Lantas, apa penjelasan ahli terkait fenomena tersebut? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Penjelasan BPBD
Dilansir detikJatim, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jawa Timur (Jatim) Satriyo Nurseno membenarkan bahwa fenomena tersebut memang terjadi. Ia mengatakan fenomena pasir mengalir tanpa air adalah hal biasa.
"Menurut informasi dari Agen Bencana Jatim Kabupaten Lumajang, peristiwa itu memang benar terjadi," ujar Satriyo, Kamis (15/12).
Satriyo mengatakan peristiwa itu terjadi di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, pada Kamis (15/12/2022) sekitar pukul 15.00 WIB.
"Kejadian tersebut memang sudah biasa terjadi dikarenakan lokasi tersebut memang jalur dari lahar (Semeru)," ucap Satriyo.
![]() |
Penjelasan Pakar ITS
Dosen Teknik Geofisika ITS M Haris Miftakhul Fajar, MEng, memberikan penjelasan secara ilmiah terkait fenomena aliran pasir tanpa air dari Semeru. Ada kemungkinan bahwa fenomena itu adalah grain flow.
"Kalau memang benar aliran material Gunung Semeru itu tanpa adanya air, yang terjadi adalah aliran grain flow, yaitu suatu jenis aliran sedimen yang di-trigger (dipicu) gravitasi dan tumbukan antarbutir pasir yang tak terikat satu sama lain atau disebut cohesionless," kata Haris, Jumat (16/12).
Butiran pasir yang tak terikat satu sama lain dan bertumbukan menghasilkan tekanan. Akibatnya, butiran pasir vulkanik terus bergerak, bergesekan dengan batuan dasar tempat butiran itu mengalir dan tidak sampai mengendap.
Grain flow sangat mungkin terjadi pada endapan pasir dari Semeru, terutama bila komponen utama pasir itu dominan pasir yang panas dan sama sekali tidak basah.
Soal pergerakan pasir yang seperti mengalir, hal itu dapat disebabkan oleh sudut kemiringan atau sudut reposisi yang mencapai minimal 30 derajat. Grain flow bisa terjadi pada sudut kemiringan tersebut.
"Beda ceritanya kalau endapannya didominasi bukan pasir, tetapi bongkah dan blok. Yang terjadi adalah guguran awan panas. Aliran grain flow itu tidak secepat aliran awan panas, sehingga pada aliran grain flow tidak sampai menyebabkan abu vulkanik beterbangan," jelas Haris.
Semeru Dilanda Banjir Lahar Dingin
Fenomena pasir mengalir tanpa air terjadi saat banjir lahar dingin di Gunung Semeru. Banjir tersebut mengaliri sejumlah daerah aliran sungai, seperti Kali Lanang dan Besuk Kobokan di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Akibat banjir lahar dingin yang bertemu endapan material vulkanik sisa erupsi Semeru yang masih panas, letusan sekunder terjadi di sepanjang jalur aliran lahar itu. Letusan itu menimbulkan asap pekat yang membubung tinggi, tetapi tidak berdampak ke permukiman warga karena lokasinya yang cukup jauh.
"Telah terjadi banjir lahar Gunung Semeru di sejumlah DAS. Di antaranya di Besuk Kobokan dan Kali Lanang. Material erupsi yang masih ada mengakibatkan letusan sekunder," ujar Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Lihat Video: Geger Pasir Mengalir Tanpa Air di Jalur Lahar Gunung Semeru
(kny/dnu)