Terbantah Isu Tak Boleh Keluar Rumah Sebab Solstis Fenomena Astronom

Terbantah Isu Tak Boleh Keluar Rumah Sebab Solstis Fenomena Astronom

Tim detikcom - detikNews
Senin, 19 Des 2022 07:30 WIB
Ilustrasi matahari terbit
Foto: Ilustrasi matahari terbit (REUTERS/TOBY MELVILLE)
Jakarta -

Pusat Riset Antariksa BRIN memastikan narasi yang beredar mengimbau warga agar tak keluar rumah pada 21 Desember 2022 karena solstis hoax. Lalu bagaimana sebenarnya?

Diunggah akun Instagram @prantariksa_brin, Minggu (18/12/2022), solstis berdampak pada gerak semu harian matahari ketika terbit hingga terbenam. Dia menyebut hal itu bisa berdampak pada pergantian musim.

"Secara umum, solstis berdampak pada gerak semu harian Matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam; intensitas radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi; kemudian berdampak pada panjang siang dan panjang malam; serta berdampak ke pergantian musim," kata Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi dalam unggahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak Ada Kaitan dengan Bencana Alam

Andi menjelaskan bahwa narasi soal dampak berbahaya solstis tak seperti narasi yang beredar di media sosial. Fenomena solstis ini tidak ada kaitannya dengan bencana-bencana alam seperti gempa bumi hingga banjir rob.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan. Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

"Sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi," lanjutnya.

BRIN juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan kabar seperti ini. Masyarakat diimbau agar bisa mengedukasi dengan bersumber dari pihak yang terpercaya.

"Jika #KawanBRIN menemukan berita maupun imbauan yang berasal dari pihak yang belum tentu jelas kebenarannya dan kurang dapat dipercaya, dimohon untuk tidak mudah percaya begitu saja, dan berhenti menyebarkan berita/imbauan tersebut, juga dapat mengedukasi sekaligus meluruskan berita/imbauan tersebut dari pihak yang terpercaya," ujarnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Fenomena Langit Desember 2022: Hujan Meteor Geminid-Ursid':

[Gambas:Video 20detik]



Fenomena Solstis

Fenomena solstis termasuk salah satu fenomena langit yang tak jarang terjadi tiap tahunnya. Melansir situs resmi Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena solstis adalah fenomena langit yang terjadi ketika matahari melintasi garis balik utara maupun garis balik selatan.

Saat fenomena solstis terjadi maka yang terjadi adalah matahari terletak paling utara maupun paling selatan pada saat tengah hari. Selain itu, akan terjadi durasi panjang siang hari lebih lama dibanding durasi panjang malam hari pada di belahan bumi bagian utara atau bagian selatan. Tergantung periode fenomena solstis ini terjadi.

Periode fenomena solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember. Sehingga fenomena solstis ini dibagi menjadi dua berdasarkan periode terjadinya yaitu solstis Juni dan solstis Desember.

Fenomena Solstis Juni

Fenomena solstis Juni adalah fenomena ketika matahari terletak paling utara pada saat tengah hari. Pada saat solstis Juni terjadi berarti panjang siang hari lebih lama dibanding panjang malam hari di belahan bumi bagian utara, begitu pula sebaliknya.

Pada fenomena solstis Juni, jika menggunakan waktu matahari sejati, maka matahari akan terbit lebih cepat di bumi belahan utara. Sebaliknya, matahari akan terbit lebih lambat di belahan bumi bagian selatan.

Fenomena Solstis Desember

Fenomena solstis Desember adalah fenomena ketika matahari terletak paling selatan pada saat tengah hari. Pada saat solstis Desember terjadi berarti panjang siang hari lebih lama dibanding panjang malam hari di belahan bumi bagian selatan, begitu pula sebaliknya.

Pada fenomena solstis Desember, jika menggunakan waktu matahari sejati, maka matahari akan terbit lebih cepat di bumi belahan selatan. Sebaliknya, matahari akan terbit lebih lambat di belahan bumi bagian utara.

Halaman 2 dari 2
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads