikasi Jokowi itu sering tidak terlewat formal kalau dibandingkan dengan presiden presiden terdahulu, kalau mau dibandingkan gitu ya mungkin Gus Dur atau Habibie gitu ya, itu juga gaya komunikasnya juga relatif cair, saya kira Jokowi juga punya karakter serupa, gaya komunikasinya lebih cair lah dibandingkan formal gitu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Tapi esensi pesannya bahwa Pak Jokowi sebenarnya sedang ingatkan tentang sense of crisis, kalau mau diseriusin, ini bukan pesan pertama kalinya Pak Jokowi singgung soal sense of crisis-nya para menteri," lanjutnya.

Kemudian, Arif memandang pernyataan Jokowi tersebut juga sebagai pengingat kepada para menterinya terkait terobosan-terobosan dalam kebijakan. Hanya, kata dia, peringatan kepada bawahannya tersebut dibungkus dengan candaan.

"Kalau kita mau lihat dari apa yang sering disampaikan lewat pidato-pidatonya itu kan Jokowi kehendaki sebuah kabinet yang bekerja, tapi kalau misalnya menteri-menteri terus-menerus bertanya ke Presiden tentang apa yang harus dilakukan berarti kan menterinya kurang dalam membangun terobosan gitu, cuma cara sampaikannya yang dibungkus dengan candaan seperti itu tadi," ujar dia.

Simak analisis selengkapnya di halaman berikutnya.

Simak juga Video: Jokowi Bakal Umumkan Setop Ekspor Bahan Mentah Baru Hari Ini

[Gambas:Video 20detik]




Lebih lanjut, Arif menyebut pernyataan Jokowi soal tidak diajak senang-senang ini juga memiliki ambiguitas. Dia lalu mengaitkan budaya Jawa yang melekat pada Jokowi, di mana teguran disampaikan secara tidak langsung demi menghindari gesekan kepentingan politik dengan para menterinya.

"Memang ambigu, kalau ini dilihat sebagai khas Jawa mungkin ada tapi not completely karena kultur Jawa-nya, tapi completely karena itu. Saya kira kita juga harus menimbang bahwa selain persoalan latar belakang kultur Jawa itu tadi, kita harus menimbang bahwa latar belakang kultur politik yang berkembang dalam relasi antarelite, ini kan elite ini pada satu sisi bekerja sama, tapi pada sisi lain mereka bersaing," jelasnya.

"Tapi persoalannya gimana persaingan ini tidak buat peluang kerja sama itu jadi runtuh, di situ kemudian muncul model-model komunikasi Pak Jokowi, jelas Pak Jokowi nggak mungkin menegur secara keras di depan publik gitu ya, tapi membiarkan juga akan membuat grid kekuasaan Jokowi jadi melemah, jadi memainkan strategi di tengah kultur politik semacam itu menjadi tepat kalau menggunakan model-model sindiran yang memang kita kenal kuat dalam tradisi Jawa. Jadi ketemu antara kebutuhan politik dengan latar budaya tadi itu," lanjut dia.

Pernyataan Jokowi

Sebelumnya, Jokowi berkelakar tak pernah diajak nyanyi-nyanyi tapi selalu menjadi rujukan para menteri ketika menghadapi berbagai persoalan. Siapa menteri yang dimaksud Jokowi?

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat mengakhiri sambutannya di acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (21/12). Dalam kesempatan itu, Jokowi menekankan bahwa hilirisasi dan energi hijau akan menjadi kekuatan besar Indonesia.

"Dua hal tadi, hilirisasi kemudian didukung energi hijau. Sulitnya adalah pelaksanaan. Tapi yang pusing-pusing biasanya diberikan kepada saya," ujar Jokowi.

Barulah kemudian Jokowi menyinggung soal dirinya tak pernah diajak saat ada acara senang-senang. Dia mengungkit acara nyanyi-nyanyi kemarin yang tak mengajak dirinya.

"Kalau yang masalah, yang problem, menteri-menteri itu mesti menghadap saya. Tapi yang enak-enak, kayak kemarin nyanyi-nyanyi, makan-makan, tidak pernah mengajak saya," ujar Jokowi disambut tawa peserta yang hadir.

Pada Selasa (20/12) kemarin, Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur. Jokowi bertolak ke Nganjuk untuk meresmikan Bendungan Semantok.

Sementara itu, pada malam harinya, ada acara Apresiasi Sukses Presidensi G20 Indonesia sebagaimana disiarkan di akun YouTube Perekonomian RI. Acara itu dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno LP Marsudi, Menkeu Sri Mulyani, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita, hingga Gubernur BI Perry Warjiyo.

Halaman 2 dari 2
(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads