Ada Tidaknya Sarung Tangan Sambo Bolak-balik Jadi Sorotan di Sidang

Ada Tidaknya Sarung Tangan Sambo Bolak-balik Jadi Sorotan di Sidang

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 20 Des 2022 15:59 WIB
Jakarta -

Sarung tangan Ferdy Sambo di kasus kematian Brigadir N Yosua Hutabarat kini masih menjadi misteri. Dalam sidang Ferdy Sambo dkk keberadaan sarung tangan di rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan, bolak balik menjadi sorotan.

Keberadaan sarung tangan ini awalnya diungkap jaksa penuntut umum dalam surat dakwaanya. Momentum pertama kali Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan hitam itu diketahui Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

"Untuk meminimalisir perlawanan Yosua ketika rencana jahat tersebut dilaksanakan, maka harus dipastikan Yosua dalam keadaan sudah tidak bersenjata," ucap jaksa saat membacakan surat dakwaan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (17/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaksa mengatakan Ferdy Sambo menanyakan ke Eliezer mengenai keberadaan senjata Yosua yaitu senjata api HS dan senjata laras panjang jenis Steyr Aug. Kedua senjata itu sebelumnya sudah diamankan Ricky Rizal. Untuk senjata laras panjang sudah disimpan di lemari senjata Ferdy Sambo, sedangkan senjata HS lantas diserahkan Eliezer ke Ferdy Sambo.

"Pada saat Eliezer menyerahkan senjata api HS milik Yosua kepada Ferdy Sambo, Eliezer melihat Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan warna hitam sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan merampas nyawa Yosua," ucap jaksa.

ADVERTISEMENT

Perihal sarung tangan ini sempat disorot majelis hakim ketika video CCTV Kompleks Duren Tiga yang mengarah ke rumah dinas Ferdy Sambo diputar pertama kali di sidang pada Senin (28/11). Rekaman tersebut berasal dari hard disk Kompol Baiquni Wibowo yang disita jaksa saat ini.

Mulanya rekaman itu menampilkan rombongan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, termasuk Yosua, tiba di rumah Duren Tiga dari Magelang. Beberapa menit kemudian, Ferdy Sambo juga tiba di rumah.

Terlihat ajudan Sambo, Adzan Romer, turun di depan rumah. Mobil Ferdy Sambo berwarna hitam juga terlihat.

Dari rekaman tersebut juga terlihat ketika Adzan Romer menghampiri Sambo seperti hendak mengambil sesuatu, tapi tidak bisa terlihat jelas karena tertutup mobil. Setelah itu, ada momen Ferdy Sambo memakai seragam Polri jalan masuk ke dalam rumah dan didampingi Romer.

Saat itu, terdengar suara membahas sarung tangan. Hakim ketua Wahyu Iman pun meminta saksi ahli Heri Priyanto memundurkan menit rekaman.

"Saudara ahli tolong diputar lagi saat FS keluar dari mobil," kata hakim Wahyu, saat hakim dan jaksa memastikan sarung tangan Sambo.

Hakim meminta saksi ahli memutar maju mundur rekaman CCTV hingga akhirnya hakim berkata 'udah nggak ada'.

"Setop mundur lagi dikit, maju lagi maju lagi, setop, maju lagi, maju lagi, maju lagi dikit, setop, udah nggak ada," kata hakim.

Tidak diketahui kalimat 'udah nggak ada' yang dikatakan hakim. Apakah 'nggak ada' itu terkait sarung tangan Sambo yang tidak ada, atau yang dimaksud tidak ada yang memperlihatkan jelas sarung tangan Sambo.

Dari pantauan detikcom saat itu, ketika CCTV diputar, tangan sebelah kiri Ferdy Sambo terlihat berwarna cokelat, seperti kulit tangan Sambo. Namun, untuk tangan sebelah kanan, memang tidak terlihat jelas karena tangan sebelah kanan Sambo terhalang oleh tubuh Adzan Romer.

Kesaksian Ajudan soal Sarung Tangan

Dalam sidang sebelumnya, jaksa menghadirkan ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer. Ketika bersaksi, Romer mengaku melihat Sambo turun dari mobil ketika hendak masuk ke rumah Duren Tiga itu sudah memakai sarung tangan.

"Turun. Setelah turun sekitar selangkah dua langkah senjata jatuh. Saya sebagai ADC mau ambil senjata, pas saya mau ambil udah keduluan," kata Romer di PN Jaksel, Selasa (8/11).

Romer juga menjelaskan bahwa saat mengambil senpi itu, Sambo sudah mengenakan sarung tangan hitam. Sambo, lanjutnya, kemudian memasukkan senpi tersebut ke saku.

"Setelah itu dia pungut pakai sarung tangan terus ditaruh mana senjata?" tanya jaksa.

"Saya lihat masukin di saku sebelah kanan," kata Romer.

Jaksa kemudian bertanya ke Romer soal jenis senpi yang dijatuhkan oleh Sambo. Romer pun menjawab bahwa senpi yang dijatuhkan Sambo berjenis HS.

"Yang jatuh senjata apa?" tanya jaksa.

"HS," jawab Romer.

Terkait kesaksian Romer itu, Sambo membantah. Sambo mengklaim dirinya tidak memakai sarung tangan saat tiba di rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga. Dia mengaku tak memakai sarung tangan saat turun dari mobil sebelum peristiwa penembakan Brigadir N Yosua Hutabarat.

"Bahwa saya tidak pernah mengenakan sarung tangan saat turun dari kendaraan," kata Sambo saat menanggapi keterangan ajudannya, Adzan Romer, yang menjadi saksi.

"Kemudian, kedua senjata yang jatuh bukan senjata HS tapi senjata pribadi saya, Combat Wilson yang mirip," lanjut Sambo.

Selanjutnya Kuat dan Ricky ubah BAP soal sarung tangan

Kuat-Ricky Ubah BAP soal Sarung Tangan

Setelah pemutaran CCTV ini sarung tangan Sambo ini terus menjadi polemik. Puncaknya, ketika Kuat Ma'ruf dan Bripka Ricky Rizal Wibowo mengubah berita acara pemeriksaan (BAP) tentang sarung tangan ini, awalnya kedua mengaku melihat sarung tangan lalu mereka mengubahnya menjadi tidak melihat.

Sedangkan Bharada Richard Eliezer menyatakan hal yang sama dengan Romer, dia mengaku melihat Sambo memakai sarung tangan. Artinya, dengan Ricky dan Kuat mencabut BAP, hanya dua orang saja yang mengaku melihat Sambo memakai sarung tangan.

"Kami mencatat ada beberapa perubahan. Jadi saya kasih sedikit informasinya catatan kami terkait dengan sarung tangan," kata pengacara Eliezer, Ronny di PN Jaksel, Rabu (30/11).

Ronny mengatakan Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf sebelumnya mengaku melihat Sambo mengenakan sarung tangan tersebut sebelum membunuh Yosua. Sementara itu, dalam BAP selanjutnya, mereka mengubah keterangan tersebut.

"Di mana Saudara RR dan KM menyampaikan mereka melihat sarung tangan. Tapi, pada BAP berikutnya, mereka mengubah keterangan," ujar Ronny.

Dalam persidangan, Ricky juga menegaskan tidak melihat Sambo memakai sarung tangan. Yang dia lihat, ada masker hitam di pergelangan tangan Sambo.

"Saat FS menembak dinding, kamu lihat FS pakai sarung tangan?" tanya Jaksa.

"Saat diperiksa, saya tidak menyampaikan FS pakai sarung tangan. Saat penyidikan saya sering ditanyakan penyidik, dari keterangan yang lain pakai," jawabnya.

"Tegaskan saja," tanya jaksa.

"Saya tidak yakin itu sarung tangan atau masker warna hitam," jawab Ricky.

"Kamu lihat dia nembak?" timpa Jaksa.

"Saya lihatnya masker yang ada di tangan Ferdy Sambo," jawab Ricky Rizal.

Eliezer Yakin Sambo Pakai Sarung Tangan

Bharada Richard Eliezer mengungkap Ferdy Sambo memakai sarung tangan hitam sebelum insiden penembakan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J). Richard mengungkapkan Ferdy Sambo telah menyusun skenario terkait penembakan Yosua di rumah dinas Jl Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Saya masih agak diam sedikit, gak lama ada suara pak FS di bawah, ada suara FS di bawah, saya turun ke bawah, sampai di ujung tangga sudah ada pak FS, di situ dia sudah menggunakan sarung tangan karet warna hitam," kata Eliezer, Rabu (30/12).

Sarung Tangan Dipersoalkan Lagi

Dalam sidang hari ini, keberadaan sarung tangan juga disorot lagi. Keberadaan benda itu disorot ketika ahli digital forensik Hery Priyanto memutar dan memperbesar rekaman CCTV menjelang pembunuhan Yosua.

"Tolong diulang pada saat FS keluar di-zoom yang besar," kata Rasamala dalam sidang di PN Jaksel, Selasa (20/12/2022).

Hery pun memperbesar video tersebut. Rasamala meminta video diperbesar sampai terlihat pergelangan tangan Ferdy Sambo.

"Nah tangan, pelan-pelan coba, sebelah kirinya," kata Rasalama.

"Nah, zoom (perbesar)," imbuh Rasamala.

Setelah video itu diperbesar, tim pengacara Sambo terlihat riuh. Pengacara Sambo, Arman Hanis, memegang mikrofon, lalu membawa-bawa keterangan Bharada Eliezer soal Sambo memakai sarung tangan.

"Ini membuktikan keterangan Richard (soal) yang menyampaikan bahwa Pak Sambo turun pakai sarung tangan sudah...," kata Arman.

Hakim langsung memotong Arman. Hakim menyebut Arman mempunyai kesempatan untuk menjelaskan hal itu pada sidang berikutnya.

"Nanti mempunyai kesempatan untuk sendiri," kata hakim.

Hery lalu memutar rekaman CCTV yang ada di Kompleks Polri Duren Tiga saat Ferdy Sambo turun dari mobil menjelang pembunuhan Yosua. Pengacara istri Sambo, Febri Diansyah, menyoroti tangan kiri Ferdy Sambo. Febri meminta ahli menyebutkan menit saat Ferdy Sambo turun itu.

"Menit ke berapa itu, Pak? Tidak pakai sarung tangan di kiri," tanya Febri.

"Zoom, zoom," imbuhnya.

"17.10.30 waktu CCTV," kata Hery.

Sambo Minta Hakim Objektif

Usai video CCTV Duren Tiga diputar, Sambo juga menyampaikan pesan ke hakim.

"Terima kasih, Yang Mulia, dengan diputarnya CCTV ini kami berharap Yang Mulia bisa menilai objektif semua keterangan dari terdakwa ini," kata Ferdy Sambo dalam sidang.

Selain itu, Sambo menyebut rekaman CCTV yang diputar dalam persidangan hari ini mematahkan konstruksi perkara dari penyidik yang dinilainya subjektif.

"Karena konstruksi yang dibangun penyidik ini harus mempertersangkakan kami semua yang ada di Duren Tiga," ujar Sambo.

Pengacara Sambo, Arman Hanis, mengklaim CCTV itu mematahkan keterangan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

"Kalau melihat meringankan atau tidak yang pasti tadi pemutaran CCTV kita semua sama-sama melihat dengan jelas. Pertama yaitu terdakwa Ferdy Sambo tidak memakai sarung tangan dan keterangan Richard Eliezer kalau Pak Sambo dari Rumah Saguling sudah memakai sarung tangan," kata Arman usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (20/12/2022).

Arman menuding keterangan Eliezer soal Sambo menggunakan sarung tangan itu dusta belaka. Arman mengklaim dengan pemutaran CCTV itu, semua keterangan baik dari Eliezer maupun mantan ajudan Sambo, Romer soal sarung tangan terbantahkan semua.

"Sudah jelas itu keterangan tidak benar atau bohong ya. Romer juga dalam keterangannya menyatakan bahwa Pak Sambo turun dari mobil di Rumah Duren Tiga memakai sarung tangan, tadi sama-sama kita lihat dengan jelas Pak Sambo tidak memakai sarung tangan. Bahwa keterangan memakai sarung tangan itu terbantahkan semuanya dengan pemutaran CCTV," kata Arman.

Halaman 3 dari 3
(zap/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads