Luhut Minta Belanja TNI-Polri Masuk e-Katalog: Masa Celana Dalam Rahasia

ADVERTISEMENT

Luhut Minta Belanja TNI-Polri Masuk e-Katalog: Masa Celana Dalam Rahasia

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Selasa, 20 Des 2022 14:53 WIB
Jakarta -

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan ingin belanja kebutuhan TNI dan Polri masuk e-katalog. Dia mengatakan hal itu perlu dilakukan agar pengadaan bisa dilihat secara terbuka.

Hal itu disampaikan Luhut dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi 2023-2024 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Selasa (20/12/2022). Luhut awalnya menyinggung penerimaan negara dari pajak batu bara dan kelapa sawit yang bakal diintegrasikan.

"Sama dengan saya tambahin batu bara, batu bara itu sekarang mau kita integrasikan dengan kelapa sawit. Kelapa sawit itu penerimaan pajaknya baru Rp 25 triliun, nah baru kemarin kita lihat ada 46 persen baru yang tercatat dengan resmi. Diaudit BPKP masih banyak yang belum. Sehingga nanti kita satukan," kata Luhut.

Luhut kemudian meminta belanja kebutuhan TNI dan Polri mulai dari makan hingga amunisi dimasukkan ke e-katalog. Dia ingin pengadaan dilakukan secara transparan.

"Sama dengan TNI-Polri, TNI-Polri juga harus masuk e-katalog masa mau pakai celana dalam aja mesti rahasia kan nggak benar itu. Jadi nanti beli makanan, senjata, peluru semua masukan e-katalog. Yang nggak masuk adalah yang intelligence device. Kemudian pesawat terbang gede-gede gitu-gitu nggak usah dibukalah," ujarnya.

"Tapi selain dari itu, makanan, sepatu, baju, kolor, semua itu e-katalog," lanjutnya.

Luhut mengatakan Polri sudah mulai maju dalam transparansi belanja kebutuhan. Dia menargetkan semuanya bisa masuk tercatat di e-katalog tahun depan.

"Kemarin Polri sudah saya lihat maju 70 persen kalau ndak keliru, TNI nanti Januari depan saya sudah bilang Panglima TNI kau harus masukan semua 70 persen paling tidak, jadi tidak ada diskriminatif di kita. Semua tahu apa siapa berbuat apa. Kalau kita selesaikan tahun depan akan membuat negeri kita tertib," ujarnya.

(dek/haf)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT